"Dan satu lagi, kita pergi terpisah, kita akan bertemu disana."
"Terpisah, maksud mama apa?"
"Mama dan Indah akan pergi berdua naik mobil adikmu dan kau pergi bersama Delia."
"Kenapa kita tidak pergi sama aja ma?"
"Mama dan Indah ingin berbelanja makanan dan minuman ringan untuk kita disana."
"Dan kamu Rian, lebih baik kamu saja yang mengemudi hari ini. Jangan minta Delia untuk menjadi supir mu hari ini."
"Apa kau tidak lihat Delia sangat ingin pergi berlibur di salah satu tempat impiannya. Hari ini Delia terlihat sangat cantik dari biasanya."
Rian menatap Delia dan benar saja pagi ini Delia memang terlihat sangat cantik, tidak seperti biasanya yang berpenampilan seperti wanita karir.
"Andai saja Mama mempunyai menantu seperti Delia. Mama pasti akan sangat bahagia mempunyai menantu yang sangat sempurna dan dapat di andalkan seperti dirinya."
"Ia kak, mama benar. Aku sangat bahagia jika mempunyai kakak seperti kak Delia."
Rian menggandeng tangan Delia seperti membawa anak kecil yang takut akan menyebrang jalan.Delia hanya mengikuti langkah kaki Rian tanpa peduli puluhan pasang mata yang memandangi mereka bergandengan tangan menyebrangi jalan raya yang cukup padat.Saat tiba di toko Kembar Ponsel, Rian membawa Delia masuk dan penjaga yang melihat keduanya masuk langsung membukakan pintu.Staf di Kembar Ponsel semua adalah pekerja profesional, mereka di ajari tidak boleh memandang rendah untuk siapa pun yang datang ke toko mereka. Meski hanya seorang tukang becak sekalipun."Selamat pagi Abang dan Kakak, apa ada yang bisa saya bantu. Perkenalkan nama saya ada Suci dan selama anda berada di sini, saya siap untuk melayani apa saja yang anda butuhkan di toko kami."Apa Abang dan kakak cantik datang kesini untuk membeli Handphone atau membeli aksesoris handphone?"Rian bahagia dengan pelayanan toko yang sangat profesional di hadapannya."Aku ingin membeli H
"Tuan dan nona muda, silahkan menikmati minuman dan makanan ringan yang ala kadarnya. Maaf karena tidak bisa menjamu tamu VIP seperti kalian lebih lagi." Rian mengangguk ringan menanggapi supervisor yang sangat ramah. Sementara Delia yang dari tadi ingin bertanya pada Rian karena pemberian Rian yang sangat mendadak. Delia menggoyangkan lengan Rian dan berbisik. "CEO apa benar CEO ingin memberikan salah satu Handphone Samsung Z Fold3 kepada ku?" "Tentu saja itu untuk mu yang berinisial D, dan satu lagi untuk Indah yang berinisial I." "Apa kau tidak menginginkan Handphone tersebut?" "Tentu saja aku mau CEO, siapa yang tidak menginginkan Handphone terbaik yang di produksi oleh Samsung." "Mungkin hanya angan ku saja dapat memiliki Handphone yang begitu mahal ini." Rian tertawa menanggapi pernyataan Delia. "Hahahaha, apa yang kau katakan, gaji mu untuk 1 bulan mampu membeli Handphone ini 3 sekaligus."
Setelah mereka kembali ke mobil, Rian memberikan bingkisan ke Delia yang berada di sampingnya.Rian mengemudikan mobilnya meninggalkan Bank tempat mereka semula memarkirkan mobil.Saat di jalan Delia hanya diam membisu sambil memegangi bingkisan ke tiga Handphone Samsung Z Fold3 yang baru mereka beli.Rian menoleh ke arah Delia yang hanya diam membisu."Delia kenapa kau bengong, apa kau tidak ingin segera menikmati fitur terbaru dan kualitas kamera dari Handphone itu di tempat piknik."Delia tersadar dari lamunannya dan menoleh ke Rian."Udah gak usah bengong gitu, pindahkan semua data pribadi mu ke Handphone baru mu, juga semua foto yang ada di Handphone lamamu.""Ba-baik CEO aku akan segera melakukannya."Delia segera mengambil Handphone Samsung Z Fold3 miliknya yang berinisial D di belakang Handphone tersebut.Delia mulai memasukkan email pribadinya ke Handphone baru yang di impikan semua orang.Saat Delia mula
Mereka langsung menuju kapal yang mereka pesan sebelumnya untuk segera menyebrangi lautan menuju pulau Angsa Dua. Saat berada di kapal penyebrangan, Indah tidak sabar membuka Handphone terbaru yang di belikan Rian. Saat melihat di belakang Handphone, Indah menemukan inisial namanya. Saat cahaya matahari menerangi inisial huruf I dari namnya. Indah merasa terpesona melihat inisial namanya yang bersinar warna-warni menyerupai warna pelangi. "Kakak, lihat ini, di belakang Handphone ku ada inisial nama ku dan saat sinar matahari mengenai Inisial nama ku jadi terlihat sangat cantik, berkilau seperti pelangi." "Hahaha, itu belum seberapa, jika berada di tempat gelap inisial namamu akan menjadi terang." "Stiker itu khusus di buat di toko Kembar Ponsel dan hanya mereka yang memiliki stiker dengan ciri khas mereka." "Benarkah kak, aku akan mencobanya." Indah berlari ke dek bagian dalam kapal yang sedikit terkena cahaya. Saat ber
Keduanya bergandengan tangan menyusuri pantai yang sangat indah.Delia mengajak Rian untuk bermain ombak, sesekali Delia menyiramkan air laut yang datang dengan ombak kecil ke arah Rian.Rian hanya pasrah bajunya yang mulai basah kecipratan air laut.Delia tertawa bahagia dengan momen kebersamaannya bersama Rian.Indah yang melihat kebahagiaan keduanya mengabadikan momen mereka. Tidak perlu mendekati keduanya, indah hanya melakukan Zoom dengan kamera Handphone barunya.Sesekali Indah mengambil video saat Delia menjaili kakaknya dengan cipratan air laut.Dira yang melihat Indah mengabadikan momen Rian dan Delia ikut tersenyum.Mereka berdua akhirnya melihat kecerian dua muda mudi yang bermain air laut dari layar Handphone yang di gunakan Indah.Tak lama saat Delia dan Rian bermain di bibir pantai, Dira memanggil keduanya."Rian, Delia ayo kemari. Kita makan dulu baru nanti setelahnya terserah kalian mau bermain lagi."
"CEO aku adalah sekertaris mu dan aku ingin selalu berada di dekat mu.""Aku ingin terus mengabdi pada perusahaan Sky Dragon sebagai tanda terima kasih ku karena telah memberikan ku kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.""Aku ingin membahagiakan kedua orang tua ku, aku kasihan pada mereka yang harus bekerja di usia mereka yang semakin menua."Rian terdiam mendengar pernyataan Delia."Apa pekerjaan orang tuamu?""Ayah ku membuka toko roti kecil di ibu kota dan mama ku bekerja sebagai dosen pengganti di salah satu kampus swasta.""Penghasilan kedua orang tua ku sangat pas-pasan. Hanya cukup untuk membayar cicilan KPR rumah dan mobil yang masih berstatus kredit."Rian tak menduga penampilan Delia yang seperti seseorang dari kalangan atas ternyata seseorang yang mempunyai keluarga yang begitu sederhana."Tapi, dengan penampilan mu yang seperti ini, kau tidak terlihat dari keluarga yang sederhana."Delia tersenyum
Rian bingung harus berkata apa dengan keduanya. Dia hanya bisa mengulangi perkataan Delia. Sementara kedua pasangan paruh baya itu terpaku dengan tampilan layar telpon mereka saat melihat sang bangsawan sejati berada dekat dengan anak mereka. Bahkan terlihat sangat dekat, Rani mama Delia tersenyum penuh kehangatan melihat anak gadis semata wayangnya sangat bahagia memperkenalkan seorang pria pada mereka. Rani melihat kedua pipi mereka menyatu seperti seorang pasangan kekasih, ibu yang mana yang tak bahagia melihat anaknya memiliki kekasih seorang yang sangat berpengaruh di negeri ini bahkan di luar negri. "Tu-tuan Muda Rian, salam kenal. Namaku Wahyu Setiawan dan aku Papanya Delia." Wahyu sangat menghormati pria yang berada di layar telponnya. Ia tau betapa besar pengaruh dan terhormatnya keluarga Prayoga. Rani juga ikut menyapa Rian dengan penuh kekaguman. "Salam kenal tuan muda Rian, perkenalkan namaku Rani Maharani mamanya D
"Aku mengikuti kalian sejak kalian bergegas pergi ke tempat ini." "Aku melihat kalian berdua terburu-buru dari saung. Karna itu aku mengikuti kalian" "Tak ku sangka kakak begitu tega meninggalkanku dan pergi ke tempat sebagus ini." Delia menarik tangan Indah dan tersenyum. "Maaf karna kami tidak mengajakmu, aku terburu-buru mengajak kakak mu ke tempat ini hingga kami melupakanmu " Ayo kita berfoto untuk kenang-kenangan." Akhirnya Indah mengalah dan mereka berfoto bersama. Sekarang giliran kalian berdua yang berfoto bersama. Biar aku yang fotokan dan nanti aku kirim pada kalian masing-masing. Indah mendekatkan keduanya, tangan kanan kakaknya Rian di letakkan di bahu Delia dan tangan kiri Delia menggenggam lengan Rian. Kepala Delia di rebahkan ke tubuh Rian. Indah melakukan semua seperti seorang fotografi profesional. Rian dan Delia hanya pasrah karna keduanya tau jika gadis di hadapan mereka merajuk akan sulit di bujuk. Kedua Handphone mereka bercahaya terang mengikuti inisial