"Setia, ya?" Pak Dirga menatapku lekat, seolah dia sedang memikirkan sesuatu yang menyenangkan. "Tentu saja, Pak. Dia adalah wanita yang langka,” jawabku bangga. Tentu saja kebenarannya memang seperti itu, buktinya dia tetap mau menempel padaku. Padahal kan dia juga sudah tahu kalau mamaku dan Ica hanya sering merajuk padaku. "Oh, ya sudah, kalau seperti itu. Aku juga berharap kau juga bisa setia dan menjadi orang yang langka," ucapnya berpesan. ”Tentu saja", jawabku dalam hati. "Karena kalau tidak, mungkin saja akan ada laki-laki yang datang dan membuat istrimu berpaling darimu," lanjutnya membuatku bingung. "Kau ini!" Bara menginjak kakiku, untunglah aku sudah menjauhkan kaki indahku ini sebelum dia menginjaknya. "Kenapa? Kalau mau tanya, tanya
Read more