Setelah mendengar cerita Xin Jian, aku mengetahui satu hal yang paling penting. Kekaisaran Han benar-benar sama sekali tidak peduli terhadap rakyat kalangan bawah. Aku harus memberitahu Ye Qingyu alasan kenapa Kekaisaran Han melakukan penyerangan di Perbatasan Yangzhou. Aku akan mengirim surat padanya dan memberitahukan semua informasi itu. Ye Qingyu melakukan inspeksi, dan hendak menyeleksi pasukannya yang akan bergabung dengan garnisun Yangzhou. Kalau kekacauan baru saja terjadi. Itu artinya, mungkin belum ada orang yang tahu bahwa alasan Kekaisaran Han menyerang bukan hanya karena permusuhan ratusan tahun. Tapi pertambangan itulah alasan utamanya. Aku segera menggiling tinta dan menuangkan cairan dafnah ke dalamnya. Lalu membentangkan kertas. "Chunhua." "Ya, Nyonya Muda." "Berapa hari merpati pos bisa tiba di Perbatasan Yangzhou?" "Jaraknya tidak terlalu jauh, paling lama dua hari, Nyonya Muda." Aku segera menulis surat. "Siapkan merpati pos dan datanglah tiga puluh meni
Aku menelan ludah, napasku tercekat, segera menggeleng kencang. Tentu saja tidak ingin. Sekarang aja aku sudah kesulitan menyembunyikan rasa maluku.Ye Qingyu tertawa. "Aku bercanda, hanya bercanda." "Kau pikir lucu bercanda seperti itu?" aku bertanya ketus. "Baiklah, aku minta maaf." Ye Qingyu tersenyum lebar. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Aku terdiam, menyumpit lauk lagi, sambil menunggu lanjutan kalimatnya. Sejenak, kami berhasil menghilangkan rasa canggung ini. "Aku mendapat surat dari Ayah. Beliau memerintahkanku untuk kembali ke barak Pasukan Kavaleri Barat. Ada beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan dalam jangka waktu yang lama." Aku meletakkan sumpitku di atas meja. Menatap lurus dengan datar wajah Ye Qingyu yang menyiratkan rasa bersalah."Kau …, pasti kembali sebelum perayaan tahun baru, kan?"Dia sudah berjanji akan membantuku, kan?Ye Qingyu mengangguk. "Sudah pasti." "Pekerjaan apa yang datang tiba-tiba begitu?" tanyaku. Ini adalah hal yang bisa kuketa
Aku menahan napas, memejamkan mata, tidak bisa lagi bersikap biasa saja saat Ye Qingyu berada sedekat ini denganku. Waktu itu, waktu pertama kali melakukan 'itu' dengannya, aku seperti berada dalam keadaan mabuk. Ah, Jiang Xinxin bilang arak pernikahan memang sangat kuat dan seperti mengandung obat perangsang. Jadi aku tidak tahu apakah diriku malu atau justru agresif pada saat itu. Tapi kali ini …. Aku bahkan tidak berani menatap matanya! Bibir kami mulai bersentuhan. Ye Qingyu mendekatkan tubuhnya, hingga kami sepenuhnya saling memeluk dengan erat. Baiklah, aku rasa, aku mulai bisa menerima kenyataan bahwa aku tidak pernah sekali pun keberatan saat tubuhku disentuh Ye Qingyu. Perasaan apa ini namanya? Tok! Tok!"Nyonya Muda, apakah Anda sudah tidur? Saya membawa air hangat untuk mencuci kaki." Aku membulatkan mata, segera mendorong tubuh Ye Qingyu hingga menghantam pintu. "Nyonya Muda?!" suara Chunhua di luar terdengar panik. Aku menyeka bibirku. Segera membalik badan. Ast
Begitu melihat kedatanganku, Xin Jian segera melempar pedangnya dan menghampiriku sambil merengek."Nyonya Muda ..., barusan saya dirundung oleh Tuan Muda Kedua! Anda harus menegakkan keadilan untuk saya." Xin Jian menjatuhkan lutut di depanku sambil menangis. Aku sampai mematung cukup lama untuk memahami apa yang sudah terjadi di sini. Dan Xin Jian, aku tidak tahu dia memiliki sifat yang seperti ini. Biasanya hanya terlihat seperti wanita kuat yang tidak mudah disentuh siapa pun. Tapi siapa sangka Ye Xuanqing membuatnya kesulitan sampai seperti ini. "Berdirilah, Xin Jian, apa yang kau lakukan?" Aku menepuk bahunya pelan. Ye Xuanqing mendekat sambil terkekeh pelan. "Kemampuanmu sungguh luar biasa. Kukira duel ini tidak akan berlanjut selama ini?" Xin Jian berdiri dan melotot ke arah Ye Xuanqing. "Tuan Muda tidak berhati. Saya tidak mendapatkan satu pun kesempatan untuk melancarkan serangan balasan karena Anda meneror saya dengan sebatang besi itu!" "Anda bahkan menyuruh saya un
Buk! Aku menghentikan gerakanku, menatap ke bawah, suara tadi adalah suara saat tubuh tak sengaja menabrak sesuatu. Tapi saat berhenti dan memeriksa sekeliling, aku tidak menemukan benda atau pun seseorang yang tak sengaja kutabrak. "Maaf, Tuan, Anda baik-baik saja?" Aku mengangkat kepala setelah mendengar suara itu. dan menoleh ke belakang untuk melihatnya. Pria yang barusan berpapasan denganku, membuka topi cadarnya, dan membungkukkan kepala di depan seorang pria yang tak sengaja ditabrak olehnya. "Ah, saya baik-baik saja. Terima kasih." Pria itu berjalan tak acuh, melewatiku dan Ye Qingyu yang terhenti di depan pintu karena insiden kecil ini. Mataku terkunci pada sosok yang baru menegakkan kepalanya, dia menoleh ke arahku, tatapan matanya seperti menembus kelopak mataku, tajam. Dia pergi dari sana dan kembali menutupi wajahnya dengan caping bercadar panjangnya. "Kau mengenalnya?" Ye Qingyu menarik tanganku, kami kembali berjalan dan mencari tempat duduk yang kosong di lant
Ye Xuanqing berdiri di depanku dan menatap Xin Jian, raut wajahnya seperti orang terkejut. "Orang ini …," kalimatnya terhenti. Aku menghela napas panjang, "Tidak mungkin kalian saling melupakan identitas masing-masing, kan? Kalau begitu, silakan saling berkenalan lagi saja." Aku meletakkan jarum sulamku di atas meja, dan menatap mereka bergantian. "Ah, kalau begitu saya dulu. Saya Xin Jian, teman Nyonya Muda yang sekarang bekerja sebagai pengawalnya." "Aku Ye Xuanqing. Tanpa kuberi tahu pun sepertinya kau sudah tahu aku siapa, kan?" Ye Xuanqing melipat lengan di depan dada, tatapannya terlihat serius. "Anda pastilah Jenderal Muda yang memimpin Pasukan Kavaleri Utama Perbatasan Beizhou." Xin Jian membungkukkan tubuh. "Sebuah kehormatan bisa mengenal Anda." "Apakah kita pernah bertemu?" Ye Xuanqing tiba-tiba menceletuk. Xin Jian mendadak diam. Dia menatapku dengan mata seperti nyaris keluar. Aku tersenyum paksa, memberinya sinyal untuk bersikap biasa saja meski pun rasanya menyeb