Share

Diantara dua pilihan

Hati yang terlanjur gugup dan takut, membuatku berkeringat. Desi yang tadi ngoceh bak petasan lebaran, sepertinya tak lelah merepetkan suaranya dan aku menjawab seperlunya.

"Mbak jadi aneh ya? Biasanya kalau Desi ajak ngoceh Mbak jadi pemandunya. Paling nggak ikut ngegibah bareng. Ini seperti bukan Mbak Mantra yang Desi kenal," sungut Desi.

"Maunya aku ngapain? Ini di rumah orang loh. Dah, diem jangan berisik!" ujarku.

Aku melihat Mami dan Papi Boz Zidan keluar dengan wajah bahagianya.

"Wah, ini toh yang dimaksud calon mantu Mami. Cantik sekali, Mami kira kamu bakalan bawa si Mantra. Dah ganti?"

Pak Zidan berdehem pelan.

"Tante, gimana kabarnya? Lama tidak berjumpa," sahutku setaya mencium tangannya takdim.

"Loh sudah pernah ketemu toh?" tanya Mami.

"Mami lupa atau gimana? Dia itu Mantra, sekarang memang sudah kurusan," sahut Pak Zidan.

"Oh Mantra udah ganti casing toh. Sampai pangling Mami."

"Selamat berjumpa kembali, Mantra. Mari kita ngobrol," ajak papinya Pal Zidan.

"Bagaimana k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status