Home / Romansa / Kill My Husband! / 4. Izora yang Hanya Nikmat untuk Ditiduri

Share

4. Izora yang Hanya Nikmat untuk Ditiduri

Author: Mustacis
last update Huling Na-update: 2021-12-24 19:21:56

Peluh membasahi tubuh indah Izora. Dirinya masih sangat sadar ketika Darius semakin mempercepat hunjamannya. Ia mendesah pelan, semata untuk tak membolongi harga diri Darius.

Bahwa ia tak merasakan apa-apa.

Kendati dirinya mendesah dan merintih. Itu hanyalah palsu. 

Izora hanya berbaring diam di bawah tindihan Darius sambil menerima semua perlakuan lelaki itu. 

"Ah, Marina." 

Sudah berulang kali nama asing itu meluncur dari mulut Darius. Setiap ia kali ia berada pada puncak kewarasannya, nama itu akan selalu hadir menghiasi percintaan mereka.

"Kau sangat nikmat, Marina!" 

Tak ada usaha sedikit pun yang dilakukan Izora untuk mengoreksi kesalahan itu. Pura-pura ia memasang ekspresi rumit yang menandakan betapa hebatnya lelaki itu menggagahinya. 

Kening Izora berkerut, matanya terpejam. Ia lengkungkan punggungnya saat hunjaman Darius semakin cepat sampai tubuh lelaki itu gemetar, Izora ikut bergetar. Meski tak ada hal istimewa yang ia rasakan. Hanya kamuflase.

Badai kenikmatan mendatangi Darius. Setelah pergulatan panjang di malam itu, Darius meninggalkan tubuh Izora dan berbaring di sampingnya.

"Marina." Darius masih memejamkan mata, tampak belum sadar. Saat ia membuka kelopaknya, diliriknya Izora di sampingnya. "Ah, Izora." Tak ada raut bersalah di wajahnya setelah menyebutkan wanita lain berulang kali di depan sang istri.

Warna hijau lembut langit-langit di atasnya membuat Izora ingin muntah saat itu juga. Ia muak. Kedua tangannya terkepal di sisi tubuh. 

"Kau selalu bisa membuatku puas, Mar—Izora."

Izora tersenyum pahit. 

Sedang Darius masih berusaha mengais kesadarannya. Menghilangkan jejak-jejak antusias yang mengikis kewarasannya. Ia tenangkan debar jantungnya, lalu pikiran rasionalnya kembali ia dapatkan.

Dalam waktu lima menit, Darius bangun. Mengambil jubah tidurnya yang tergeletak di samping ranjang lalu memakainya. 

"Malam ini kau juga sama nikmatnya seperti malam-malam sebelumnya. Katakan apa yang kau inginkan."

Izora menatapnya datar. "Kau pasti tahu."

Darius tersenyum, disertai sedikit dengusan, yang mana Izora tahu itu adalah ejekan tersirat. 

"Kalung keluaran terbaru dan terbatas?"

"Terserah. Yang penting berliannya banyak."

Kali ini senyum Darius semakin lebar. Ia menunduk, menyembunyikan tawa gemasnya. Bukan karena Izora terlihat lucu di matanya, tapi Izora makin terlihat seperti wanita pecinta  uang yang bodoh. Ia hanya meminta perhiasan, vila, dan mobil. 

Sangat berbeda dengan Marina, istrinya yang meninggal lima tahun yang lalu. 

Wanita yang lembut, ceria dan hangat. Sangat kontras dengan Izora. Tak ada sedikit pun sisi dari Izora yang sama dengan Marina.

Izora tak menyukai warna-warna pastel seperti Marina, ia lebih suka warna gelap. Ia juga lebih memilih meminta barang-barang mewah ketimbang meminta Darius menyempatkan waktu untuknya. 

Marina selalu mengatakan hal-hal yang cerdas, tapi Izora tidak. Istri pertamanya disukai oleh semua pekerja di rumah ini, tapi Izora malah sebaliknya. Ia dibenci semua orang, termasuk Darius.

Wanita ini begitu sulit untuk disukai. Tipe perempuan yang akan dihindari oleh lelaki mana pun, membosankan dan juga tak ada keinginan untuk melindungi atau memperhatikannya.

Tapi Darius tak bisa menyangkal, bahwa Izora sangat memuaskannya di atas ranjang. Satu tatapannya saja mampu membuat Darius berhasrat. 

Hanya satu kelebihannya. Begitu nikmat untuk ditiduri. Tak ada yang lain.

Karena itu dia harus memenuhi semua keinginan wanita ini. Toh, selama dia tidak meminta sejumlah saham atau aset-aset penting untuk menjadi miliknya. Hanya vila dan rumah biasa, mobil dan perhiasan.

Tipikal wanita yang menjual tubuh dengan kemewahan.

Meskipun Darius tak bisa menampik bahwa kecantikan Izora melebihi Marina. Dia mungil, rapuh, tapi di saat bersamaan juga kuat dan tegar. Ada sesuatu dalam pandangan matanya yang selalu mengusik ego Darius meskipun wanita ini selalu menuruti perintahnya. 

"Baiklah. Aku akan segera membelinya. Sekarang istirahatlah di kamarmu." 

Izora bangun. Mengambil jubah tidurnya yang tergeletak sembarangan di tengah kamar, lalu keluar dari ruangan yang penuh dengan warna hijau pastel dan juga foto-foto Marina. 

Ia kembali ke kamarnya di lantai dua. Seperti seorang putri yang dikurung di dalam menara, kamar Izora adalah satu-satunya ruangan yang ada di lantai dua. Mungkin untuk orang awam, itu adalah istimewa. Tapi tidak untuknya, sebab Izora diasingkan. Dijauhkan dari hiruk pikuk pekerja di rumah ini dan juga dari pandangan Darius.

Dia hanya dibutuhkan saat Darius butuh untuk menyalurkan hasratnya, selain itu dia hanyalah pajangan. 

Kamar Darius ada di lantai bawah. Kamar yang dulu dia tempati bersama Marina, istri pertamanya. Wanita itu suka dengan warna hijau yang lembut, maka semua perabot dan dekorasi di rumah ini dihiasi dengan warna itu, kecuali kamar Izora.

Dengan sengaja Izora membandingkan kamarnya dengan ruangan-ruangan yang lain. Hitam, pekat, dan menyesakkan, seperti kamar orang yang pesakitan.

Izora memandang lurus, mengambil ponselnya untuk membuka pesan yang baru saja masuk.

'Namanya Bandit, pembunuh bayaran kelas atas. Dia akan menyelesaikan tugas kurang dari tiga hari. Dia cepat, tangkas dan hasilnya bersih.'

Pesan berikutnya berisi alamat si pembunuh bayaran.

'Datanglah sendirian, dia tidak suka identitasnya diketahui banyak orang.'

Izora menutup pesan dari orang kepercayaannya kemudian menyimpan kembali ponselnya di atas meja yang dipenuhi buku-buku tebal, laptop dan juga kertas-kertas yang berserakan. 

Diketuknya meja itu dengan ujung jari-jarinya, matanya berkilat berbahaya. 

Senyum tipisnya merekah. "Bandit. Boleh juga."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kill My Husband!   Terima kasih.

    Halo, ini author Mustacis. Terima kasih sudah mengikuti dan mendukung Izora dan Bandit. Jangan sungkan untuk kasih masukan yang berarti supaya aku bisa terus memperbaiki tulisan aku dan mempersembahkan yang terbaik untuk kalian 😘 Cerita Pembunuh Suamiku adalah tantangan kedua yang aku berikan kepada diri sendiri setelah 'Tertawan Dua Suami' juga tamat. Semoga kalian bisa terhibur, ada sedikit pelajaran yang bisa diambil dan puas dengan cerita ini. Kalau kalian suka dengan cerita-cerita aku, kalian bisa pantengi akun F4ceb00k aku: Mustacis Kim untuk dapet info-info seputar cerita aku. Terima kasih banyak. Jangan lupa masukkan komentar yang banyak supaya cerita ini bisa masuk di beranda promosi dan Izora-Bandit bisa semakin dikenal banyak pembaca 🙏🏻 Sampai jumpa di karya-karya aku selanjutnya ❤️❤️

  • Kill My Husband!   SPECIAL BAB 5 Kita Sudah Lengkap

    “Dia sudah tidur?”Bandit mengintip dari balik bahu Izora, pada Ciara yang sudah telentang nyenyak. Kedua tangan kecilnya mengepal di sisi kepala dan napasnya berembus hangat dengan teratur.Sedang Izora menyangga kepala dengan sebelah tangan dan tangan yang lain masih menepuk pelan paha Ciara. Ia menoleh sebentar kepada Bandit.“Dia baru saja tidur,” bisiknya.Bandit mengangguk lalu menyandarkan dagunya pada lengan Izora. Menatap pemandangan Ciara yang tertidur damai tidak punya beban dan ketakutan apa pun.“Dia sangat menggemaskan.”Izora menyetujui dengan senyuman. Entah sejak kapan dia seringkali tersenyum konyol, tapi saat ini pikirannya sama dengan pikiran sang suami.Suami.Dulu dia membenci kata itu, sekarang ia menyanjungnya. Menghitung berapa banyak istri yang bahagia di dunia ini seperti dirinya.Bisakah ia sebut ini sebagai keluarga?Keluarga

  • Kill My Husband!   SPECIAL BAB 4 Darius Sudah Musnah

    Bhanu mengamati dua pusara yang berbaris rapi itu dengan nanar. Padahal baru satu minggu yang lalu dia datang ke sini dan dia harus datang lagi hari ini.Ia menarik napas dalam, merasa déjà vu melihat dua makam yang berdampingan itu. Segalanya berakhir tragis. Hidup sang tuan yang diperjuangkan selama dua tahun akhirnya menemui ajal.Mungkin inilah hukuman yang selalu ditunggu-tunggu sang nyonya. Bhanu merasa sangat sayang. Padahal mereka semua bisa hidup dengan baik.Rumput-rumput di bawah kakinya menyusut ketika ia melangkah meninggalkan area pemakaman yang sudah sepi. Di dalam kepalanya ia masih mengingat pusara yang bertuliskan nama Darius Farzan dan Raline Maharani yang baru saja dia tinggalkan.Ia masuk mobil, bukan lagi milik Farzan. sudah sejak lama Bhanu tidak memakai lagi fasilitas Farzan. Ia sendirian sekarang, tak ada pengawal lain atau bawahan yang bisa ia komando.Bersama dengan sang pemimpin keluarga yang ti

  • Kill My Husband!   SPECIAL BAB 3 SERINA

    Izora baru saja hendak tidur ketika ponselnya bergetar di atas nakas. Nama Serina muncul di layar panggilan. Diamatinya sang suami yang tertidur pulas tanpa baju di sampingnya sambil memeluk Ciara, putri yang mereka rawat sejak kemarin malam.Namanya mirip dengan nama Ibu. Tiara. Karena Izora merindukannya. Ia merindukan sang ibu yang tak pernah lagi ia temui sejak dua tahun lalu. Mereka hanya berbicara lewat telepon sesekali.Ayah dan Adnan sudah mengira Izora meninggal dan diliputi perasaan bersalah setiap hari. Usaha Ayah bangkrut dan tentu saja mereka harus pindah ke rumah yang lebih kecil.Rumah yang dibelikan Izora secara diam-diam.Ayah berhenti bekerja dan Adnan menjadi pegawai kantoran biasa. Kehidupan mereka normal, hanya perasaan bersalah itu yang terus menghantui mereka.Biarlah. Anggap sebagai pembalasan dendam.Ponselnya masih berdering dan gegas Izora mengangkatnya. “Ada apa, Serina? Ini sudah larut malam.&rd

  • Kill My Husband!   SPECIAL BAB 2 Punya Anak?

    SPECIAL BAB 2PUNYA ANAK?Malam ini terasa lengang. Suara ketikan keyboard Izora mendominasi kamar sebelum dia menyadari bahwa malam sudah larut dan Kayman belum pulang.Ia menutup laptopnya dan keluar kamar. Menuruni tangga menuju ruang tengah yang hawanya cukup dingin. Angin berembus masuk lewat celah ventilasi di atas jendela, menerbangkan gorden dan meniup rambut Izora.Izora tidak menunjukkan gestur kedinginan sedikit pun. Ini sudah menjadi makanan kesehariannya. Tinggal di vila yang Darius berikan, terletak di daerah yang tinggi dan dingin. Izora sudah terbiasa kedinginan.Kayman belum pulang dan tidak memberikan kabar apa pun, membuat Izora khawatir. Jangan sampai lelaki itu pulang dalam keadaan terluka seperti yang sudah-sudah.Semoga pekerjaannya malam ini berjalan lancar. Kayman memang biasa pulang terlambat jika ada tugas penting, tapi malam ini Izora lebih khawatir dari biasanya. Firasatnya buruk.Gaun tidu

  • Kill My Husband!   SPECIAL BAB 1 Dia Bukan Lagi Bandit

    Dua tahun kemudian. “Ah, Kayman …” Tautan jari-jemari itu kian menguat ketika lagi-lagi Izora menggaungkan nama Kayman ke seluruh sudut-sudut kamar. Napasnya yang berembus panas beradu dengan napas pria yang bergerak dengan lihai di atas tubuhnya. Lelaki itu menggila, wajahnya mengeras, keningnya mengernyit menikmati gulungan gairah yang menghantamnya tanpa ampun. Hari yang cerah itu terasa sangat panas, membuat dua tubuh yang telanjang di atas ranjang bermandikan peluh. Sudah sejak tadi dan tak ada siapa pun di antara mereka yang berniat menghentikan aktivitas yang meleburkan hasrat itu. Otot-otot Bandit terdenyut-denyut menggoda Izora. Kulit kecokelatannya basah dan mengalirkan tetesan keringat berbau jantan ke perut Izora. Dari bawah, Izora bisa melihat betapa indahnya lelaki itu. Dari ekor matanya, ia bisa melihat cahaya raja siang mulai memudar dan menyiarkan semburat berwarna oranye dari balik jendela kaca. Berarti hari sud

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status