Share

Ketika Pewaris Jatuh Cinta
Ketika Pewaris Jatuh Cinta
Author: qeynov

[½] Vero; Si Tukang Rusuh

"Wooo, Uwoo! Karmilooong... Wooo, Uwoooh, Karmilooong!"

Ray Husodo— Daddy Vero, menutup telinganya saat suara sang putra mengalun indah bagai petir ditengah teriknya sinar matahari Jakarta.

"Karrr-mi-loooong, Wooooooo-Uwwoooo!"

"Mommy, itu si Kakak kenapa mulutnya kaya petasan banting?" tanya Ray yang baru saja bangun dari tidur lelapnya.

"Abaaaaaang Veroooo nyanyinya, Ya Allah! Mommy sakit kuping nih." teriak Mellia membuat adik perempuan Vero satu-satunya juga ikut menutup telinganya.

"Mommy, kuping adek sakit ini. Adek nanti nggak cantik lagi kalau budek." protes Vallery pada sang Mommy karena Mommy-nya juga ikut berteriak. Membuat pagi hari mereka semakin semarak.

"Mommmyyyyy." Vero yang masih memakai handuk, tiba-tiba saja menuruni tangga dengan langkah cepatnya, membuat Mommy dan Daddynya panik kalau-kalau itu handuk merosot turun dari pinggang anak itu.

"Bang, Bang! Handuk kamu awas melorot. Kok Daddy serem ya." peringat Ray, bergidik ngeri. Ia tidak bisa membayangkan itu handuk melorot. Ia tidak siap dengan sedekah yang akan anaknya berikan.

"Tenang Daddy, angry bird Abang aman sentosa. Nggak mungkin terbang kaya punya Daddy." kekeh Vero teringat masa kecilnya bersama Ray dulu.

"Apaan Bang, cepetan nanti telat ngampus kamu! Mommy nggak mau ya kamu ngulang mata kuliah dosen kamu lagi."

"Mommy celana dalem Abang yang warnanya pink mana? Kok nggak ada semua?" tanya Vero. Mellia memutar bola matanya. Ternyata itu yang membuat Vero sampai turun hanya menggunakan handuk.

"Em.. Mommy nggak tahu." jawab Mellia cepat lalu buru-buru berjalan kembali ke dapur sebelum anak pertamanya itu berteriak kencang, melukai indera pendengaran semua orang.

"Mommyyyyyyy, Mommy beneran bakar ya?" teriak Vero kencang membuat adik dan Daddynya menutup kuping bersamaan, "Mommyyyy angry bird, Abaaaaaaaaaaang!!"

"Daddyyyyy, Mommyyyy.."

*

Axel mengutuk Vero dalam hati. Pangeran Husodo itu memang sukanya cari ribut. Berasa laki-laki bayaran tahu dia nungguin sepupunya di pinggir jalan. Untung aja dari tadi dia enggak ditawar sama ibu-ibu komplek. Bakalan Axel gantung itu Vero kalau sampai ada yang melecehkan dirinya.

Tin.. Tiin..

"Ncong, masuk! Cepetan! Pak Zakri nih. Bisa diusir kita. Absen udah lemah nih kaya syahwat lo."

Sialan koreng babi, minta diculek matanya nih, gerutu Axel saat Vero datang tanpa dosa dengan mobil mewah anak itu.

Sialan! Kapan Axel dibeliin mobil kaya Vero. Yang ada baru minta udah dilelepin Mamanya di sepiteng dia.

"Ealah, malah diem di situ! Gue suruh razia juga nih ah bencong satu." kekeh Vero membuat Axel melayangkan tasnya ke arah Vero.

"Anjay, durhaka lo mentang-mentang lebih tua seminggu." omel Vero kencang tak terima atas ulah Axel.

"Jalan Pir."

"Bangke, Anjing! Gue tendang juga lo dari mobil gue."

"Apa salah dan dosaku Sayang, cinta suciku kau buang-buang. Lihat saja kan kuberikan, Vero ngebor-ngebor."

"Taik lagu lo Anjing, yang enakan dikit napa Ver."

Vero terkekeh saat melihat raut marah sang sepupu. Dibiarkannya Axel mengganti lagu di Audio Play.

Sejenak Vero menikmati alunan musik yang hanya instrumental belaka itu. Hingga akhirnya suaranya pecah kala mendengar bibir Axel yang berteriak lantang menyanyikan lagu yang katanya enak.

"Wes tak tukokne tali kotaaang sak isssiiiine."

Ciiiitttt..... Bruuukkkkkk......

"Jidaaat gue bencooong!" amuk Axel karena terbentur dashboard mobil Vero.

"KELUAAAAR DARI MOBIL GUEEE, KUTAAAAAAANG!"

"Canda lo, Ver?! Nggak asik lo, ah! Bercandaan kan?"

"Enggakkkkkkk!!!"

Brakk!!!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status