Share

Part48

Keponakan? Memangnya keponakan laki-laki Mama ada berapa banyak? Atau jangan-jangan, yang Mama maksud itu adalah Mas Deni? Ingin sekali aku bertanya. Tapi, takut kalau jawaban Mama nanti malah akan membuatku malu sendiri.

Tapi, kalau tidak ditanya, malah akan membuatku tak bisa tidur. Tanya, tidak, tanya, tidak. Tiba-tiba saja Mama menyudahi makan malam dan bergerak kembali menuju kamarnya. Aku yang masih dilanda rasa penasaran ikut bangkit dan mengikuti langkah Mama dari belakang.

“Ma....”

“Mama ngantuk, Delima,” potong Mama yang menyadari keberadaanku.

Padahal aku sama sekali belum menanyakan apa pun. Aku pun beringsut menjauh, dan membiarkan Mama berjalan sendiri dengan memandang punggungnya dengan perasaan kecewa.

*

Usai membantu Bik Inah membereskan sisa makan malam, aku kembali ke kamar. Malam ini aku kembali melakukan video call ke ponsel Sidik untuk mengobrol bersama mereka. Membicarakan perbincangan sehari-hari yang biasa kami lakukan. Menanyakan bagaimana perkembangan keseh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status