KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPOV NayaPart 9"Nay, aku mau ngomong," ucap Mas Arman padaku."Ngomong aja," jawabku ketus."Besok kamu kerumah Ibu untuk meminta maaf. Agar hubungan kalian segera membaik, aku capek terus begini," lirih Mas Arman yang membuatku tersenyum sambil menangis.Setelah memastikan Daffa sudah tidur. Aku bangkit dari pembaringan. Menatap Mas Arman dengan rasa tidak percaya. Inikah laki-laki yang kupilih menjadi suami?"Kamu pikir cuma kamu yang capek, Mas? Kamu pikir cuma kamu yang lelah? Aku juga. Aku hampir gila menghadapi Ibu dan Adikmu itu," tampikku geram."Apa susahnya sih kamu minta maaf, Nay? Kamu cuma perlu datang dan bilang 'maaf'," jawab Mas Arman mengangkat kedua tangannya sambil menggoyangkan kedua jarinya seperti tanda petik."Susah, menurutku itu susah. Kalau kamu mau aku minta maaf, itu akan selamanya menjadi harapan kalian," ucapku pelan kemudian berjalan mengambil ponsel yang dari tadi aku charger.Rencananya aku akan melanjutkan beberapa bab ma
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 10POV Naya"Mpok, Bu Narsih siapa?" tanyaku penasaran setelah beberapa orang di sini sudah pulang."Eump… itu." Mpok Atik terlihat gugup saat aku menanyakan siapa Bu Narsih."Mpok, ini berapaan? Sama tolong parutan kelapanya satu ya," ucap seorang Ibu-ibu yang membuat perhatian Mpok Atik beralih."Iya, Buk. Saya parut sekarang," jawab Mpok Atik pergi meninggalkan aku dan Ibu-ibu tadi. Suara mesin parut kelapa nyaring terdengar. Membuat Daffa merasa tidak nyaman, apalagi sekarang sangat panas.Aku memilih pulang saja kerumah, nanti jika warung Mpok Atik sedang senggang akan aku tanyakan kembali.*Setelah selesai memasak, aku memilih menidurkan Daffa sambil mengASIhi. Kutepuk pelan punggungnya agar dia segera tertidur.Tidak sadar aku hampir saja tertidur bersama Daffa. Sayup terdengar suara gaduh dari luar, siapa ya siang-siang begini."Tidak bisa, Bu. Barang ini COD, jadi bayar dulu kalau mau nerima," ucap seorang laki-laki di depan rumahku."Saya I
Jangan Lupa Subscribe dan Follow ya sahabat! 💜😘KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 11POV Naya"Jangan macam-macam ya kamu. Kamu itu cuma anak kemarin sore yang menikah lalu jadi bagian keluarga yang tidak diharapkan. Jadi jangan pernah ungkit nama wanita itu lagi," teriak Ibu berang.Aku terkejut melihat reaksi Ibu. Di luar dugaan, aku pikir Ibu akan melemah karena aku tahu rahasianya. Tapi nyatanya malah seperti ini."Siapa yang mengatakannya padamu? Si Atik itu? Tunggu saja dia akan mati di tanganku," teriak Ibu lagi sambil melipat lengan bajunya.Aku hanya bisa menelan Saliva yang terasa kering. Astaghfirullah, apa yang harus aku lakukan."Kenapa Ibu terlihat sangat marah? Siapa sebenarnya Bu Narsih?" Jujur saja, sebenarnya aku sangat takut jika Ibu marah. Karena dia termasuk perempuan yang barbar.Dulu ketika pertama kali aku dikenalkan oleh Mas Arman pada Ibu dan Lela. Perasaanku sudah merasa tidak enak. Bagaimana tidak, Ibu masih terlihat muda dan awet."Kamu nggak tau siapa N
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 12POV ArmanBrak!Aku melempar tas kerja ke sembarang arah. Moodku benar-benar buruk akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, banyak sekali keluhan Ibu dan Lela tentang Naya. Ketika aku menegur Naya, yang ada malah keluhan balik yang disampaikan.Aku mengusap wajah dengan kasar. Jika aku membela Ibu, maka Naya mengancam akan pergi dari rumah ini. Tapi jika aku membela Naya, maka aku akan disebut anak durhaka.Entah mengapa satu bulan ini Naya menjadi lebih agresif. Dia tidak lagi mau mengalah pada Ibu dan Lela. Padahal apa susahnya dia pergi kerumah Ibu dan meminta maaf sebagaimana mestinya.Benar kata Ibu, tidak mungkin dia yang kesini lalu meminta maaf pada Naya, menantunya sendiri. Ini bukannya minta maaf, Naya malah semakin membuat masalah.Seperti tadi, Lela mengirimkan aku foto mobil anak aki. Mobil yang harganya sekitar tiga juta. Lela mengatakan jika mobil itu hadiah ulang tahun untuk Daffa yang belikan oleh Naya.Pertamanya aku tidak yakin jika Nay
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 13"Dan kamu, Mas. Kamu nggak perlu tau dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu. Karena aku juga tidak tau kemana saja gaji selama ini kamu habiskan. Untukku dan Daffa hanya kamu beri gaji sisa, sedangkan untuk Adik dan keponakanmu. Kamu beri segalanya. Sadar, Mas! Kamu udah nikah.""Ingat! Kalau kamu jatuh sakit atau mati. Tangan inilah yang merawat kamu! Bukan mereka. Daffa lah yang akan mendoakan kamu sampai hari akhir, bukan keponakan kamu!"Aku berteriak histeris berusaha menyadarkan Mas Arman dari belenggu Lela dan Ibu. Bukan aku tidak memperbolehkan Mas Arman berbagi rejeki dengan saudaranya sendiri. Hanya saja dia tidak adil pada kami.Dia memberikan apa saja yang Lela dan Ibu pinta. Tapi tidak dengan aku dan Daffa. Aku seperti harus mengemis dulu jika meminta sesuatu pada Mas Arman. Padahal tanggung jawab utamanya kami."Dasar wanita gila," hardik Ibu menatap ke arahku."Anda yang gila, ingat anak anda ini sudah beristri!" balasku menatap
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 14POV Naya"Kamu boleh pergi, tapi jangan bawa mobilku, Nay." Mas Arman terus berteriak dari belakang. Tapi itu sama sekali tidak membuatku takut atau berubah pikiran.Saat sudah sampai di dalam mobil, aku menurunkan kaca agar mereka bisa mendengar suaraku."Mas, mobil ini di beli oleh Abu dan Umi. Ayah dan Ibuku. Bukan Ibu kamu. Jadi ini mobilku, bukan mobil kamu ataupun Ibu kamu. Jadi jangan melarangku!"Setelah mengatakan itu, aku langsung menginjak pedal gas. Tidak aku pedulikan lagi umpatan demi umpatan mereka. Aku tau Mas Arman sangat menyayangi mobil ini. Buktinya dia merawatnya dengan baik.Begitu juga dengan Ibu dan Lela. Mereka sangat bangga melihat anaknya sudah memiliki mobil pribadi sendiri. Bahkan mereka selalu mengajak kesana kemari saat pertama kali mobil ini dibeli.Aku ingat dulu, ketika ada acara ngunduh mantu tetangga. Kami semua pergi satu mobil dengan Ibu dan juga Lela. Tetapi Ibu dengan kuat menarik tanganku menyuruhku untuk du
Part 15POV Arman"Udahlah, Man. Kamu ceraikan aja Naya. Kamu lihat sendiri kan gimana kelakuannya sekarang!" tegas Ibu setelah kami kembali masuk ke dalam rumah."Iya, Bang. Dia sama sekali tidak menghargai Abang sebagai suami," sambung Lela mengiyakan saran dari Ibu.Aku hanya bisa menghela nafas berat mendengar ocehan Ibu dan Lela. Sama sekali tidak ingin menanggapi. Saat ini pikiranku sedang kalut, bahkan sekarang perutku sangat perih.Azan di mesjid sedang dikumandangkan oleh Muazin. Biasanya jika ada Naya dirumah dia akan mengingatkan aku untuk segera Shalat Magrib. Kenapa rumah tanggaku bisa seperti ini. Padahal aku yakin sudah melakukan yang terbaik untuk semuanya. Termasuk memberikan gaji yang lebih besar untuk Ibu daripada Naya.Karena Ibu mempunyai pengeluaran yang banyak. Karena perabotan dirumah Ibu juga lebih banyak, otomatis bayar listrik juga lebih mahal.Naya marah ketika aku lebih mengutamakan Ibu daripada dia. Padahal seharusnya dia bersyukur mempunyai suami yang S
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 16POV Arman"Arman, Lo dipanggil tuh sama, Bos." Tiba-tiba saat aku sedang membuat laporan Ardi temanku mengatakan bahwa aku dipanggil oleh Bos."Buat apa ya?" tanyaku penasaran."Entah," jawabnya sambil berlalu pergi.Tidak biasanya Pak Bagas menyuruhku ke ruangannya. Karena biasanya hanya dua hal kenapa dia menyuruh karyawannya menghadap. Satu karena akan naik jabatan atau kenaikan gaji. Dua karena ada teguran karena sudah membuat kesalahan.Dengan cepat aku tinggalkan pekerjaan yang menumpuk. Apa mungkin aku dipanggil karena telat memberikan laporan. Pikiranku berkecamuk memikirkan berbagai masalah yang ada di otak.Tok Tok Tok!"Masuk!" suara baritonnya terdengar sampai ke luar ruangan.Klek!"Permisi, Pak," ucapku dengan sedikit menunduk."Duduk," perintahnya sambil menunjuk ke arah kursi.Aku duduk di depannya dengan perasaan was-was. Pak Bagas tidak langsung mengatakan tujuannya. Dia sibuk memeriksa beberapa berkas yang ada di atas meja kerjan