Share

Bab 6

Author: Author Key
last update Huling Na-update: 2025-06-25 03:49:18

"Papa! Ada tamu!"

Revan sedikit mengerutkan kening, ia tidak memiliki janji temu pagi itu. Beranjak dari kursinya, ia melangkah menuju pintu depan, di mana putrinya, Aira yang berusia sekitar tujuh tahun sudah berdiri dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu.

Di ambang pintu, tampaklah Aisyah Saraswati, tersenyum canggung sambil memegang sebuah dompet hitam di tangannya.

"Kamu penjual bunga tadi?" Revan sedikit terkejut. "Ada apa?"

Aisyah mengangkat dompet itu. "Maaf mengganggu anda, Pak Revan. Aku rasa ini milikmu. Jatuh di toko bunga saya saat membeli bunga tadi," ucap Aisyah pelan

Revan meraih dompetnya. "Astaga, aku bahkan tidak menyadari hilang. Terima kasih banyak, Aisyah. Kamu tidak perlu repot-repot mengembalikannya sendiri."

"Tidak apa-apa," jawab Aisyah lembut. "Aku kebetulan sedang ada janji di dekat sini, jadi sekalian saja."

Saat Revan dan Aisyah berbincang, Aira yang sedari tadi mengamati dari balik kaki Revan, tiba-tiba memberanikan diri. Matanya yang polos mena
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ketika Tuan CEO Memintaku Kembali    Bab 6

    "Papa! Ada tamu!" Revan sedikit mengerutkan kening, ia tidak memiliki janji temu pagi itu. Beranjak dari kursinya, ia melangkah menuju pintu depan, di mana putrinya, Aira yang berusia sekitar tujuh tahun sudah berdiri dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu. Di ambang pintu, tampaklah Aisyah Saraswati, tersenyum canggung sambil memegang sebuah dompet hitam di tangannya. "Kamu penjual bunga tadi?" Revan sedikit terkejut. "Ada apa?" Aisyah mengangkat dompet itu. "Maaf mengganggu anda, Pak Revan. Aku rasa ini milikmu. Jatuh di toko bunga saya saat membeli bunga tadi," ucap Aisyah pelan Revan meraih dompetnya. "Astaga, aku bahkan tidak menyadari hilang. Terima kasih banyak, Aisyah. Kamu tidak perlu repot-repot mengembalikannya sendiri.""Tidak apa-apa," jawab Aisyah lembut. "Aku kebetulan sedang ada janji di dekat sini, jadi sekalian saja."Saat Revan dan Aisyah berbincang, Aira yang sedari tadi mengamati dari balik kaki Revan, tiba-tiba memberanikan diri. Matanya yang polos mena

  • Ketika Tuan CEO Memintaku Kembali    Bab 5

    Sinar matahari pagi menyusup malu-malu melalui celah-celah papan kayu yang usang, menari di lantai berdebu Toko Bunga "Aisyah Flo" yang telah lama ditinggalkan. Aisyah berdiri di ambang pintu, jemarinya membelai ukiran bunga mawar yang pudar di gagang pintu.Aroma tanah basah dan kenangan manis masa kecil menyeruak, membangkitkan kembali semangat yang telah lama terkubur.Ini adalah tempat di mana Ibunya pernah menghabiskan waktu berjam-jam, merangkai kebahagiaan dari setiap kelopak. Namun, sejak kepergian Ibunya, Floret ikut layu, tertutup rapat, menyisakan kesunyian dan debu yang tebal. Aisyah, yang kini beranjak dewasa, merasa panggilan tak terhindarkan untuk menghidupkan kembali warisan itu.Dengan napas dalam, ia mendorong pintu engsel berkarat mengaduh pelan, seolah menyambut kepulangannya. Di dalamnya, vas-vas kosong berjejer rapi, menunggu untuk diisi kembali dengan kehidupan. Rak-rak kayu yang dulu penuh warna-warni bunga kini hanya menampung bayangan. Pot-pot tanah liat terg

  • Ketika Tuan CEO Memintaku Kembali    Bab 4

    Sesuatu berdesir di hati Aisyah. Perasaan campur aduk antara sakit, marah, dan putus asa. Ia tahu harus menghadapi Adrian, meski hatinya mencelos membayangkan apa yang akan terjadi.Di sebuah kafe yang dulu sering mereka kunjungi, Aisyah menatap Adrian dengan sorot mata terluka. "Adrian," suaranya bergetar, "Pilih aku atau Kak Amira."Adrian terdiam, tatapannya kosong, seperti jiwa yang terperangkap. Aisyah bisa melihat ada sesuatu yang menahannya, sesuatu yang lebih kuat dari cinta mereka."Aisyah, aku-""Aku tahu kamu mencintai Kak Amira," potong Aisyah, air mata mulai menggenang. "Aku tahu Kak Amira adalah cinta pertamamu."Wajah Adrian memucat. Ia menunduk, tak sanggup menatap mata Aisyah. "Dia, wanita yang nggak bisa aku lupakan.""Lalu, siapa yang kamu akan pilih. Aku atau-""Maaf, aku pilih Amira. Selama ini kamu tahu kalau aku menginginkan seorang anak dari kamu, tapi sampai sekarang kamu belum bisa hamil."Dunia Aisyah runtuh. Kata-kata itu menghantamnya seperti palu godam. I

  • Ketika Tuan CEO Memintaku Kembali    Bab 3

    Mas, maafkan aku soal semalam. Bukan aku menolak permintaan kamu, tapi aku-”Aisyah berdiri di depan pintu, menatap Adrian yang sedang berpaling untuk pergi. Ia merasa sedih dan menyesal, dan ingin meminta maaf atas penolakan nya semalam. "Tunggu, aku ingin meminta maaf sama kamu-" katanya dengan suara yang lembut dan penuh harap.Tapi Adrian itu tidak menoleh, ia tidak mendengarkan permintaan maaf Aisyah. Adrian terus berjalan, meninggalkan Aisyah sendirian dengan perasaan sedih dan kecewa. Wanita itu merasa seperti ditolak dan tidak dihargai, dan Aisyah tidak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya.Aisyah hanya bisa berdiri disana, menatap ke arah Adrian yang semakin jauh, dan merasa sedih karena tidak bisa meminta maaf dan memperbaiki kesalahan yang telah dia lakukan.“Huft, sepertinya Mas Adrian marah denganku.”Aisyah duduk di sofa, memandang ke arah luar jendela dengan pikiran yang berputar-putar. Ia merasa sedih dan menyesal atas kesalahan yang telah dia lakukan, dan ingin

  • Ketika Tuan CEO Memintaku Kembali    Bab 2

    “Amira, kenapa harus di restoran ini? Apa tidak sebaiknya kita mencari restoran lain?”Amira menggeleng kepalanya cepat, ia ingin mengenang masa lalu dengan Adrian. Restoran ini adalah salah satu tempat favorit mereka berdua, dan Amira ingin Adrian kembali mengingat kejadian masa lalu mereka berdua.“Ini restoran favorit kita, aku dan kamu pernah makan disini.”Adrian sedang duduk berhadapan dengan Amira di sebuah restoran tempat yang menjadi favorit mereka berdua, Adrian menerima ajakan Amira untuk makan siang bersama di restoran favorit mereka berdua. Mereka seperti mengenang masa lalu yang masih tersimpan rapi tanpa sepengetahuan Aisyah, baik Adrian atau Amira memang sengaja tidak memberitahukan hubungan mereka yang sempat terputus karena kepergian Amira yang begitu mendadak.“Adrian, apa selama ini kamu masih memikirkan aku?”Adrian menatap wajah Amira yang sedikit berubah, mantan kekasihnya itu terlihat semakin dewasa dan sangat cantik menurutnya. Ada getaran aneh yang terasa di

  • Ketika Tuan CEO Memintaku Kembali    Bab 1

    Mau menikah denganku Aisyah Saraswati?”Aisyah kaget dengan lamaran dadakan Adrian teman masa kecilnya, mereka berdua berteman sejak kecil sampai saat ini. Benih-benih cinta mereka muncul ini ketika mereka sama-sama kuliah di tempat yang sama, Aisyah dan Adrian bahkan sepertinya tidak akan terpisahkan oleh siapapun.“Bagaimana Aisyah, apakah kamu mau menerima lamaranku ini?”Aisyah bimbang, ia tidak tahu harus menjawab apa mengenai lamaran dadakan Adrian. Bagaimanapun, juga ia harus meminta izin kepada kedua orang tuanya agar mendapatkan restu dari mereka berdua.“Aku mau Mas, aku mau jadi istri Mas Adrian. Tapi, aku harus meminta izin kepada ayah ku mengenai pernikahan ini.”“Tenang Aisyah, aku akan melamar kamu secara resmi kepada kedua orang tuamu. Dan, pernikahan kita akan berlangsung dengan mewah.”Benar saja apa yang diucapkan Adrian, lamaran telah ia lakukan dengan cepat. Bahkan, tanggal pernikahan sudah ditetapkan oleh Ayah dari Aisyah. Mereka menyelenggarakan resepsi pernikah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status