Dengan ditemani oleh Alamus Eldoran, ksatria sahabat dekat raja itu ingin mencoba mencari petunjuk tentang Raja Edward Forester yang terpental melalui lorong waktu ke masa depan. Dia pergi menemui Master Oleander Newton di Seven Sky Summit. Estefan Riddler menunggangi naga hijaunya yang bernama Vega. Lautan luas di bawah memantulkan sinar matahari yang menembus kristal perisai pelindung. Kedua naga itu terbang berkejar-kejaran di angkasa menuju ke tujuan yang sama. Tanpa disangka mereka berpapasan dengan rombongan tiga ksatria sakti utusan Perdana Menteri Andres Wilbur. "Hai, lama tak berjumpa, Lord Estefan Riddler. Ke mana Anda ingin bepergian?" sapa Viscount Donovan Kurtis dengan naga tunggangannya, Snowflake yang terbang bersebelahan dengan Vega.Dengan senyuman ramah Lord Estefan menjawab, "Hai juga, Viscount Kurtis. Jadi Alamus Eldoran telah diperintahkan oleh Paduka Raja Edward untuk mencariku agar dapat menemui Master Oleander Newton terkait kutukan Amaraca yang membuatnya t
Dari balik awan tempat Hwang Tuo dan Sparkling Tigris terbang, kedua ksatria penunggang naga terkejut setengah mati saat melayangkan pandangan mereka ke bawah. Pagoda Merah di Seven Sky Summit terbakar hebat. Lidah api melahap ganas bangunan bertingkat itu dengan asap membubung ke langit."Taron, ini gawat, kita harus segera membantu memadamkan api di Pagoda Merah!" seru Lord Louis Zhang. Dia tak menyangka setelah tadi mereka harus memadamkan kebakaran di Hutan Antipass, kini tempat tujuan mereka juga sedang mengalami kejadian yang sama."Sial, ini pasti ulah pengikut Amaraca lagi!" tebak Lord Taron Filbert sembari mengarahkan naga birunya menuju ke Pagoda Merah yang terlahap api. Sparkling Tigris menghembuskan kristal es untuk memadamkan api yang telah menjalar ke seluruh lantai pagoda. Dengan Pedang Ultra Watersource, Lord Taron Filbert memanggil air dari sumber yang ada di Seven Sky Summit untuk memadamkan api bersama naganya.Sementara Lord Louis Zhang berpencar ke area pertarung
Kota Houston, Texas."Pagi yang cerah setelah turun salju lebat semalaman, Kingcat Edu!" ujar Stefany Rowland ceria. Pasangan gadis pustakawati dan seekor kucing berbulu oranye itu berjalan bersisian di trotoar berlapis salju tebal. Mereka sedang berangkat menuju Houston Public Library, Stefany mendapat jam kerja shift pagi selama tujuh jam dari pukul 08.00.'Kau tidur sangat lelap semalam dengan kepala di atas buku Legenda Atlantis dan Kerajaan Kuno Di Sekitarnya. Untungnya buku itu tidak terkena air liurmu!' sahut Raja Edward Forester bertelepati.Stefany tertawa cekikikan seraya menjawab, "Tulisannya kecil-kecil dan banyak sekali. Itu membuatku seperti tersihir ke alam mimpi, Dude!"'Ya ... ya ... ya! Kau tetap harus terus membaca buku itu, aku yakin ada petunjuk penting agar aku bisa kembali ke Centurion Land,' sahut sang raja kucing sambil menyamakan langkahnya dengan Stefany yang berjalan cepat.Seekor kucing betina ras Persian warna putih oranye melintas di trotoar dan melempa
Ketika jam istirahat makan siang tiba, Stefany bergegas membawa tas bekalnya yang berisi kotak makan siang dan sekaleng catfood ikan Salmon kesukaan Kingcat Edu. Gadis remaja itu menuruni undakan tangga Houston Public Library menuju ke taman. "Raja Kucing Tampan, kau ada di mana? Waktunya makan siang!" teriak Stefany di taman yang penuh dengan tumbuhan musim dingin sembari mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.Sesaat kemudian kucing jantan berbulu oranye itu keluar dari semak-semak bunga Hortensia yang berbunga lebat. Beberapa guguran kuntum bunga terselip di antara bulu lebat si kucing. Dia melangkah santai menghampiri Stefany seraya bertelepati, 'Ternyata waktu makan siang cepat sekali tiba. Aku sedang bermain bersama teman-teman baruku tadi ketika kamu memanggil!'Stefany membersihkan guguran kuntum bunga berwarna lilac dan cyan di bulu-bulu Kingcat Edu. Dia pun bertanya penasaran, "Ohh ... jadi kamu sudah punya banyak teman sekarang ya? Hmm ... apa mereka kucing-kucing betina y
Langkah kaki Stefany Rowland terhenti di batas undakan tangga depan Houston Public Library. Dia melayangkan pandangannya ke langit sore yang menurunkan bulir-bulir salju putih dengan deras. Memang akhir tahun memasuki winter season yang nyaris setiap hari turun hujan salju. "Kingcat Edu, kau tetaplah di dalam ransel. Terlalu dingin bila berjalan menapaki lapisan es tebal di tengah hujan salju, okay?" ujar Stefany kepada kucing berbulu oranye yang kepalanya menyembul di bagian atas ransel milik gadis itu.Raja Edward Forester mengerti kekuatiran Stefany, kedinginan akan membuatnya terkena flu kucing. Dia pun tak ingin merepotkan pacar barunya yang begitu perhatian. Dan tak ingin disuntik oleh dokter hewan juga tentunya. Dia lalu menjawab, 'Okay, kembangkan payungmu. Jangan sampai kau juga jadi terkena flu karena berhujan-hujanan, Stefy Darling!'"Ohh ... perhatian sekali, Pacar Baruku. Ide bagus, sebentar kuambil payung kecilku dulu. Kuharap kamu tetap hangat di dalam ransel, Kingcat
"CKIIIITTTTT!" Suara rem sepeda motor yang diinjak kencang itu terdengar mengerikan dan menggasak aspal jalan perumahan Stefany. 'Awas, Stefy!' teriak Kingcat Edu dalam benaknya yang hanya terlontar menjadi suara meongan nyaring.Namun, untungnya pengendara sepeda motor besar itu bisa menghentikan kendaraannya tepat waktu. Sorot lampu depan yang menyilaukan mengarah ke wajah Stefany. "Hey, Bocah ... lain kali jangan berlarian di jalan kalau masih ingin berumur panjang!" teriak emosional suara pria yang nyaris menabrak Stefany tadi."Mister Jeff Harrison?! Maaf, Anda yang seharusnya tidak mengebut di jalan perumahan, itu membahayakan orang lain!" tegur Stefany dengan berani sambil menghampiri sepeda motor pria gondrong bercambang lebat itu.Namun, Jeff berdecak kesal malas mengakui kesalahannya. Belum cukup di situ saja, ada hal lain yang harus disampaikan oleh Stefany terkait rekaman CCTV rumah Mister Johannes Moore. "Oya, Sir. Kucing Anda; Mojo, Belvin, dan Ufo telah merusakkan ta
"Apa kamu tahu bagaimana menggunakan mantra-mantra di dalam buku ini, Kingcat Edu?" tanya Stefany sambil menemani Raja Edward Forester membaca halaman di buku tebal di hadapan mereka.'Kita coba saja, Stefy. Aku paham caranya!' balas kucing oranye itu dengan bertelepati. Kemudian dia melompat turun dari tempat tidur ke lantai di samping ranjang.'Reimago Humanus!' teriak Raja Edward Forester sambil membayangkan sosok dirinya sebagai manusia normal sebelum dikutuk menjadi kucing.Kilauan cahaya kehijauan berkabut menyelimuti kucing berbulu oranye yang semakin berubah sosoknya menjadi seorang pria. Stefany yang melihat retransfigurasi itu nampak syok karena seorang pria bercambang tipis dengan tubuh tinggi tegap berdiri menjulang di hadapannya."Hello, Stefy. Kita bertemu lagi dalam bentuk manusia, bagaimana menurutmu?" sapa Raja Edward Forester dengan senyum geli di wajahnya yang rupawan.Stefany bangkit dari tempat tidurnya lalu dia mengulurkan tangannya untuk menyentuh badan pria dew
"Ohh, Bu, taksinya sudah datang. Jaga diri di perjalanan ya. Merry Christmas, aku ingin mengucapkannya langsung karena kita tak akan bertemu ketika hari Natal tiba!" Stefany berpelukan dengan Nyonya Victoria Rowland di ruang makan. Wanita paruh baya itu menitikkan air mata meninggalkan putri tunggalnya tinggal sendirian di Houston untuk pertama kalinya. "Merry Christmas, Darling. Kamu sekarang sudah besar, Stefy. Kuharap segalanya akan baik-baik saja sampai kita berjumpa kembali di awal tahun baru nanti!" pesannya sebelum berpisah."Tenanglah, Bu. Ada Kingcat Edu yang menjaga dan menemaniku ke mana-mana. Dia bisa diandalkan!" jawab Stefany dengan bangga.Namun, Nyonya Victoria mendengkus serasa tak percaya dengan ucapan Stefany. Dia pun berkata kepada kucing oranye itu, "Hey, Kingcat Edu, jaga putriku selama kutinggalkan ke Michigan, okay? Aku akan membuatkan steak Salmon lezat untukmu sepulang dari libur panjang kalau kau melakukan tugasmu dengan baik!""Meeoongg!" sahut kucing oran