Share

Bab 46

Setelah kejadian malam itu aku tidak bertegur sapa dengan Bang Habib, aku diam dan ia malah semakin mendiami ku. Ada rasa rindu dan ingin menyapanya, tapi keegoisan mengalahkan kerinduan di dalam dada. Kami bicara hanya seperlunya saja, bahkan kini kami bagaikan dua orang asing yang setiap hari bertemu.

Beberapa hari berlalu, Hafiz sudah siuman dan keadaannya semakin membaik, walaupun tidak pulih sepenuhnya. Aku sangat bahagia melihatnya kembali membuka mata, tersenyum dan bahkan ia mengoceh seperti biasanya. Masyaallah, aku sangat merindukan momen tersebut. Setelah dua hari Hafiz siuman kami diperbolehkan untuk membawanya pulang, rasanya aku sangat bahagia karena bisa membawa putraku keluar dari rumah sakit yang pasti sangat menyiksanya.

Setelah kepulangan Hafiz, aku dan Bang Habib masih saling diam dan hanya bertegur sapa seperlunya. Sudah sangat lama kami seperti ini, tetapi tidak ada satupun dari kami yang mau mengalah untuk meminta maaf dan memperbaiki semuanya. Rasa gengsi terus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status