"Hati-hati!" Jay berbisik di rambut Kyra saat dia menuntunnya menaiki tangga. Dengan mata terlipat, dia mencoba yang terbaik untuk memastikan dia tidak tersandung sari birunya.
"Ini tidak masuk akal, Jay!" Dia mengerutkan kening."Aku tahu.." Dia terkekeh sebelum membantunya menaiki tangga terakhir.
Kiara benar, itu tidak masuk akal. Seluruh hidup mereka selama setahun terakhir sejak mereka meninggalkan India tidak masuk akal. Ke seluruh dunia, Jay dan Kiara tidak ada lagi pada sore hari mereka berdua menghilang tanpa sepatah kata pun; Kiara, lalai menyerahkan pengunduran dirinya ke perusahaannya atau hanya menjualnya, dan Jay, lalai memberi tahu orang tuanya tentang keputusannya untuk meninggalkan India.Jay tahu keluarganya – terutama ayahnya – akan sangat marah dengan tindakannya, tetapi dia tidak peduli. Dia tidak bisa mengambil risiko ayahnya mencoba untuk kembali ke kehidupan mereka dan mencoba untuk menyakiti Kiara danSaat aku beranjak dewasa, hidupku mulai dipenuhi dengan film India. Aku mengenal film ini dari sepupuku, sejak mengenal India kami mulai mempelajari bahasanya. Ada salah satu hal yang membuatku tertarik dengan budaya India, salah satunya budaya ini mirip dengan budayaku. Saat melihat budaya mereka, aku merasa ada banyak keluarga yang dihargai disana. Aku tahu menikah bukan hal yang sepele bahkan sangat penting.Aku sering melihat beberapa orang tua harus menjalankan tugas terakhir mereka, yaitu menikahkan anak-anak mereka. Di India, ada banyak kasus tentang pernikahan, ada yang bertahan selama-lamanya. Dan ada juga yang harus berpisah karena orang ketiga. Rasanya aku tidak ingin menikah, tapi ini tidak mungkin orangtuaku selalu memintaku untuk segera menikah.Pada cerita ini, Kiara mengajarkan kita bagaimana menanggapi kehidupan dengan tidak lemah. Tidak menyerah dan tidak putus asa. Tetapi pada dasarnya di dalam kehidupan ini, kita akan bertemu
Delhi, IndiaKiara mulai menggerakkan bibirnya secara perlahan selaras dengan kata-katanya yang didengar tadi. Dia mulai merasakan jantungnya berdebar begitu keras. Dia tahu. Dia tahu ketika ibunya sedang berjuang keras untuk mengendalikan reaksi di pipinya. Dia tahu dari maganya yang tidak bisa melakukan kontak mata dengan mata Kiara. Dia tahu dan merasakan kegelisahan itu melalui beberapa jari-jarinya yang mulai menggenggam secara keras.Hal ini terlihat ketika Kiara mulai frustasi maka kerutan alis tebalnya berubah menyatu. Dia tahu dia mendengarkan sepeti apa yang sudah dilakukannya, memastikan supaya mengingat setiap kata yang terdengar.Ibu sedang memberikan peran baru kepada Kiara. Peran sebagai seorang istri yang selalu dijauhi oleh Kiara, justru selama ini dipersiapkan oleh ibu dan neneknya.“Kamu, adalah wanita yang istimewa untuk Jay,” kata Ibunya. “Kamu harus bersiap-siap besok untuk bertemu
Kiara melihat ibunya yang sedang memilah-milah perhiasan mana yang cocok dipakai dengan sadi berwarna ungu itu. Sedangkan pembantunya, Rani sedang merapikan rambut Kiara agar terlihat lebih rapi di depan Jay. Rani memastikan agar tidak satu helai rambut pun yang menganggu wajah Kiara.“Bagaimana tentang ini?” Kiara mengalihkan pandangannya dari Rani dan mulai melihat ke arah ibunya. Ibunya memberi perhiasan Kiara yang diberikan oleh ayahnya sejak dirinya berusia 12 tahun. Sebagai seorang anak tunggal, Kiara sudah mendapatkan banyak hal yang diidam-idamkan oleh anak di luar sana. Sebagai anak tunggal dia berhak memiliki harta kekayaan milik orang tuanya. Hidupnya selalu dihiasi dengan uang dari kedua orangtuanya. Dan ibunya hanya bisa menjadi korban pelecehan tetapi Kiara malah menjadi objek pemujaan.“Terlihat berlebihan, bukan, Bu?” Kiara tertawa sambil menunggu ibunya menjawab pertanyaan darinya.“Tidak ada yang berlebihan untukmu, K
Sebelum turun dari mobil, Jay sudah marah-marah di mobil. Dia kesal, orangtuanya tetap kekeh untuk menjodohkannya dengan wanita yang tidak dia cintai. Tapi ucapan dan kekesalan dari Jay tidak ada gunanya, orangtuanya hanya mendengarkan saja tanpa bereaksi apapun.Hal ini wajar karena Jay merupakan anak semata wayangnya yang artinya Jay adalah anak tunggal di dalam keluarga. Dia adalah satu-satunya pewaris keluarga yang dimiliki oleh kedua orangtuanya jadi bukan tidak mungkin jika dia akan dinikahkan dengan putri dari seorang miliarder. Dia dijodohkan dengan Kiara sejak 12 tahun, dia sudah tahu pasti seperti apa masa depannya nanti.Saat ini yang dilakukannya adalah berusaha menjauhi sebaik mungkin dari Kiara, dia tidak mau mendekat dengan gadis itu. Kalau dia bisa, dia tidak ingin tinggal di Delhi melainkan ingin tinggal di luar negeri, kuliah dan bercinta disana. Ahh..tapi ini mustahil, dia tidak mungkin melawan permintaan dari orangtuanya.Namanya Kiara, dia b
Tangan Kiara tiba-tiba bergetar saat memegang garpu dan bisa-bisanya dia duduk dihadapan pria yang tidak disukainya itu, Jay. Dia duduk dengan gugup dan tiba-tiba garpunya jatuh ke lantai. Kiara masih memikirkan peristiwa itu rasanya dia enggan untuk menemui calon suaminya itu.Jelas-jelas awalnya dia menolak untuk menyetujui pernikahan ini tetapi dia tidak bisa berbuat apapun. Dan sekarang Kiara malah menikmati makanan yang disuguhkan oleh keluarganya. Walaupun sekarang dia menguatkan diri dan berani untuk makan di depan Jay. Kiara bisa merasa pasti Jay adalah orang yang tidak memiliki sopan santun.“Kenapa kamu tidak datang saat bergabung minum teh di ruang kerja saya?” Aman berkata, kata-katanya mengagetkan pikiran ayahnya.Dia kaget dan mulai mengangkat kepalanya setelah mendengar ucapan ayahnya. Kiara bisa merasakan jantungnya mulai berdetak kencang, Kiara takut ayahnya akan marah padanya. Di dalam pikirannya, dia cemas dan apa yang ayahnya bica
Jay mulai melihat Kiara, matanya mulai menatap mata Kiara. Jay menginginkan Kiara untuk melihat matanya. Dia ingin Kiara mengatakan sesuatu, apapun itu. Tapi Kiara hanya diam dan tak bergeming sama sekali. Kenapa Kiara menyetujui hal ini? Kenapa Kiara menerima pernikahan dengan pria yang tidak dia sukai? Kenapa dia begitu bodoh, lemah dan tak berdaya?Jay berharap dia membawa barang-barangnya dan pergi meninggalkan mess itu. Tetapi impian itu hancur, ayahnya melarang Jay untuk pergi dari mess, dia tidak bisa meninggalkannya. Tapi hanya Kiara yang bisa melakukannya. Suatu ketika, dia bosan dengan wanita itu. Padahal sebelum dia duduk, Kiara sempat menatap mata laki-laki itu, Jay.“Kiara, kamu adalah segalanya,” kata Jay, sambil mengelus wajah Kiara. Dia hanya diam, Jay bisa melihat dari bibir kecilnya dan hanya bisa menatap pria itu. “Sebuah umpan, sebuh hukuman, sebuah siksaan,” balasnya sambil menggeram dan memastikan agar dia bisa se
Kiara duduk terdiam di kamarnya yang gelap gulita, airmatanya mulai membasahi pipinya. Terlihat wajah Kiara yang sangat pucat waktu itu. Kiara melingkarkan tangannya di dekat bantal putihnya dengan kaki terlipat di depan. Jay membenci dirinya dan Kiara mulai membenci Jay yang akan menjadi calon suaminya itu. Tapi kenapa? Jay tiba-tiba malah membenci dirinya? Apa kesalahan yang pernah dilakukan olehnya? Kiara bingung dan merasa tidak melakukan hal yang salah pada Jay. Jay tidak mengatakan apa-apa dan hal ini yang membuat Kiara bingung bukan kepalang. Dia hanya menggelengkan kepalanya saja.Kiara tidak bisa melihat dirinya sendiri dibenci dengan tanpa alasan yang jelas. Bagaimana rasanya dibenci oleh orang yang ingin menjadi bagian dari hidupmu? Dia hanya mampu mendesah dan mulai memeluk bantal putihnya. Mungkin dengan cara ini Kiara bisa menenangkan diri dengan menggunakan bantal putih. Setelah melihat kebencian yang ada pada diri Jay, Kiara berjanji tidak akan mau me
“Diam sebentar, Kiara!” kata Anita yang sedang fokus mewarnai kaki Kiara. Dia sedang sibuk membuat Henna di kaki Kiara, dia sudah memakan waktu 3 jam hanya untuk membuat Henna.“Aku minta maaf, Anita!” Kiara meminta maaf untuk beberapa kali pada pagi itu. Dia mulai merasakan kecemasan, dia tidak menyadari kakinya sejak tadi tetap bergerak-gerak. Otaknya mulai berpikir tentang Jay mulai marah padanya, entah kesekian kalinya Kiara mulai memikirkan lelaki yang dibencinya sepanjang malam hingga pagi. Dia takut pada Jay akankah dia mengecewakan dirinya? Apakah ucapan yang diucapkan oleh Jay tadi malam benar-benar serius. Kiara mulai khawatir dan kebingungan.“Kiara, apa kamu baik-baik saja?” Anita bangkit, dengan ekspresi kekalahan yang terlihat di mata cokelatnya. “Kakimu dari tadi tidak berhenti bergerak. Saya merasa kamu memiliki masalah yang menyebabkan kamu khawatir?” matanya mulai menatap mata Kiara.Apakah dia harus memberitah