Share

Bab 2

last update Last Updated: 2022-04-06 23:09:05

  

Seluruh gajiku untuk mamaku

 

 

Perkataan Bara beberapa hari lalu masih terngiang, aku masih bingung dan serba salah. Untung saja kebutuhan untuk beberapa hari ke depan masih ada, cukup sampai aku gajian nanti. Hubunganku dengan Rania juga sedikit merenggang.

 

Pokoknya semenjak dia mengatakan sudah mengundurkan diri, aku menjadi enggan untuk bercakap-cakap sebelum tidur ataupun melihat senyumannya.

 

Semua itu terasa hampa.

 

"Kamu kenapa lagi?" Bara menatapku tajam membuat nyaliku sedikit ciut.

 

Bara adalah orang yang menguasai bela diri, larinya pun sangat cepat. Bahkan ada teman istrinya yang dia bawa lari seperti angin, sampai orang itu tidak sadar kalau dirinya sudah dipindahkan Bara.

 

"Sudah baikan belum sama Rania?" tanyanya. Kali ini dia tidak duduk, tapi membungkukkan badannya sambil kedua tangannya memegang mejaku.

 

"Tidak perlu dekat-dekat."

 

"Kenapa? Kau takut?"

 

"Tidak. Aku bukan laki-laki yang penakut."

 

Alasan apa yang harus aku katakan padanya kali ini? Dia pasti akan menceramahi aku lagi.

 

"Pak Bara, maaf, ditunggu direktur Azam di pantry!"

 

Disaat aku sedang memikirkan alasan, Kiya, sekretarisku tiba-tiba mengetuk pintu yang terbuka dan mengabarkan kalau direktur Azam menunggunya.

 

Akhirnya aku lolos.

 

Sebelum menghilang dari balik pintu, dia menatapku lekat, "Renungkan apa yang aku katakan waktu itu!" lalu dia menghilang.

 

Ah, akhirnya bisa bernapas lega.

 

 

***

 

 

"Kok kamu kusut gitu, Mas?" tanya Rania ketika melihatku masuk ke dalam rumah. Aku tidak menjawab, pertanyannya kuanggap sebagai angin lalu.

 

Bukannya diam, dia malah mengejarku sampai ke kamar.

 

"Salim." Rania menarik tangan kananku, tapi langsung kutepis.

 

"Kamu kenapa, sih, Mas?" dia mulai terpancing.

 

Tapi aku masih diam. Apa yang selama ini mama dan Ica katakan benar, kalau Rania gampang tersulut emosi.

 

"Enggak usah tanya-tanya aku!"

 

"Loh, terus aku tanya siapa, Mas?" Rania menatapku dengan tatapan yang tidak biasanya, karena aku baru pertama kali melihatnya.

 

"Terserah. Pokoknya jangan tanya aku kalau kamu enggak kerja."

 

Rania terdiam ketika melihatku membuang baju sembarangan. Tatapannya mulai tajam ketika lemparan kaos kakiku tepat ke meja kecantikannya.

 

"Mas!" Rania mulai terbawa emosi, tapi aku pura-pura tidak mendengar. Malas sekali jika harus mendengarkan perkataan dari wanita pengangguran.

 

"Enggak usah bentak gitu, aku gak budek!"

 

"Apa yang kamu lakukan, Mas?"

 

"Kamu punya mata kan?" kini suaraku lebih mendominasi.

 

"Rik, Riko!" panggil Mama dari luar, aku langsung membuka pintu.

 

"Kenapa, Ma?"

 

"Mama minta uang, ya?" 

 

"Uang? Bukannya aku baru saja memberikannya kemarin?"

 

"Enggak cukup, Rik. Mama sudah naksir baju yang ada di Mall kemarin. Tapi uangnya kurang."

 

Melihat ekspresi Mama yang memelas seperti ini membuatku tidak tega, bergegas aku mengambil uang yang masih ada di brankas.

 

"Tunggu, Mas!" Rania menghadangku.

 

"Janganlah kamu halangi Mama, Ran," ucap Mama terisak. "Apalagi kamu kan belum pernah beliin Mama dan Ica baju satu pun."

 

"Mama jangan fitnah!" ternyata tatapan tajam Rania tidak hanya padaku, tapi juga sama Mama. Aku sungguh tidak sadar kalau wanita yang kunikahi ini ternyata punya sifat yang berbeda.

 

"Rania berhenti! Kamu jangan buat Mama semakin sedih, aku tahu Mamaku bukan wanita yang sudah melahirkanmu. Tapi setidaknya sayangilah!" bentakku.

 

"Jadi kamu menilaiku begitu, Mas?"

 

"Aku hanya menilai dari apa yang aku lihat, Rania."

 

"Kau tidak adil, Mas!"

 

Darahku seketika mendidih ketika Rania mengatakan aku tidak adil.

 

"Katakan, dari arah mana aku terlihat tidak adil?"

 

"Pikir saja sendiri!" Rania kembali menghadangku agar tidak bertemu dengan Mama.

 

"Jangan halangi aku!"

 

"Atas dasar apa kamu memberikan Mama uang untuk membeli baju, sementara beras sudah kosong?" ucapnya.

 

Kini aku terdiam. Belum sempat aku mengulurkan tangan, Mama sudah maju ke sampingku dan mengambilnya.

 

"Terima kasih ya, Riko. Kamu memang anak yang berbakti, Mama bahagia punya anak sepertimu," ucapnya, kemudian berlalu.

 

Rania menatapku tajam, "Mau sampai kapan kamu seperti ini, Mas?"

 

"Seumur hidup, karena dia wanita yang sudah melahirkan aku."

 

"Baiklah, kalau begitu ceraikan aku sekarang!" ucapnya penuh penekanan. "Jadi kau bisa hidup dengan mamamu!"

 

 

 

**

 

 

Next enggak, nih?

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
agus wahyudi
bahasanya to tue point, ga berbelit belit
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
bgs kata2 terakhirX...
goodnovel comment avatar
Safariyah Nurhayati
bikin ngga mau berenti baca...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 54 Akhir Cerita

    PoV Riko"Meskipun dia Surya, perkataannya pasti tidak serius. Aku berani bertaruh kalau dia hanya becanda." Bara menepuk pundakku dengan sangat keras. Padahal jelas-jelas barusan suaranya Mas Surya terdengar sangat mengerikan."Perkataannya sangat menakutkan, mana mungkin hanya becanda." tegasku menepuk pundak Bara dengan keras. "Lagipula selama ini aku tidak pernah mendengarnya berbicara menakutkan begini." lanjutku yakin.Bara menatapku sekilas, lalu matanya terlihat mencari di mana keberadaan laki-laki yang mirip dengan Mas Surya itu. Suaranya pun kini sudah tidak terdengar. Aku akui penciumannya memang tajam, tapi bukankah anjing pengendus saja seringkali salah? Apalagi dengan Bara.Dia tiba-tiba menatapku dengan tajam. "Jangan samakan aku dengan hewan, sebelum menyamakan, sepertinya anda lebih cocok dibandingkan dengan hewan daripada aku," ucapnya sambil menyeringai."Maaf, aku hanya menyamankan penciumanmu. Bukan orangnya." Aku menjawab jujur. Bagaimana mungkin berani memprovo

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 53

    "Hai, Ran!" sapaku pada Rania sambil melambaikan tangan. Ia pun demikian, bahkan bibirnya dihiasi senyuman yang manis."Mau ke ruangan Pak Dirga?" tanyaku lirih sambil menyeimbangi langkahnya."Tentu saja, memangnya mau ketemu siapa lagi. Masa sih man-tan suami?" ucap Rania terkekeh, entah kenapa hatiku merasa tersentil ketika mendengarnya, seolah perkataan itu memang ditujukan untukku."Hehehe, mungkin aja, Ran. Kupikir juga begitu." Aku sengaja bersikap percaya diri, jangan sampai dia tahu kalau aku masih memendam perasaan yang teramat dalam padanya.Untung saja Mas Surya membawaku ke rumahnya, jadi tidak melihat bidadari ini setiap waktu."Hah? Gak mungkinlah aku begitu, Dik Riko!" jawabnya malah meledekku.Tanpa bisa dipungkiri dia benar, statusku sekarang hanyalah adik iparnya. Rasanya hatiku semakin sakit, begitu juga ada ini. Sangat sesak."Hai, Sayang!" sama Mas Dirga dari dalam, tepat di depan pintu ruangannya.Ruanganku dengannya memang berdampingan, sudah pasti hati ini aka

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 52

    Dengan langkah yang terburu-buru, kami langsung masuk ke dalam rumah Rania yang ternyata beberapa orang sudah berkumpul di ruang keluarga."Apa benar Tante Nesya ada sangkut pautnya dengan semua kasus ini?" tanya Mas Surya serius. Pasalnya kita semua memang tidak ingin lagi terjadi hal-hal yang sangat merugikan kita.Semua orang terdiam. Mereka hanya meminta kita duduk dengan pelan dan kembali menatap Tante Nesya dengan tatapan yang aku sendiri tidak tahu.Aku merasa tidak mungkin, bahkan mustahil kalau semua yang telah terjadi adalah perbuatannya. Apalagi jika mengingat kalau dia adalah bibi dari Mas Dirga."Jelaskan semuanya, Tan!" suara Mas Dirga terdengar dingin dan pelan. Tapi membuat kita semua bergetar.Selama ini dia memang tegas, tapi masih ada humornya. Namun, jika dilihat sekarang sepertinya tidak.Tante Nesya menatap kami satu persatu dengan tatapan kejam. Seolah kita yang sudah melakukan tindakan kekerasan, sepertinya orang ini memang tidak sesederhana yang terlihat."Apa

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 51

    Kami kembali terdiam ketika Zein tiba-tiba datang dan memberikan informasi yang membuat kita terkejut.Bagaimana tidak, Ica, gadis yang selama ini aku sayangi, dan selalu menjadi prioritas utama wanita yang selama ini menjadi ibu angkatku ternyata hanya seorang anak angkat.Sama seperti aku dan juga Mas Surya."Apa jangan-jangan dia adik kandungmu?" tanya Rania kepada laki-laki yang dulu adalah Bosku, ternyata kakak sepupu itu dengan nada yang terdengar seperti tuduhan.Ternyata dunia itu sempit, ya."Enggak lah. Enak aja. Mana ada aku punya adek begitu." Mas Dirga menolak dengan tegas.Tapi jawabannya malah membuat Mas Surya semakin penasaran tentang hubungan Mas Dirga dengan Ica. Semua itu terlihat dari bagaimana caranya dia menatap."Bisa aja kan ya?" Rania tetap kekeh dengan apa yang disampaikannya tadi.Aku sendiri tidak tahu mana yang sebenarnya. Sekarang sebelum ada bukti, aku belum bisa percaya. Banyak yang terjadi begitu saja."Jangan tuduh aku seperti itu!" Mas Dirga tetap b

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 50

    PoV Rania "Om Rio!" seruku ketika melihat pelaku yang mencoba untuk membakar kantor pusat Papa. Benar-benar Om Rio sungguhan. Semua orang terperanjat ketika mendengarnya. Mana mungkin penjahat ini adalah adik papaku yang baik hati? "Aku sangat tidak menyangka kalau kamu bisa melakukan hal keji seperti ini, Rio!" suara Papa terdengar menggelegar. Mas Dirga, aku, dan yang lainnya langsung berjalan mundur, agar kakak-beradik ini lebih leluasa untuk bicara. "Keji? Kau yang keji. Dasar manusia hina!" laki-laki yang aku kenal baik itu pun bersuara. Padahal dari tadi dia hanya diam dan menunduk. Papa terlihat semakin geram, "Hukum saja orang ini selama-lamanya, Pak," ucap Papa pada petugas kepolisian. "Baik, Pak. Kami hanya menunggu kedatangan Bapak selaku anggota keluarga pelaku," jawab Pak polisi dengan tegas. "Kami akan menahan Pak Rio sesuai dengan hukum yang berlaku!" lanjutnya yang membuat kami semua tersenyum sekaligus bingung. Terutama aku. Apa masalah sebenarnya yang ada

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 49

    PoV Rania"Kenapa, Mas?" tanyaku tanpa rasa bersalah. Memang laki-laki itu begini, ya. Ketika dikejar, malah menjauh. Eh, pas ditinggalkan malah mendekat.Ribet, deh.Kucoba untuk mengatur napas yang naik turun. Jangan sampai Mas Dirga tahu kalau aku hanya sekadar melakukan tes. Bisa bahaya."Aku tak suka kamu mendekati istri kakak sepupumu, Riko," ucapnya dengan nada tetap tenang.Masa iya dia masih terlihat adem ayem melihat istri dan anaknya dekat sama mantan suami. Bukankah harusnya kepanasan, ya? Gak tahu lah.Tapi kuyakin di dalam lubuk hatinya yang dalam pasti cemburu."Aku belum mengakui kalau kau adalah kakak sepupuku!" Mas Riko menatap suamiku sengit.Tapi aku tidak keberatan, Mas Dirga memang berhak mendapatkannya. Tadi dia sudah sok manis di depan Anggi."Bodo amat!""Kamu kok gak tanya kenapa Mas gak kerja?" tanya Mas Riko yang bersemangat untuk mendekat."Cukup! Aku suaminya, dia juga gak tanya kenapa aku gak kerja. Ngapain harus tanya anak tengil kayak kamu!" geram Mas

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 48

    Aku terus saja menatap Zein dengan tatapan membunuh. Memang sudah lama aku kesal padanya, apalagi ketika dengan beraninya dia memintaku untuk menjadi seorang istri.Dasar.Padahal jelas-jelas mamanya tidak akan setuju jika aku jadi menantunya. Karena keluarga besar Zein selalu menganggapku sebagai putri kesayangan mereka.Tatapanku semakin tajam ketika Mama dan Papa semakin antusias mendengarkan perkataannya yang sama sekali tidak masuk diakal. Nyesel dulu aku selalu menceritakan tentang diriku yang konyol hanya untuk mendapatkan perhatian Mas Dirga.Dulu aku memang sekonyol itu, sih. Tapi kan sekarang intinya sudah enggak dan Mas Dirga sudah menjadi milikku."Bahkan Rania itu berkali-kali mengancam perempuan yang pernah dekat dengan Mas Dirga," ucapnya dengan dibarengi gelak tawa.Ingin rasanya aku mencabik bibirnya itu sekarang juga.Siapa suruh punya mulut itu pandai berbicara keburukan orang. Ih, bikin kesal saja.Aku tiba-tiba berdiri dari duduk dan menghampirinya. "Cukup! Aku

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 47

    PoV Rania"Rizky mana, Ma?" tanyaku pada Mama yang sedang membaca sebuah majalah populer."Oh, tadi dibawa Bibi Nesya. Katanya kangen. Padahal baru beberapa hari ya, Ran," ucapnya hanya menoleh sekilas padaku.Deg ... kenapa Bibi Nesya ingin membawa Rizky?Pikiranku mendadak kacau, perasan ini sangat menyakitkan. Bukan aku berpikiran yang negatif terhadap keluarga suami.Bukan.Tapi ini menyangkut keselamatan.Entah kenapa aku selalu ragu kalau Bibi Nesya meminta Rizky. Bahkan dikali pertama saja dia sudah mengecewakan kita.Sekarang apa lagi."Tenanglah, katanya tidak akan lama," ucap Mama lagi tanpa rasa khawatir sedikit pun.Naluri seorang ibu mengatakan kalau ini bukan pertanda hal yang baik-baik saja. Apalagi dia tahu kalau Rizky adalah anak Mas Riko. Bahkan masih menjalin hubungan baik dengan Bu Retno.Sungguh tidak habis pikir dengan pikirannya. Jelas-jelas Bu Retno-lah penyebab di balik kematian beberapa anggota keluarganya."Assalamu'alaikum."Suara salam Mas Durga dan Papa m

  • Ketika Istriku Tak Lagi Kerja   Bab 46

    Aku terkejut setengah mati dengan tindakan yang Bu Retno lakukan ini. Embel-embel 'Mama' pun juga hilang. Rasanya hati nurani ini menolak untuk berkata yang baik-baik padanya.Tapi berbeda dengan Mas Surya, dia sangat terlihat tenang. "Kembalikan anakku!" teriak Rania dengan mata yang sembab. Entah dari kapan dia menangis, karena penampilannya saja sudah terlihat berantakan."Aku tunggu keputusannya, terserah Tante pilih yang mana. Tapi seharusnya tahu kan jalan terbaik mana yang harus ditempuh?" tanya Dirga dengan dengan tatapan yang sama tenang dari Mas Surya.Sungguh di luar dugaan, kalau ternyata Pak Dirga adalah kakak sepupu kita."Tidak! Aku tidak akan membiarkan kalian mendapatkan kebahagiaan di atas lukaku!" teriak Bu Retno yang menatap kami satu persatu dengan tatapan tajamnya."Atas dasar apa orang lain mempunyai anak laki-laki, sementara aku hanya punya perempuan?" lanjutnya yang terdengar sangat kecewa."Itu semua adalah takdir, aku pun hanya punya Rania. Bukankah dia wan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status