Share

Tangis Keluarga Kinanti

Irfan adik laki-laki Kinanti merasa iba melihat kesedihan sang bapak. Setelah berjalan hampir lima ratus meter, pemuda ini memutuskan untuk kembali  ke rumah pak Gatot.

"Kenapa berhenti, Nak?" Pak Firman menatap putra bungsunya dengan mata yang masih basah.

"Irfan harus meminta penjelasan kepada Pak Gatot di mana Mbak Kinanti saat ini, Pak?" 

Pemuda itu bergegas berlari kencang menuju kediaman Pak Gatot, ternyata pria paruh baya tersebut masih duduk di kursi kebesarannya.

"Hei....! Untuk apa kamu kembali lagi, pergi!" Usir pria sombong itu.

"Katakan di mana Mbak Kinanti berada!" 

Dengan lantang Irfan bertanya keberadaan sang Kaka.

"Ha ha ha ha...." Pak Gatot hanya tertawa mencibir.

"Dasar keluarga tidak tahu malu, pergi atau aku usir paksa kau anak muda." Imbuh pria paruh baya tersebut menuding wajah Irfan penuh penghinaan.

Bukannya jawaban yang ia dapat, pak Gatot menyeru kepada anak buahnya untuk mengusi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status