Share

Bab 5. Anjing Kecil

Author: Hertibilkis
last update Last Updated: 2023-10-30 22:21:00

Bella masuk ke dalam rumah sambil memegang dadanya yang berdegup kencang akibat berlari, bahkan dia tidak mengkhiraukan orang-orang yang melihatnya berlari begitu saja.

"Aku malah bertemu pria mesum yang lebih mengerikan," rutuk Bella menghela nafas.

"Apa Ibu tidak tidur?" suara Aria mengejutkannya, dia berjalan mendekati anak gadisnya yang terbangun mendengar ibunya masuk sambil menutup pintu dengan keras.

"Apa ibu membangunkanmu?" balas Bella.

"Aku hanya kaget saja ibu menutup pintu."

"Kembali tidur, besok masih harus sekolah kan?" Aria mengangguk kembali tidur meski ibunya masih duduk di hadapannya.

Bella merutuki pria yang menariknya tadi, padahal dia berniat untuk melihat apa saja yang dilakukan tantenya hingga ada begitu banyak pelanggan pria berdatangan dan juga para wanita yang ikut berpasangan keluar masuk membuat dia merasa risih mengetahuinya.

"Apa dia masih waras membuka tempat seperti ini apalagi ada anakku di sini?" rutuk Bella menyesal setuju untuk tinggal di tempat Mona.

Malam yang membuat Bella tidak bisa tidur sama sekali ketika dia harus mendengarkan kelakuan oran-orang yang berpesta poya di luar. Hingga saat pagi tiba, Bella terkejut saat melihat jam dinding sudah siang. Dia juga tidak melihat Aria di sana, di atas meja ada segelas susu bersama roti tawar yang sudah di taburi coklat kasar.

"Sepertinya Kau lelah, Bu. Aku berangkat sekolah tanpa pamit ya, nanti pulang baru aku cium keningmu."

Tulisan yang rapi dari Aria membuat Bella tersenyum, dia tidak tahu jika putrinya bisa berbicara semanis ayahnya dulu. Bella bergegas membereskan rumah dan berniat kembali pergi berharap ada hal yang bisa dia kerjakan dan menghasilkan uang.

Kali ini dia tidak lagi terpaku dengan perusahaan besar yang sering dia lewati. Bella masuk ke sebuah restaurant yang terdapat sebuah kertas yang terpasang di dinsing depan dekat pos jaga. Ada lowongan pekerjaan di sana yang membutuhkan seorang pelayan. Bella bersemangat masuk hingga di ajak ke ruang manager membicarakan tentang lamarannya.

"Di sini juga menerima pekerja yang mau mengambil shif malam, apa Kamu juga bisa melakukannya?"

"Ya, saya bisa." Bella menjawab meyakinkan kemampuannya di depan atasannya.

"Mulai bekerja malam ini, selama 4 jam mulai dari sore. Setelah itu baru ambil hari kerja pertamamu di pagi sampai sore," jelas Manager.

"Hari ini malam hari?" tanya Bella.

"Kenapa, Kamu keberatan?"

"Tidak, hanya saja ..." Bella berpikir keras. "Saya akan mengambilnya," sambungnya.

Hal yang tidak pernah Bella duga bisa langsung bekerja hari ini juga meski bagiannya di malam hari, tapi tidak masalah selama itu pekerjaan yang tidak sulit baginya. Tatapan tajam nya tampak tidak suka dengan perusahaan yang sering dia lewati, apalagi setiap paginya ada banyak orang yang berbaris rapi meski orang yang mereka sambut belum datang.

"Mungkin bos mereka orang bodoh yang gila penghormatan, kalo mau di hormati ya mati saja sana." Bella berbicara sendiri sambil meninggalkan perusahaan dia berniat akan bersiap untuk berangkat kerja nanti malam.

Bella melihat ada beberapa orang yang datang ke rumah Mona membuat dia khawatir, dia menghampiri tantenya yang sedang berbicara dengan seorang pria.

"Aku tidak mau tahu, jika tidak ada wanita yang sesuai seleranya Anda akan menanggungnya sendiri." Ancaman seorang pria membuat Mona hanya diam membuat Bella penasaran.

Baru beberapa langkah hendak pergi, pria yang sempat bicara dengan Mona menatap tajam memperhatikan tubuh Bella dan berlalu pergi.

"Gila, mana ada gadis perawan di tempat seperti ini. Hanya pria gila yang berpikir tempat gelap isinya gadis," gerutu Mona.

"Kau menjual manusia seharusnya pasal hukum tuntutanmu sudah cukup dengan nyawa," tatap Bella.

"Ck, keponakan sialan. Bisanya cuma mengutuk aku saja! Aku sedang tidak mau berdebat denganmu pergi ke tempat amanmu sana, bicarakan kebutuhanmu pada pembantu di belakang." Biasanya, Mona akan bersemangat bagaimana pun situasi keadaannya.

Bella hanya tersenyum tipis pergi ke arah dapur mencoba untuk mencari sesuatu yang dapat dia makan.

"Rumah besar tapi tidak ada makanan sama sekali." Bella membuka semua lemari di dapur.

"Aku hanya kebetulan saja punya keponakan yang tukang acak-acak rumah dan mengomentari dapurku," balas Mona sambil melihat-lihat album poto dihadapannya.

"Aku titip anakku malam ini, ada pekerjaan yang harus aku lakukan hari ini," ucap Bella.

"Malam hari?" tanya Mona penasaran.

"Jangan sampai anak buahmu mengganggu anakku," tegas Bella.

"Mereka sudah aku beritahu."

Bella tidak lagi bicara setelah memakan sebuah apel membuat Mona menatapnya.

"Apa?"

"Sebaiknya Kau saja yang pergi menemui klien aku malam ini," ucap Mona.

"Sekali lagi Kau bicara, aku tidak akan ragu mengacaukan bisnismu."

"Hahaha, aku sudah duga Kau akan mengatakannya. Memang Kamu bekerja di mana?" Mona beralih bertanya, tidak mungkin baginya meminta Bella untuk ikut bekerja sebagai wanita penghibur.

Malam harinya setelah Bella menitipkan putrinya pada Mona yang mengatakan jika malam ini mereka libur. Ada hal yang harus Mona urus untuk menghadapi klien yang sangat sulit dihadapi. Bella sudah siap dengan pakaian kerjanya, pergi sebagai pelayan tidak membuat dia kesulitan, hanya saja saat hendak menyimpan nampan kotor, Bella melihat deretan wanita berbaris di depan sebuah ruangan membuatnya merasa tidak asing dengan apa yang dia lihat.

"Apa semua orang memiliki kebiasaan sama yang aneh, belum datang harus meminta orang lain berbaris menyambutnya." Bella menggerutu tapi dia di panggil manager.

"Kamu antar makanan dan minuman yang ada di kertas ini ke ruangan paling ujung," tegas Manager.

"Baik."

Bella masih bersemangat selama itu aman dia kerjakan. Tapi ternyata ruangan yang harus dia kirim pesanannya adalah ruangan di mana ada begitu banyak wanita yang antri sana. Tidak jarang juga para wanita itu bersaing hanya untuk mendapatkan perhatian dari satu pria. Bella berjalan melewati mereka dan masuk sambil membawa nampan makanan dan minuman masuk ke ruangan yang banyak di nantikan orang.

"Argh, maaf Tuan. Saya akan melakukannya lagi." Seorang wanita menyadari kesalahannya tidak bisa membuat pria yang menjadi tamu besar di sana tunduk padanya.

"Keluar!" tegas Noah mengeluh kesal.

Wanita itu berlari pergi sambil menatap tajam pada Bella yang berhasil masuk dengan pakaian pelayan mengabaikannya. Bella berjongkok sambil menyimpan botol dan beberapa camilan di atas meja.

"Aku sudah bilang tidak membutuhkannya!" Noah berbalik kesal hendak bicara pada anak buah yang ternyata pergi keluar.

Noah terkejut melihat Bella ada di hadapannya dengan wajah tidak bersalahnya. "Heh, anjing kecil untuk apa Kau di sini?" teriak Noah meremehkan wanita yang sempat membuat tangannya terluka.

Bella terkejut ternyata pria yang di nantikan banyak orang ternyata pria malam kemarin yang membuat jantungnya hampir copot.

"Kau ...."

Noah dan Bella saling tatap satu sama lain menilai tentang apa yang sedang dilakukan Bella dan juga Noah tidak kalah melihat wanita itu semakin jauh hingga berlomba mendapatkan perhatiannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 28. Masa Sulit Hilang

    Sudah berapa hari Noah melakukan perjalanan yang melelahkan berhadapan dengan para tetua besar dengan segala ambisi mereka yang membuat kepalanya sakit. Malam hari ketika dia sampai rumah dengan badan yang lelah, masih seperti biasa. Para pelayan sudah berbaris siap menyambut kedatangannya, awalnya Noah mengabaikan hal itu. Namun seketika dia teringat kalau di kediamannya ada Bella yang juga ikut menyambut kedatangannya. Panik sambil tertegun, Noah ingat Bella tidak menyukai rutinitas itu apalagi harus ikut melakukannya. "Bubar!" Sontak mereka yang mendengar penegasan nyaring dari Noah saling pandang keheranan. "Apa aku perlu mengulangnya?" tatapan tajam Noah membuat semuanya ketakutan berlalu pergi setelah membungkuk mendahului Noah kecuali Bella. Melihat Noah berjalan ke arahnya, Bella mulai memperbaiki pakaiannya. "Kenapa dia tiba-tiba menyeramkan, malah mendekat kesini!" rutuk batin Bella. Senyum simpul di wajah Noah mengejutkan Leo yang masih penasaran alasan tuan m

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 27. Cara Mendekat

    Sampai di depan mobil, Bella berjalan mendekat meihat Noah masih berwajah dingin acuh tak menghiraukannya. Duduk di samping Noah, Bella memikirkan cara agar bisa mengembalikan suasana antara dia dengan Noah. "Aku harus apa?" batin Bella kesulitan mengawali perbincangan. Akhirnya, sampai di rumahpun tidak ada perbincangan di antara Bella dan Noah. Padahal Noah berharap Bella akan membujuknya dengan baik. Tapi malah mengabaikannya seakan tindakannya adalah hal biasa dan tidak ada yang terjadi. "Wanita ini memang tidak berperasaan!" rutuk batin Noah. Disambut Aria ketika turun dari mobil, Bella tersenyum masam sambil berbalik melihat kepada Noah yang sudah pergi begitu saja masuk ke dalam rumah. Aria menarik tangan ibunya yang terdiam, Bella masih kebingungan harus mengatakan apa pada Noah. Langkah kakinya pelan berharap Noah berbalik dan mengajaknya bicara lagi seperti sebelumnya. Aria penasaran apa yang terjadi antara Noah dan ibunya. "Apa sesuatu terjadi, Bu?" tanya Aria. "Tidak

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 26. Salah Orang

    Di suasana yang cukup tenang, Bella merasa dirinya jauh lebih baik setelah banyak bicara dengan Noah. Padahal selama ini, tidak pernah ada hal untuknya berbicara pada seseorang apalagi tentang kehidupannya. Terlebih Noah yang baru dia kenal. "Aku mau pergi ke suatu tempat dulu," pamit Bella setelah merasa harus segera ke toilet dengan perasaan yang dia tahan. "Apa mau aku temani?" sahut Noah. Pertanyaannya membuat Bella terkejut sambil menggelengkan kepala malu. Bella berbalik pergi membiarkan Noah melihatnya melangkah pergi ke arah toilet. Dia bergumam membicarakan pria yang tanpa ragu menawarkan diri untuk menemaninya hanya untuk pergi ke toilet. "Apa dia sedang mengujiku atau memang dia tidak tahu batasan antara wanita dan pria?" Di tengah perjalanan, Bella malah berpapasan dengan orang-orang yang tidak pernah dia harapkan untuk bisa bertemu apalagi sampai berbicara dengannya. Mereka saling menatap, Bella yang mencoba mengabaikan.

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 25. Di luar Kendali

    Bella merasa heran bagaimana bisa Noah mengajaknya ke sebuah sekolah elit yang terkenal di kota besar, mereka masuk disambut dengan baik malah tanpa ada kesulitan apapun. "Apa Aria akan menyukainya?" Bella masih memperhatikan area sekolah termasuk deretan fasilitas yang kemungkinan jauh lebih memadai di sekolah itu. "Dia pasti menyukainya," balas Bella."Itu bagus." Pembicaraan Noah bersama pemimpin sekolah juga memperkenalkan Bella padanya tentang anak mereka yang akan sekolah di sana. Walau tanpa ragu Noah mengatakan kalau mereka keluarga, tapi Bella merasa itu jauh lebih baik dibanding harus menutupinya dengan banyak hal yang akannmempersulit mereka. Setelah dapat persetujuan dan juga mendapat kelas yang bagus untuk Aria, Noah dan Bella berencana kembali ke rumah sekarang. Namun, saat di perjalanan Noah sengaja mengurangu kecepatan mobil untuk mencari moment bicara pada Bella. "Jadi itu yang Kamu maksud sesuatu yang membuatku senang?" tanya Bella tiba-tiba. "Lalu bagaimana?"

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 24. Dekati Anaknya Dulu

    Penegasan Noah tentang pekerjaannya, membuat Bella berpikir keras. Apalagi sudah ada perjanjian kontrak kerja di hadapan mereka sekarang. "Entah sejak kapan Leo membuatkan surat kerja sedetail itu? Apa hidupku akan jauh lebih baik dari penjara jika ada di sini?" geruru batin Bella. Bella berpikir lama sebelum dia menandatangani perjanjian kontrak kerja itu, apalagi tujuannya hanyalah kebaikan dan masa depan Aria yang sampai saat ini masih belum kembali sekolah. "Leo akan mengurus sekolah baru untuk Aria, tidak perlu memikirkan apapun lagi," ucap Noah lagi. "Bagaimana dengan sekolah yang sebelumnya?" tanya Bella. "Sudah aku bilang, Leo akan mengurusnya. Apa yang membuatmu khawatir sekarang?" balas Noah. "Aku ... Seharusnya Kamu tanyakan dulu padaku dan kita berbicra dengan putriku," ucap Bella ragu-ragu. "Bukankah ini sedang kita bicarakan?" balas Noah. Bella merasa tidak bisa banyak bicara lagi, dia membaca isi kontrak satu sama lain. Meski Noah tidak mengatakan apapun tentang

  • Ketika Mafia Terjerat Janda   Bab 23. Kesepakatan

    "Sayangnya wanita itu sama sekali tidak menyadari semua perkataanku, seharusnya dia mengerti tentang apa yang ku katakan bahwa dia adalah wanitaku tadi. Tapi ternyata wanita itu sangatlah tidak peka sampai membuat aku malah ingin menariknya dan menegaskan tentang keberadaannya di sini."Noah berbicara sendiri di dalam hati dan pikirannya, tanpa menghiraukan Leo yang sedari tadi memperhatikannya."Kalau saja aku tidak ditekan mungkin aku tidak akan mengikuti kencan buta yang dibuat oleh nenek," ucap Noah membuang nafas berat. Leo yang mendengarnya berpikir sejenak hingga Dia berbicara. "Bukankah Nona Bella sudah ada di sini Tuan! Kenapa anda tidak melakukan seperti rencana Anda sebelumnya?"Ucapan Leo sejenak membuat Noah berpikir keras, dia tidak tahu kalau pernah membicarakan tentang Bella yang akan menjadi wanita pura-pura di hadapan keluarganya."Bukankah itu akan jauh lebih baik jika itu sungguhan?" ucap Noah tersenyum menyeringai."Anda tidak perlu berlebihan Tuan, bukankah nona

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status