Share

Bab 3

"Baiklah, kalau begitu ceraikan aku sekarang!" ucapnya penuh penekanan. "Jadi kau bisa hidup dengan mamamu."

 

Plakkk....

 

Refleks, aku menampar wajah cantiknya di sebelah kiri.

 

"Maafkan Mas, Rania," lirihku menyesal.

 

"Aku tidak butuh maafmu, Mas. Aku hanya butuh kata talak!"  Rania menatapku tajam, rasa hormat yang selalu dia tunjukan seketika hilang.

 

"Kau sendiri yang buat aku begini, Rania! Jadi, jangan salahkan aku," tanpa bisa menguasai emosi, aku malah membuat suasana Rania semakin jelek.

 

"Terserah!"

 

Hanya sepatah kata yang keluar dari mulutnya,  lalu melenggang pergi. Mau kemana dia?

 

Malam sudah semakin larut, tapi masih belum ada tanda-tanda kalau Rania akan pulang. Ya sudahlah, mungkin dia akan pulang larut. Lagian mataku sudah mengantuk.

 

Tanpa menunggunya, aku pun terlelap.

 

 

**

 

 

"Rania, Ran!" panggil Mama dari luar.

 

Rania? Apa dia semalaman tidak pulang? Aku membuka mata dan meraba ke sebelah kiriku. Kosong. Sepertinya perkataan Mama benar kalau Rania selalu pulang malam ketika aku sedang berada di luar kota.

 

"Ran!"

 

Dengan malas, aku membuka pintu untuk Mama, "Rania belum pulang, Ma,” jawabku lirih.

 

"Apa, belum pulang?" Mama menatapku tajam. "Kelayapan kemana lagi dia?" Ada kebencian dalam nada ucapan mama.

 

"Aku juga tidak tahu, dari semalam dia perginya, pas Mama minta uang," ucapku sambil mengusap wajah kasar.

 

"Mama ingatkan sama kamu ya, istri seperti itu tidak baik dipertahankan, sebaiknya kamu segera menceraikannya," ucap Mama yang sudah lebih tenang.

 

Ceraikan? Bahkan dia yang minta barusan dan hati ini masih menolak untuk itu. Bahkan aku masih belum terpikir untuk ke sana.

 

"Riko!" Mama lagi-lagi menyebut namaku.

 

"Nanti aku pikirkan, Ma."

 

"Bagus, itu baru anak Mama."

 

Setelah mama keluar dari kamar, aku langsung bersiap untuk berangkat kerja dengan mempersiapkan semuanya sendiri. Termasuk pakaian, sepatu, dan yang lainnya.

 

"Sarapan apa hari ini?” tanyaku pada Mama dan Ica yang sedang duduk manis di meja ruang tamu.

 

Kubuka tudung saji yang masih menutupi meja. Kosong. Tidak ada makanan apapun di situ.

 

Baru saja aku hendak bertanya kepada mereka, Rania tiba-tiba lewat di depan kami.

 

"Kamu darimana?" tanyaku setengah membentak.

 

Bukannya menjawab, dia malah menatapku sinis dan masuk ke dalam kamar tanpa satu patah kata pun.

 

Segera aku menyusul, "Darimana saja kamu? Semalam tidur dimana?" tanyaku beruntun, napasku kian sesak ketika melihat bajunya yang sudah berbeda dari malam.

 

"Rania!" bentakku kesal karena dia terus saja diam.

 

"Kalau mau teriak, sana di luar!" ucapnya penuh penekanan.

 

"Kenapa tidak ada makanan?"

 

Rania tersenyum sinis, "Kenapa harus ada makanan?"

 

"Tentu saja kita lapar!" jawabku kesal, bisa-bisanya dia berkata begitu. Tentu saja kami butuh makanan.

 

"Tidak ada makanan yang gratis."

 

"Maksudnya?" aku terkaget ketika mendengar dari mulutnya sendiri yang selama ini selalu berbicara dengan lembut.

 

"Kenapa minta makanan padaku?" Rania menatapku tajam. "Apa kau memberikan uang padaku?"

 

Aku hanya menggeleng.

 

"Kalau kau hanya memberikan uang pada mama dan adikmu, ya sudah. Minta makan pada mereka, bukan padaku!"

 

Pada mereka? Tidak mungkin. Mereka saja kelaparan.

 

"Jaga ucapanmu, Rania!"

 

"Terserah, aku sudah tidak mau menyediakan makanan untuk orang-orang seperti kalian," ucapnya sambil menarik tanganku untuk keluar dari kamar dan menguncinya.

 

"Lihatlah istri yang selama ini menjadi kebanggaan kita, Riko! Dia sudah mengecewakan. Sebaiknya kamu segera mencari yang baru, wanita yang sabar dalam mengurus Mama dan Ica," jelas Mama kembali terisak.

 

"Sana cari!" teriak Rania dari kamar, "Bila perlu cari sepuluh orang, aku yakin mereka akan memilih tidak punya suami daripada satu atap dengan orang-orang seperti kalian!" lanjutnya.

 

Aku dah Mama menahan geram dengan perkataannya.

 

Sangat tidak sopan! 

 

 

 

Next enggak, ya? Kalau rame, nanti di tambahin.

 

 

 

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Mufidah73
lanjut terus
goodnovel comment avatar
agus wahyudi
bab nya terlalu pendek thor... kurang mantab
goodnovel comment avatar
Yuyun Yuningsih
banyak yg typo. lanjut thorr. tak kasih vote se abreg deh biar semangat
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status