Begitulah pembicaraan para Abg tidak ada akhlak itu padahal tidak sadar kalau si objek yang bersangkutan tak merespon sama sekali bahkan terkesan merasa ingin muntah.
Bagi Bastian kekayaan ataupun wajah yang tampan adalah bonus baginyandan ia juga bukan seorang maniak yang mau saja memberikan tubuhnya kepada wanita sembarangan.
Sepanjang perjalanan menuju mobilnya, pikirannya hanya tertuju kepada gadis cantik yang tadi sudah berani memarahinya bahkan tanpa ada rasa takutnya sama sekali.
Tipe cewek seperti itu yang membuat Bastian langsung seperti orang linglung padahal tak di apa apakan oleh Alika.
Berbeda dengan Alika kini yang tengah di marah habis habisan oleh Mikha.Bagaimana tidak sudah berani mengajak ribut pemilik kampus bahkan Alika yang kalem dan manis hari ini tak nampak sama sekali.
" Kamu tadi kesambet setan apa sih, sampai cari gara gara sama tuh orang." Kesal Mikha.
"lho dia yang salah kok masa harus aku yang minta maaf dan mengalah.Sudah cukup aku di rumah di hina hina diluar rumah aku nggak mau harga diriku diinjak injak." Sahut Alika.
" Bukan begitu terseyengku apa kamu beneran nggak tahu dia itu siapa?" Tanya Mikha memastikan lagi.
" Emang penting apanya coba tahu tentang tuh orang." Ketus Alika.
" hoho mati kau nona cantik tapi kudet banget sih jadi orang.Asal kamu tahu ya dia itu pria terkaya dan juga pemilik kampus ini nona," ucap Mikha lemas sambil menatap gemas kearah Alika yang wajah nya antara bengong dengan telmi beda tipis.
" whattt,apes kali nasibku ini ah mati aku aduh kalau dia marah trus beasiswa aku di cabut gimana dong?" Alika frustasi.
" Nah sekarang baru nyaho kanndari tadi lagi dimana neng jadi baru sadar," sindir Mikha.
Alika sangat cemas pasalnya ia hari ini membuat masalah.Dan sialnya orang tersebut adalah pemilik kampus tempat ia menimba ilmu sekarang .
Kalau kuliah dengan biaya sendiri mungkin tak sefrustasi ini.Tapi kali ini lain ceritanya, karena apa yang di perbuatnya tadi pasti akan memancing amarah Bastian.
" Alika bego bego,kenapa sih sampe keceplosan seperti tadi." Alika merutuki kebodohannya.
" Haha baru sadar kan kamu maaf aku tak bisa bantu kali ini.Aku benar benar angkat tangan, sorry guys resiko tanggung sendiri," ujar Mikha sambil mengangkat bahunya.
" Ih Mikha kamu mah tega bukannya kasih solusi ini malah main menyerah saja." Kesal Alika.
" no comment girl's." Sahut Mikha sambil terkekeh geli melihat wajah frustasi sahabatnya itu.
" Ya sudah mumet mikirnya ayo lanjut ke kelas saja," ajak Alika sambil berlalu menuju kekelasnya.
Sampai disana semua orang terpana akan kecantikan wanita yang dihadapan mereka kini.
Kulit putih mulus wajah oval hidung mancung dan wajah yang cantik serta body yang semampai menambah nilai plusnya.
" Heii,kalian tuh bisa tidak matanya di jaga, main lihatin anak gadis orang kaya ada yang aneh saja," bentak Mikha kesal karena melihat tatapan mesum para pria kearah sahabatnya itu.
" Ehh kok jadi kamu yang nyolot sih Mik, kita kan mau lihat bidadari tercantik hari ini ," jawab Ersan salah satu most wanted di kampus itu.
" Tanya Alika memangnya dia mau di lihatin seperti itu sama kalian,enggak kan?" Ujar Mikha mode on.
Alika menarik tangan Mikha ia tak ingin sahabatnya marah marah cukup dirinya yang apes pagi ini.
" Sudah jangan marah lagi nggak enak lihatnya," bujuk Alika.
" Ohh jadi kamu mau di perhatikan mereka tapi aku nggak rela melihatnya bebs apalagi yang sok tebar pesona," ujar Mikha memelas.
" Ya nggak usah ditanggapi anggap saja kalau mereka itu angin yang lagi numpang lewat." Sahut Alika.
" Hemm iya juga ya ngapain aku nyerocos kaya tadi ya?" Mikha sembari memukul pelan jidatnya.
" Haii cantik, gimana kalau hari ini temani aku jalan jalan?" ajak Ersan.
" Astaga San kamu tuh sudah kaya jelangkung tau nggak,datang nggak di undang malah main ajak anak orang lagi." kesal Mikha.
" mmm makasih San tapi maaf ya soalnya aku nggak bisa karena ada urusan yang tak bisa ditinggalkan." Alika memberikan alasan dan supaya Mikha tak buka suara lagi.
" Ok baiklah tapi lain kali jangan nolak ya aku memaksa lho." Sahut Ersan.
" Baiklah tapi aku juga tak bisa janji entah kapan aku bisanya," ujar Alika.
" no problem honey." Sahut Ersan sambil mengedipkan matanya sambil berlalu meninggalkan Alika dan Mikha.
" Sumpah tuh Ersan cakep banget ya aku saja meleleh nih tapi kenapa kamu selalu menolaknya?" tanya Mikha heran.
" huh mata kamu ya kalau lihat yang bening sedikit matanya langsung ijo," ledek Alika.
" Duit kali mah,tapi beneran aku salut sama kamu Ka.Dandanannya biasa saja nggak menor kaya yang lain tapi tetap saja cantiknya membahana membuat semua cowok pada klepek klepek," puji Mikha.
" Hemm tapi tetap saja kan Mik, aku anak yang tak di harapkan mungkin kalau mereka tahu keadaan sebenarnya aku yakin pasti mereka akan menjauhi aku," ucap Alika lirih.
" Kamu jangan sedih gitu dong, aku yakin kamu bisa melalui semua ini.Alika selena ku wanita hebat jadi nggak mungkin menyerah," ujar mikha memberi semangat ke sahabatnya itu .
" Makasih ya Mik kamu memang sahabat terbaikku entah apa jadinya aku tanpa kamu," lirih Alika.
" Huss nggak boleh ngomong seperti itu kita kan best friend forever jadi tak kan terpisahkan?" ujar Mikha sambil memeluk Alika.
" Makasih ya tapi bisa nggak usah peluk peluk soalnya aku masih normal kali." Alika menggoda sahabatnya itu.
" Ihh kamu mah tega Ka, aku lagi melow begini kamu malah menghancurkan suasana." Kesal mikha sambil menghentak kakinya ke tempat duduknya.
" Haha bocah ngambek minta permen ya eneng?" ejek Alika lagi.
Mikha hanya memanyunkan bibirnya kedepan ia kesal karena sahabatnya itu selalu saja menggodanya.
Sementara itu Ersan sedari tadi menatap Alika dalam diam, Ia sudah menyukai Alika dari dulu sejak masuk kuliah hingga kini.
Ia memang tampan tapi bukan seorang playboy,dan bukan tipe pria yang mengandalkan ketampanan untuk menggaet para wanita .
Dalam hidup Ersan hanya ada satu nama yang mengisi hidupnya yaitu Alika Selena.Ia bingung bagaimana mengatakan kepada Alika, bahwa ia sangat menyukainya dan ingin menjadi orang yang berguna untuk nya.
Ersan terlahir dari keluarga kaya jadi menyelidiki soal Alika bukan perkara yang sulit untuknya .
Ia tahu kalau selama ini Alika selalu di perlakukan bak pembantu di rumahnya sendiri, Ia ingin menolong dan menjaga Alika namun apa daya ia tak punya hak untuk melakukan itu semua.
Alika sangat tersentuh dengan perkataan Bastian barusan,ia tak menyangka jika pria yang baru dikenalnya itu sangat menghargai dirinya."Tapi aku nggak terbiasa nggak ngapa ngapain pagi pagi,jadi bisakah lepas pelukannya sekarang." Sahut Alika dengan tatapan memelas."Aku masih ingin dimanja kamu Yang,lagian apa gunanya semua pekerja jika kamu yang harus bergerak sendiri," ujar Bastian sambil menghirup aroma memabukkan dari tubuh Alika."Lepaskan aku nggak kalau tidak aku pulang sekarang!" Ancam Alika yang jengah melihat sikap Bastian kepadanya."Astaga galak amat sih," ucap Bastian yang mencubit hidung Alika."Habisnya kalau nggak digalakin kamunya makin lebay," balas Alika sambil tersenyum.Bastian yang tak ingin Bastian marah,akhirnya melepaskan pelukannya namun dengan hati yang tak ikhlas.Alika kini menuju kedalam kamar mandi dirinya menyiapkan air mandi,lalu menuju ruang ganti untuk menyiapkan pakaian untuk Bastian."Kamu mandi sa
Adam pusing setiap kali mendengar ocehan dari Mira,ia tak mengerti dengan jalan pikiran istrinya itu.Sebab wanita paruh baya itu sama sekali tak mengerti akan dirinya,yang juga tak ingin berada disini."Seharusnya sebelum mengatakan sesuatu kamu harus berpikir dahulu,kenapa sampai kita bisa berada disini," ujar Adam yang terdengar biasa saja tapi sangat menohok."Jadi maksudnya kamu menyalahkanku?" Tanya Mira ingin memperjelas opininya."Pernahkah kamu berpikir darimana kudapatkan semua uang itu hanya karena permintaan konyolmu.Aku selalu saja bekerja dan berusaha meminjam uang sana sini,hanya untuk memuaskan nafsu belanjamu itu.Perusahanku yang dulu kudirikan dari nol bersama Diana,harus hancur karena dirimu." Adam terpaksa harus mengeluarkan semua uneg uneg yang tertahan dalam hatinya.Adam sudah tak bisa berpikiran jernih lagi,karena saat berada disini Mira bukannya sadar malah bertambah saja kelakuan angkuhnya itu."Dasar pria tak berguna,bisa
Bastian serasa berhenti bernapas bagaimana tidak sesuatu yang diharapkan kini datang sendiri.Namun dirinya tak ingin senang dulu,karena bisa saja pertanyaan itu hanya candaan semata."Kalau misalnya aku mau bagaimana?" Tanya Bastian balik."Besok temani aku ketemu Ersan dan menjelaskan semuanya," pinta Alika serius.DegSerasa jantungnya Bastian seakan hendak melompat dari tempatnya,karena ternyata perkataan Alika tadi adalah sebuah keseriusan."Sayang kamu yakin dengan perkataan tadi?" Tanya Bastian memastikan.Alika langsung melepaskan pelukannya dan menatap serius kearah Bastian,dibawanya tangan pria itu kearah pipinya dan sambil tersenyum ia meyakinkan."Aku bukan wanita gampangan,karena mau berkencan dengan dua pria.Aku juga bukan wanita yang suka mempermainkan kaum pria,yang kubutuhkan kini adalah sebuah sandaran untuk hidupku." Sahut Alika serius."Kalau boleh aku tahu apa alasannya kamu berkata seperti ini,dan t
Bastian dengan langkah yang tak bersemangat keluar dari rumah Alika,meskipun sudah mendapatkan nomornya tapi tetap saja yang dibutuhkan adalah objeknya langsung.Pria tampan itu sadar dan tahu jika Alika sekarang pasti sedang menikmati waktu berdua dengan Kekasihnya itu,sedang dirinya hanyalah bayangan semata."Bastian sadarlah jika kamu hanyalah orang ketiga diantara mereka,jadi jangan berharap lebih." Bastian mencoba untuk mensugesti dirinya agar tidak berlebihan dalam bersikap toh hasilnya tetap akan sama saja.Kini ia sedang mengendarai kuda besinya untuk pulang kerumah,karena yang dibutuhkannya sekarang adalah tidur dan memeluk guling.Entah mengapa malam ini dirinya merasa aneh,bisa bisanya sasaran kerinduannya adalah benda berbentuk panjang dan lonjong itu.Eits,tunggu dulu jika dibilang dia pria tak normal anda salah besar,karena bisa dipastikan saat main bola akan langsung cetak gol.Perjalanan yang dilalui kini harus menguras tenag
Ersan sangat kesal kepada kedua orang tua Alika,yang sama sekali tak ada rasa kasihannya kepada putri mereka itu."Kalian adalah orang tua terlangka yang ada di dunia ini,seumur hidupku tak pernah kulihat orang yang dengan tega menyakiti perasaan putrinya sendiri," sindir Ersan sambil menatap sinis kearah mereka.Mendengar apa yang dikatakan Ersan barusan membuat Mira menatap tajam kearahnya,ia tak terima bocah ingusan seperti Ersan berani menasehati dirinya."Anak kecil seperti kamu tahu apa tentang hidup maka dengan beraninya menasehati kami seperti tadi," maki Mira kesal."Apa tidak salah bicara nyonya,anda mengajarkan ku soal hidup sedangkan anda sendiri tak menghargai hidup putri anda sendiri." Sahut Ersan tak mau kalah."Awas saja ya kamu,jangan pernah menampakkan batang hidungmu dihadapanku lagi atau kamu bakal terima akibatnya," ancam Mira."Aku juga tak sudi datang kesini." Sahut Ersan tak kala sengit.Alika yang tadi hanya m
Keduanya bahkan saling bertukar Salivanya tanpa merasa jijik sedikitpun,bahkan terdengar decapan keduanya didalam kamar itu.Alika bahkan meliukan tubuhnya erotis digendongan Bastian,yang mana membuat pria tampan tersebut tak bisa lagi mengontrol gejolak ditubuhnya itu.Tanpa melepas pagutan bibir keduanya,Bastian menidurkan Alika secara perlahan diatas ranjang.Keduanya bahkan melakukan hal itu dengan tak peduli keadaan diluar kamar.Bik Surti sedang bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Ersan,yang kini sedang menunggu Alika diruang tamu.Ingin wanita paruh baya itu mengatakan kalau Alika ada dikamar,tapi dirinya ragu takut ada perang dunia ke4 dirumah itu."Gimana nih,apa aku bilang saja kalau non Alika sedang keluar?'tapi nanti kesannya aku berbohong lagi dong," gunam Bik Surti bingung."Lho Bik kok masih disitu,Alika-nya mana?" Tanya Ersan bingung."Eh itu,anu itu den,Bibik lupa kalau non Lika sedang keluar." Sahut Bik Surti gugup.Ers
Alika yang sudah dalam perjalanan menuju rumahnya,merasakan debaran jantung yang seperti baru habis lari marathon.Dalam hatinya berpikir apakah ini semua karena orang tuanya yang sedang ditahan,atau karena alasan lain.Saat pulang sekolah ia berencana menemui kedua orang tuanya ditahanan,tapi karena tubuhnya merasa gerah ia memutuskan pulang dulu untuk membersihkan tubuhnya.Sementara itu Bastian sedang terlelap ditempat tidur Alika,bahkan tak sadar jika tempat yang ia tiduri adalah kamar anak gadis orang.Menyangkut jarak rumahnya yang tak jauh dari Kampus,membuatnya tak perlu memakan waktu lama untuk sampai dirumahnya."Aku pulang Bik," teriak Alika yang langsung lolong masuk kedalam tanpa sadar jika Bik surti sedang ingin mengatakan sesuatu."Aduh Non Lika kok main langsung masuk saja,didalam kan ada tuan muda nanti kalau non Alikanya marah gimana nih?" Cemas Bik Surti."Tadi kan tuan muda sudah kasih tahu,jadi sepertinya nggak masalah," sambun
Vigo diposisi serba salah antara tak bisa bersikap kasar terhadap wanita hingga bosnya jadi mengamuk.Namun apa daya semua sudah terjadi tak bisa dielakkan lagi,yang ada hanya pasrah saja untuk terkena amukan Bastian.Sementara itu Abel tak terima dikatakan makhluk setengah jadi,padahal dirinya saat datang sudah berdandan seperfect mungkin."Sayang kamu kok tega bilang aku seperti itu." Abel merajuk.Vigo menatap jengah kearah Abel yang sepertinya tak takut bakal kena marah,apalagi melihat wajah tak bersahabat Bastian kini."Mati kau,"Apa tadi panggilanmu?" Tanya Bastian yang memastikan pendengarannya."Sayang." Sahut Abel semangat karena dipikirannya adalah Bastian sudah menerima dirinya."Tadi sebelum datang kesini,apa kau sudah bercermin?" Tanya Bastian dengan nada datar.Abel melambung tinggi mendengar pertanyaan Bastian,yang ada dalam pikirannya kini mungkinkah Bastian ingin memujinya."Ya pastilah aku bercermin kal
Alika yang sedang menuju kedalam kelas bersama Ersan sempat menoleh kebelakang kearah mobil Bastian.Dirinya merasa bersalah kepada pria itu karena sudah dengan sengaja mengacuhkannya,padahal dirinya ingin menyapa tapi tak berani melakukan dihadapan Ersan."Maafkan aku karena sudah mengacuhkanmu,hati juga sakit melakukannya," lirih Alika dalam hati.Wanita cantik itu juga bingung dengan perasaannya,entah mengapa ketika melihat Bastian tadi ia merasakan getaran yang aneh.Namun dirinya juga tak mungkin melupakan Ersan,yang sekarang merupakan kekasihnya .Ersan yang melihat wajah sendu Alika menjadi heran sendiri,apa tadi ia melakukan kesalahan sehingga Alika menjadi sedih."Sayang kamu kok mukanya jadi murung begitu,apa tadi aku salah karena terkesan seolah tak percaya dengan yang kamu katakan?" Tanya Ersan tak enak hati."Aku nggak papa kok mungkin karena terlalu banyak pikiran kali ya." Alika memberikan alasan takut Ersan bertanya lebih banyak lagi.