Share

Bab 6

Bab 6

     Kembali Melanie memeriksa handphone Fernando dengan rinci. Na'as sekali Fernando hanya mengunci ponsel dengan gestur wajahnya. Rupanya sangat mudah untuk mengakses semua isi ponsel tersebut.

     Membuka galeri, satu persatu foto mereka Melanie temukan.

     

     "Astaga ya, Tuhan...! Foto ini. Begitu percaya diri kah Fernando berfoto dengan busana seperti ini? Tidak kusangka." Mata Melanie menatap nanar pada sebuah foto syur sepasang manusia yang belum di ikat oleh hubungan apapun.

     Melanie menggeleng-geleng kepala. Andainya saja Melani tidak bisa menahan emosi, sudah pasti saat itu juga kepala Fernando yang tengah tertidur lelap itu ia hantam. Namun, Melanie masih sadar ada hal yang lebih penting yang harus ia lakukan, ketimbang dengan mendamprat kepala lelaki bi*dab tersebut secara langsung dan membabi buta. Nasehat Riana berguna juga.

     Clink...

     Sebuah ide muncul di kepala.

     "Foto-foto ini akan berguna untuk ku."

     Cepat-cepat Melani segera menyalin file-file foto tersebut.

     Belum puas hanya menemukan foto, Melanie masih mencari hal lain yang mungkin saja berguna untuk mendukung langkah selanjutnya.

     "Astagaa...,"

     Lagi-lagi mata Melani dibuat terbelalak dengan tampilan video memalukan di ponsel.

     Seorang wanita dengan pakaian tidak layak dipandang, justru bisa dikatakan tel*nj*ng. Berbuat sesuatu yang  tidak sepatutnya dilakukan oleh sepasang manusia yang belum diikat oleh ikatan suami istri.

     Yang lebih memalukan lagi adalah pemeran video tersebut Fernando sendiri bersama wanita yang kemarin ia sebut dengan Anggia.

     Begitu percaya dirinya dua orang itu merekam adegan-adegan tidak pantas di ponsel mereka. Melanie merasa jijik dengan aktivitas aktivitas yang kini ia saksikan di layar pipih milik Fernando.

     Keduanya mungkin saja ingin memamerkan bentuk tubuh dan kepiawaian mereka dalam melakukan  hal seperti itu. Atau hanya untuk dijadikan momen. Namun, demi Tuhan Melanie ingin muntah dengan aktivitas menjijikkan mereka.

     "Ya Tuhan aku benar-benar dibuat terkejut dengan ulahmu, Fernando." Melanie mengelus dada.

     Video demi video tersimpan di sana, Melani menahan diri untuk tidak terbakar api emosi.

     "Ya Tuhan beri aku kesabaran,"

     Kembali file-file video itu Melanie salin ke ponselnya.

      "Video ini yang akan menghancurkanmu Fernando...!"

     Dengan deru nafas yang menderu-deru, Melanie menyalin video video syur itu ke ponselnya. tidak lupa pesan-pesan menjijikan mereka juga tak luput dari perhatian Melanie. Chatingan-chatingan mereka juga di screenshot lalu dikirim ke ponsel Melanie.

     Merasa selesai, Melanie buru-buru segera menaruh posisi ponsel itu seperti sebelumnya.

     "Aaa... Ma,"

     Hufh... Arsyad menggeliat.

     Secepat kilat Melanie merunduk ke belakang sofa. Hatinya was-was, jangan sampai keberadaannya diketahui oleh Fernando. Melanie tahu apabila sampai ketahuan, maka akan panjang masalahnya.

     Apa yang tidak dikehendaki Melanie terjadi juga, Arsyad bangun dari tidurnya. Melanie sedikit gemetar.

     "Ya Tuhan tolong hambaMu ini. Jangan sampai aku ketahuan kalau sudah mengakses ponselnya."

     Fernando berdiri. Sedangkan Melanie tidak berani tak bergeming.

     "Sudah hampir jam tiga ternyata. Haduuh... Jadi ketiduran disini aku." Terdengar suara gumaman Fernando.

     "Ehhm..." Suara Fernando.

     Lagi-lagi suara Fernando membuat Melanie terkejut. Namun Melanie diam dan tetap diam. Ia berusaha keras agar keberadaannya tidak menimbulkan suara apapun.

     "Disini rupanya..."

     Dugh...

     Dag dig dug jantung Melanie kian kencang. Ucapan itu serasa ditujukan untuknya.

     "Ponsel, ponsel. Untung saja tadi tidak tertindih olehku. Emmmuah." Terdengar suara Fernando seperti mencium.

     Melanie merasa lega. Ucapan Fernando tadi rupanya ditujukan untuk ponselnya sendiri.

     Tidak lama berselang, Perlahan terdengar langkah kaki Fernando menjauh.

     Dengan pelan Melanir mengangkat tubuhnya sedikit. Memperhatikan gerak-gerik Fernando. Benar saja laki-laki itu melangkah meninggalkan ruang keluarga.

     "Astaga ya Tuhan, bagaimana apabila dia ke kamar? Bagaimana jika dia melihat aku tidak ada di sana?" Kekhawatiran melanda Melanie.

     Langkah gontai Fernando ternyata menuju ke dapur.

     Fyuuuuh... Melanie menghembuskan nafas lega.

     Dengan mengendap-endap Melanie segera menuju kembali ke kamar. Menyimpan ponsel dan alat penyadap suaranya tadi ke tempat yang aman.

     Setelah itu Melanie membaringkan tubuhnya di samping Arka. Memang anak itu terbiasa tidur disampingnya, bukan karena tak punya kamar. Namun, alasannya adalah kasihan melihat ibunya tidur seorang diri. Memang ikatan batin antara anak dan seorang ibu begitu kuat.

     "Kalau Mama tidur sendiri, ntar kalau ada maling gimana, siapa yang akan melindungi Mama. Sedangkan Papa jarang ada di rumah?" Begitu ucap Arka ketika ditanya mengapa ia lebih senang tidur bersama sang Mama.

     Melanie memejamkan matanya seolah tengah tertidur lelap di samping Arka.

     Krieet...

     Terdengar suara pintu terbuka. Sudah pasti, Fernando. Melanie diam dengan lelapnya tidur dalam kepura-puraan.

     Terasa Fernando duduk di samping tempat tidur, sejenak tangan pria itu mengelus-elus wajah Melanie. Namun mata Melani tetap terpejam. Dengan dengkur terdengar lirih. Sengaja? Iya memang disengaja. Tepatnya dengkur palsu.

     "Masih terlelap sekali rupanya perempuan ini. Huuuuh, kenapa rasanya tubuh wanita ini sudah tidak bergairah lagi di mataku. Fyuuuh. Sudahlah. besok juga ketemu sama Anggia yang lebih bisa memanjakan."

     "Maafkan aku Melanie, terpaksa kau ku madu secara diam-diam."

     Bisikan lirih itu terdengar dari mulut Fernando.

     Melanie berusaha untuk tetap tenang. Lelaki itu tidak patut untuk dihadapi secara terang-terangan. Perlu cara tertentu untuk membuatnya tahu akan hukuman yang tepat.

      Melani berucap di dalam hati, "Aku tidak yakin kalau pernikahanmu akan berjalan mulus, Fernando. Lihat saja, nanti akan ku permalukan dirimu habis-habisan. Sekarang nikmatilah saja perbuatanmu. Anggap saja kamu menang. Tapi ingat, itu hanya berlaku untuk saat ini, tidak untuk di masa yang akan datang,  kau akan tahu akibat perbuatannya. Akan kubuat mukamu bersemu merah di hadapan setiap orang. Selamat menunggu balasan dari ku Fernando."

Bersambung...

    

    

    

    

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nunyelis
fernando kali knp jd arsyad...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status