Share

Chapter 04

Author: Hesty al
last update Last Updated: 2021-05-07 20:11:13

Ersan kembali ketempat duduknya dengan wajah yang lesu pasalnya ia sangat sedih karena selalu saja di tolak oleh Alika. 

  " Kenapa sih Ka, susah sekali mendapatkan hati kamu.Apa aku kurang sempurna di mata kamu, sehingga selalu saja menolakku?" gumam Ersan dalam hati.

Sementara itu Alika merasa bersalah, karena sudah sekian kalinya menolak permintaan dari Ersan.

" Maafin aku ya San, tapi aku nggak mau karena kedekatan kita kamu malu ataupun celaka.Aku menjaga hatiku supaya tak menyusahkan orang lain di sekitar ku, cukup aku saja yang dihina yang lainnya jangan," lirih Alika dalam hati.

  Wanita mana yang tak ingin dicintai, wanita mana yang tak ingin dilindungi. Namun perkataan keluarganya, membuat menjadi takut merasakan apa itu cinta.

  Di tengah lamunannya itu, Alika dikejutkan oleh masuknya dosen killer dikelasnya.Para murid sudah tak mengeluarkan suara bahkan mungkin kesulitan bernapas. 

  " Oh my sumpah demi apa masih pagi sudah ketemu adiknya Hitler bisa mati muda nih," ujar Mikha pelan namun masih bisa didengar oleh Alika di sebelahnya .

  " Bukan adiknya Hitler tapi kembarannya Tuan Takur keles." Sahut Alika pelan dengan nada mengejek.

Mikha memang memiliki otak pas pasan tapi karena kekayaan keluarganya menunjang oleh karena itu ia bisa masuk kedalam kampus elit itu.

  Berbeda dengan Alika bisa masuk kampus tersebut karena jalur beasiswa. Mana mau orangtuanya membiayai sekolahnya untuk makan Alika sehari hari saja pelitnya minta ampun.

  " Hari ini kita kuis, no comment," ujar Dosen killer tegas, karena ia tahu mulut anak jaman now.Walaupun otaknya secuil, tapi komentarnya segede speaker aktif.

  " Aduh mati aku sekolah kok gini amat ya.Tahu begini mendingan aku nikah saja selalu enak terus tanpa pikir susah," ujar Mikha.

  " Heh sekolah saja jatuh bangun masak telor saja gosong belagak minta kawin.Nanti mau dikasih makan apa anak orang, cinta? Idih yang ada keburu mati anak orang karena kelaparan." Vian menimpali perkataan Mikha barusan.

Alvian Satria adalah teman akrabnya Ersan, ia duduk di hadapannya Mikha.Jadi setiap perkataan gadis gesrek tersebut pasti akan di dengar olehnya.

 Mendengar perkataan Vian barusan,Mikha menatap tajam kearahnya.Karena tak ada hujan tak ada angin langsung menyambar perkataannya .

 " Heh,yang mau kawin atau tidak itu urusanku, tidak ada sangkut pautnya dengan kamu.Jadi jangan kepo seperti emak emak kompleks yang hobinya rempong terus," ujar Mikha kasar.

"Mikha Bella dan Alvian Satria, kalian kalau mau pacaran nanti setelah kuis.Kalau tidak saya akan kasih kalian hadiah, yaitu nilai D paham kalian?" bentak Dosen tersebut. 

  " Idihh Pak, jodohkan orang tuh lihat lihat dong masa saya pacaran sama tiang listrik,"  balas Mikha tak terima.

  " Jadi kamu berani sama saya?" bentak Dosen tersebut serius. 

  " Maaf pak, nanti saya marahin mulut yang nggak ada akhlak ini." Sahut Mikha sambil memukul pelan mulutnya.

Alika hanya menggeleng kepalanya  bukan rahasia umum lagi di kampus itu.Kalau seorang Mikha Bella dikenal sebagai cewek jutek,cerewet dengan suara cempreng lima oktafnya.

 " Teman susah bukannya dibantuin malah diketawai, aku doakan semoga berjodoh dengan es balok." Kesal Mikha.

  " Ya kalau memang beneran, tinggal aku peluk dan cium pasti akan langsung  meleleh juga kan." Sahut Alika sambil menaik turunkan alisnya .

  " Alika selena, jangan banyak bicara cepat selesaikan soalnya," ujar Dosen tersebut dengan suara bariton khasnya.

  " Saya sudah selesai kok pak." Sahut Alika santai sambil berdiri menyerahkan lembar jawabannya. 

 Semua teman temannya melongo melihatnya karena Alika dengan mudah mengerjakan semuanya .Padahal mereka boro boro sudah selesai, satu soal saja pikirnya sampai keujung langit.

   " Aduh Ka, pinjamin otakmu sedikit dong, aku udah ngeblang nih nggak bisa berpikir lagi," pinta Mikha.

  " Siapa suruh otaknya sebesar otak udang," ledek Vian.

" Heii bocah nggak tahu malu mulutnya nyerocos terus lama lama kutabok pake sepatu baru nyaho." Kesal Mikha.

" Alika kamu bisa beristirahat diluar kalau kamu tungguin mereka saya jamin besok baru pulang," ucap Dosen tersebut .

" Baik pak makasihnkalau begitu saya permisi dulu," pamit Alika.

 Semua teman temannya kesal kepada Dosen tersebut,karena ketika berbicara dengan mereka wajahnya datar dan dingin.Namun saat berbeda saat berbicara dengan Alika,terdengar halus bagaikan melody yang indah.

Mungkin karena otak setengah yang mereka miliki jadinya Alika dianak emaskan. 

Ersan terlihat semangat mengerjakan soalnya agar ia bisa cepat keluar dan berduaan dengan Alika.

Melihat Ersan yang hendak menyerahkan jawabannya,Vian berniat menggodanya .

" Wow San udah selesai nih,tumben banget," goda Vian .

" Otak aku encer buat diajak kerja sama bukan seperti kalian yang otaknya sekeras batu jadi tak bisa encer," ledek Ersan balik dan menuju kemeja Dosennya .

" Ini pak sudah selesai," ucap Ersan.

" Ok Ersan kamu boleh keluar tapi ingat jangan pacaran dengan Alika.Karena ini masih jam pelajaran dan bukan jamnya pacaran." Dosen itu mencoba memperingati Ersan.

" Yap tergantung pak kalau situasinya mendukung saya tak mungkin menolaknya." Sahut Ersan langsung berlari keluar sebelum terkena amukan dari pria paruh baya yang sedang menatap tajam kearahnya.

Saat keluar kelas Ersan langsung mencari Alika,ia ingin mengobrol dengannya agar lebih dekat. Ersan tak ingin jarak antara keduanya semakin jauh jika ia tak memulainya. 

Setelah mengedarkan pandangannya mencari Alika, netranya menangkap sosok cantik yang sedang duduk dibangku taman.

Alika terlihat menikmati keindahan taman bunga yang ada di hadapannya karena ia sangat menyukai bunga.Dalam hatinya ingin sekali mempunyai taman bunga tapi apalah dayanya kini.

" Haiii my honey," sapa Ersan tiba tiba yang membuat Alika terkejut. 

" Oh Tuhanku,San kamu ingin membuatku mati muda ya?" Kesal Alika.

" Eitss, nggak mungkinlah masa aku tega sama kamu kekasih idamanku," goda Ersan

" Stop deh San,bercandamu tidak lucu." ketus Alika yang tak bisa memungkiri wajahnya yang bersemu merah karena mendengar godaan dari Ersan tadi.

" Tapi kamu suka kanbbuktinya tuh ada kepiting rebus dipipi kamu?" tanya Ersan.

" Ihh kamu tuh ya, aku mau pergi saja nggak mau dekat dekat dengan orang aneh." Ketus Alika kesal dan hendak meninggalkan Ersan sendirian. 

Namun Ersan langsung menarik tangannya dengan wajahnya yang memelas Ersan meminta Alika untuk tetap tinggal.

" Aku minta maaf jika sudah membuat kamu kurang nyaman .Aku hanya ingin dekat dengan kamu dan tak ingin ada jarak antara kita," ucap Ersan lirih.

Alika melihat ada ketulusan dimata Ersan ia pun mengurungkan niatnya. Ersan pun tersenyum karena Alika tak menolak permintaannya dan itu merupakan kebahagiaan tersendiri untuknya.

" Ya sudah aku duduk tapi jangan bahas yang aneh aneh lagi.Karena jujur aku merasa sangat tak nyaman dan tak ingin hal itu terjadi lagi," pinta Alika dengan wajahnya yang terlihat sendu seperti sedang memendam kesedihan .

" Baik Tuan putri, hamba akan ikut apa perintahmu," jawab Ersan sambil meletakkan tangan dikeningnya memberi hormat.

" Kamu kok cepat kerja soalnya,padahal biasanya kamu kan kurang semangat?" tanya Alika heran .

Mendengar pertanyaan Alika barusan Ersan tersenyum kearah Alika yang membuat siapa saja yang melihatnya langsung meleleh. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ketika cinta memilih    Chapter 24

    Alika sangat tersentuh dengan perkataan Bastian barusan,ia tak menyangka jika pria yang baru dikenalnya itu sangat menghargai dirinya."Tapi aku nggak terbiasa nggak ngapa ngapain pagi pagi,jadi bisakah lepas pelukannya sekarang." Sahut Alika dengan tatapan memelas."Aku masih ingin dimanja kamu Yang,lagian apa gunanya semua pekerja jika kamu yang harus bergerak sendiri," ujar Bastian sambil menghirup aroma memabukkan dari tubuh Alika."Lepaskan aku nggak kalau tidak aku pulang sekarang!" Ancam Alika yang jengah melihat sikap Bastian kepadanya."Astaga galak amat sih," ucap Bastian yang mencubit hidung Alika."Habisnya kalau nggak digalakin kamunya makin lebay," balas Alika sambil tersenyum.Bastian yang tak ingin Bastian marah,akhirnya melepaskan pelukannya namun dengan hati yang tak ikhlas.Alika kini menuju kedalam kamar mandi dirinya menyiapkan air mandi,lalu menuju ruang ganti untuk menyiapkan pakaian untuk Bastian."Kamu mandi sa

  • Ketika cinta memilih    Chapter 23

    Adam pusing setiap kali mendengar ocehan dari Mira,ia tak mengerti dengan jalan pikiran istrinya itu.Sebab wanita paruh baya itu sama sekali tak mengerti akan dirinya,yang juga tak ingin berada disini."Seharusnya sebelum mengatakan sesuatu kamu harus berpikir dahulu,kenapa sampai kita bisa berada disini," ujar Adam yang terdengar biasa saja tapi sangat menohok."Jadi maksudnya kamu menyalahkanku?" Tanya Mira ingin memperjelas opininya."Pernahkah kamu berpikir darimana kudapatkan semua uang itu hanya karena permintaan konyolmu.Aku selalu saja bekerja dan berusaha meminjam uang sana sini,hanya untuk memuaskan nafsu belanjamu itu.Perusahanku yang dulu kudirikan dari nol bersama Diana,harus hancur karena dirimu." Adam terpaksa harus mengeluarkan semua uneg uneg yang tertahan dalam hatinya.Adam sudah tak bisa berpikiran jernih lagi,karena saat berada disini Mira bukannya sadar malah bertambah saja kelakuan angkuhnya itu."Dasar pria tak berguna,bisa

  • Ketika cinta memilih    Chapter 22

    Bastian serasa berhenti bernapas bagaimana tidak sesuatu yang diharapkan kini datang sendiri.Namun dirinya tak ingin senang dulu,karena bisa saja pertanyaan itu hanya candaan semata."Kalau misalnya aku mau bagaimana?" Tanya Bastian balik."Besok temani aku ketemu Ersan dan menjelaskan semuanya," pinta Alika serius.DegSerasa jantungnya Bastian seakan hendak melompat dari tempatnya,karena ternyata perkataan Alika tadi adalah sebuah keseriusan."Sayang kamu yakin dengan perkataan tadi?" Tanya Bastian memastikan.Alika langsung melepaskan pelukannya dan menatap serius kearah Bastian,dibawanya tangan pria itu kearah pipinya dan sambil tersenyum ia meyakinkan."Aku bukan wanita gampangan,karena mau berkencan dengan dua pria.Aku juga bukan wanita yang suka mempermainkan kaum pria,yang kubutuhkan kini adalah sebuah sandaran untuk hidupku." Sahut Alika serius."Kalau boleh aku tahu apa alasannya kamu berkata seperti ini,dan t

  • Ketika cinta memilih    Chapter 21

    Bastian dengan langkah yang tak bersemangat keluar dari rumah Alika,meskipun sudah mendapatkan nomornya tapi tetap saja yang dibutuhkan adalah objeknya langsung.Pria tampan itu sadar dan tahu jika Alika sekarang pasti sedang menikmati waktu berdua dengan Kekasihnya itu,sedang dirinya hanyalah bayangan semata."Bastian sadarlah jika kamu hanyalah orang ketiga diantara mereka,jadi jangan berharap lebih." Bastian mencoba untuk mensugesti dirinya agar tidak berlebihan dalam bersikap toh hasilnya tetap akan sama saja.Kini ia sedang mengendarai kuda besinya untuk pulang kerumah,karena yang dibutuhkannya sekarang adalah tidur dan memeluk guling.Entah mengapa malam ini dirinya merasa aneh,bisa bisanya sasaran kerinduannya adalah benda berbentuk panjang dan lonjong itu.Eits,tunggu dulu jika dibilang dia pria tak normal anda salah besar,karena bisa dipastikan saat main bola akan langsung cetak gol.Perjalanan yang dilalui kini harus menguras tenag

  • Ketika cinta memilih    Chapter 20

    Ersan sangat kesal kepada kedua orang tua Alika,yang sama sekali tak ada rasa kasihannya kepada putri mereka itu."Kalian adalah orang tua terlangka yang ada di dunia ini,seumur hidupku tak pernah kulihat orang yang dengan tega menyakiti perasaan putrinya sendiri," sindir Ersan sambil menatap sinis kearah mereka.Mendengar apa yang dikatakan Ersan barusan membuat Mira menatap tajam kearahnya,ia tak terima bocah ingusan seperti Ersan berani menasehati dirinya."Anak kecil seperti kamu tahu apa tentang hidup maka dengan beraninya menasehati kami seperti tadi," maki Mira kesal."Apa tidak salah bicara nyonya,anda mengajarkan ku soal hidup sedangkan anda sendiri tak menghargai hidup putri anda sendiri." Sahut Ersan tak mau kalah."Awas saja ya kamu,jangan pernah menampakkan batang hidungmu dihadapanku lagi atau kamu bakal terima akibatnya," ancam Mira."Aku juga tak sudi datang kesini." Sahut Ersan tak kala sengit.Alika yang tadi hanya m

  • Ketika cinta memilih    Chapter 19

    Keduanya bahkan saling bertukar Salivanya tanpa merasa jijik sedikitpun,bahkan terdengar decapan keduanya didalam kamar itu.Alika bahkan meliukan tubuhnya erotis digendongan Bastian,yang mana membuat pria tampan tersebut tak bisa lagi mengontrol gejolak ditubuhnya itu.Tanpa melepas pagutan bibir keduanya,Bastian menidurkan Alika secara perlahan diatas ranjang.Keduanya bahkan melakukan hal itu dengan tak peduli keadaan diluar kamar.Bik Surti sedang bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Ersan,yang kini sedang menunggu Alika diruang tamu.Ingin wanita paruh baya itu mengatakan kalau Alika ada dikamar,tapi dirinya ragu takut ada perang dunia ke4 dirumah itu."Gimana nih,apa aku bilang saja kalau non Alika sedang keluar?'tapi nanti kesannya aku berbohong lagi dong," gunam Bik Surti bingung."Lho Bik kok masih disitu,Alika-nya mana?" Tanya Ersan bingung."Eh itu,anu itu den,Bibik lupa kalau non Lika sedang keluar." Sahut Bik Surti gugup.Ers

  • Ketika cinta memilih    Chapter 18

    Alika yang sudah dalam perjalanan menuju rumahnya,merasakan debaran jantung yang seperti baru habis lari marathon.Dalam hatinya berpikir apakah ini semua karena orang tuanya yang sedang ditahan,atau karena alasan lain.Saat pulang sekolah ia berencana menemui kedua orang tuanya ditahanan,tapi karena tubuhnya merasa gerah ia memutuskan pulang dulu untuk membersihkan tubuhnya.Sementara itu Bastian sedang terlelap ditempat tidur Alika,bahkan tak sadar jika tempat yang ia tiduri adalah kamar anak gadis orang.Menyangkut jarak rumahnya yang tak jauh dari Kampus,membuatnya tak perlu memakan waktu lama untuk sampai dirumahnya."Aku pulang Bik," teriak Alika yang langsung lolong masuk kedalam tanpa sadar jika Bik surti sedang ingin mengatakan sesuatu."Aduh Non Lika kok main langsung masuk saja,didalam kan ada tuan muda nanti kalau non Alikanya marah gimana nih?" Cemas Bik Surti."Tadi kan tuan muda sudah kasih tahu,jadi sepertinya nggak masalah," sambun

  • Ketika cinta memilih    Chapter 17

    Vigo diposisi serba salah antara tak bisa bersikap kasar terhadap wanita hingga bosnya jadi mengamuk.Namun apa daya semua sudah terjadi tak bisa dielakkan lagi,yang ada hanya pasrah saja untuk terkena amukan Bastian.Sementara itu Abel tak terima dikatakan makhluk setengah jadi,padahal dirinya saat datang sudah berdandan seperfect mungkin."Sayang kamu kok tega bilang aku seperti itu." Abel merajuk.Vigo menatap jengah kearah Abel yang sepertinya tak takut bakal kena marah,apalagi melihat wajah tak bersahabat Bastian kini."Mati kau,"Apa tadi panggilanmu?" Tanya Bastian yang memastikan pendengarannya."Sayang." Sahut Abel semangat karena dipikirannya adalah Bastian sudah menerima dirinya."Tadi sebelum datang kesini,apa kau sudah bercermin?" Tanya Bastian dengan nada datar.Abel melambung tinggi mendengar pertanyaan Bastian,yang ada dalam pikirannya kini mungkinkah Bastian ingin memujinya."Ya pastilah aku bercermin kal

  • Ketika cinta memilih    Chapter 16

    Alika yang sedang menuju kedalam kelas bersama Ersan sempat menoleh kebelakang kearah mobil Bastian.Dirinya merasa bersalah kepada pria itu karena sudah dengan sengaja mengacuhkannya,padahal dirinya ingin menyapa tapi tak berani melakukan dihadapan Ersan."Maafkan aku karena sudah mengacuhkanmu,hati juga sakit melakukannya," lirih Alika dalam hati.Wanita cantik itu juga bingung dengan perasaannya,entah mengapa ketika melihat Bastian tadi ia merasakan getaran yang aneh.Namun dirinya juga tak mungkin melupakan Ersan,yang sekarang merupakan kekasihnya .Ersan yang melihat wajah sendu Alika menjadi heran sendiri,apa tadi ia melakukan kesalahan sehingga Alika menjadi sedih."Sayang kamu kok mukanya jadi murung begitu,apa tadi aku salah karena terkesan seolah tak percaya dengan yang kamu katakan?" Tanya Ersan tak enak hati."Aku nggak papa kok mungkin karena terlalu banyak pikiran kali ya." Alika memberikan alasan takut Ersan bertanya lebih banyak lagi.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status