Share

Di Hotel

Penulis: Mizy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-04 17:49:02

Dewi membereskan berkas-berkas yang berserak di atas meja. Bima dan dua orang partner bisnis mereka sudah keluar beberapa menit yang lalu untuk makan siang.

Selama menjadi sekretaris Direktur Utama, ini adalah meeting yang tersingkat yang pernah dilakukan. Padahal proyek yang akan mereka kerjakan adalah proyek yang sangat besar. Pak Rahadian saja lembur sampai tengah malam bekerja keras untuk memenangkan proyek ini.

Dewi mendesah, "Ahh ... Apa yang bisa dilakukan oleh seorang sekretaris? Tentu saja menuruti semua perkataan dan permintaan bos, selagi semua itu tidak keluar dari jalur pekerjaan." gumam Dewi.

Namun Dewi merasa khawatir juga, karena menurut Dewi, Bima tampak ceroboh dan kurang hati-hati menerima semua permintaan client.

Diwaktu yang sama, disebuah restoran siap saji. Bima dan kedua rekan bisnis yang baru saja membicarakan proyek kerja sama sedang makan siang bersama. Mereka tampak sangat menikmati hidangan yang disajikan.

Tidak berapa lama, kepala Bima mendadak pusing, pandangannya berkunang-berkunang. Samar terlihat kedua wanita yang ada di depannya tersenyum sampai semuanya tampak gelap. Tidak lama kemudian, Bima sudah tidak tau apa-apa lagi.

Bima terbangun di sebuah kamar hotel. Tidak ada siapupun kecuali dirinya yang tengah terbaring tanpa busana di ranjang. Kepalanya masih berdenyut, pusing masih terasa. Lalu dia memijit keningnya perlahan, berusaha mengurangi sakit di kepala dan mengingat apa yang telah terjadi.

Reflek dia menyibak selimut yang menutupi tubuh setengah telanjangnya.

"Astagaa.. Kenapa aku disini?" gumamnya.

Bima berusaha bangkit dan meraih tas kerja yang terletak di meja tidak jauh dari ranjang, diperiksanya isi tas tersebut. Dompet isinya masih lengkap, KTP, SIM,Kartu ATM, Handphone dan lainnya tidak ada yang hilang, kunci mobil juga masih ada.

Sekali lagi diusapnya kepala mencoba memikirkan kenapa dia bisa sampai di hotel ini. Netranya memandang kesekililing ruang hotel, pakaiannnya tergeletak di lantai disamping ranjang. Segera dia berjalan dan memungut pakaian tersebut.

Tidak sengaja, sewaktu Bima hendak membungkuk mengambil pakaiannya di lantai, dia melihat kertas yang diletakkan di nakas samping ranjang. Dengan cepat diambilnya kertas tersebut, lalu dari lipatan kertas tersebut jatuh sebuah foto yang sudah tercetak. Bima memungut foto tersebut, matanya terbelalak melihat siapa yang ada di foto.

Jantung Bima berdetak dua kali lebih cepat, tangannya gemetar saat dia melihat fotonya bersama seorang wanita sedang tidur berpelukan tanpa busana. Pandangannya beralih pada kertas yang bertulis

"Lepaskan proyek ini atau foto-fotomu akan tersebar di media."

Bima terduduk tidak berdaya, sekelabat bayangan orang-orang yang dicintai menari dikepalanya. Aliciya istri yang dicintai, Arsya buah hati yang baru saja hadir, Papinya, Rio,  orang yang baru saja memberi kepercayaan untuk menghandle sebuah proyek besar dan Wulan, maminya, seorang wanita yang menyayanginya sepanjang masa.

Tangannya tergenggam erat, seandainya kertas dan foto yang sedang dipegang bertulang, mereka sudah pasti remuk karena kuatnya genggaman Bima.

"Aarrgghhh...." Bima berteriak sekuat tenaga. Merutuki betapa bodohnya dirinya.

Beberapa jam sebelumnya,

"Semoga proyek kita berjalan dengan lancar." Ujar Bima.

"Ya." sambut Laura.

Kedua atasan tersebut saling berjabat tangan sambil memberi kekuatan dan harapan untuk proyek yang telah mereka rencanakan.

"Mau makan siang dimana?" Tawar Bima. Sebagai tuan rumah perusahaan, Bima mencoba melayani tamunya dengan sebaik mungkin.

"Bagaimana kalau di D-Resto."

"Oke, sebentar saya keruangan dulu."

"Dewi, bereskan semua berkas dan simpan di meja saya" perintah Bima.

Kemudian mereka bertiga menuju D-Resto, tempat yang direkomendasikan Laura. Mereka berangkat menggunakan mobil masing-masing.

Sambil menunggu pesanan, ponsel Bima berbunyi. Ada panggilan telepon dari Rio.

"Maaf, saya tinggal sebentar." pinta Bima.

"Silahkan, Ppak." jawab Laura.

Bima berjalan agak menjauh dari mejanya, lalu menerima panggilan Rio. Bima berbicara dengan Rio hanya sebentar, Rio menanyakan tentang meeting yang telah selesai dibicarakan tadi. Setelah menjawab semua yang ditanyakan Rio, panggilan telepon terputus. Lalu Bima kembali menemui klient mereka yang sudah menunggu dengan hidangan yang sudah tertata di meja.

Mereka menyantap makan siang sambil berbincang-bincang tentang banyak hal, sampai kepala Bima mendadak pusing lalu tak sadarkan diri.

Bersambung...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kisah Cinta Aliciya   Ancaman Inaq

    "Aaaa...Tidaakkk." Yasmine berteriak histeris. Kepalanya berdenyut tak tertahankan, pandangannya mengabur. Seketika ia ambruk dalam pelukan Ibra.Peluh bercucuran dari dahi Ibra, ia menatap bingung Yasmine yang sedang berada dalam pangkuannya. Pemuda itu tidak tau sedikutpun tentang P3K, pertolongan pertama pada kecelakaan. Yang ia lakukan hanya menggoyang-goyangkan tubuh Yasmine supaya Yasmine tersadar dari pingsannya dan itu sudah dilakukan Ibra dari sepuluh menit uang lalu. Sementara ia tidak bisa melakukan apapun, bahkan untuk berteriak minta tolongpun rasanya sia-sia.Ibra mendekatkan indra pendengarannya ke tubuh Yasmine, memeriksa detak jantung perempuan itu.Apakah ia masih hidup?

  • Kisah Cinta Aliciya   Kembali

    Terdengar suara kunci pintu dibuka. Keduanya kaget dan merapat ke dinding. Pintu dibuka, Andi masuk dengan wajah angkuh mendekat ke arah Ibra dan Yasmine.Andi mengernyitkan kening seraya berkata "Kalian bisa membuka lakban yang ditempel dimulut?" punggung tangannya menelusuri pipi milus Yasmine, gerakan itu berhenti di dagu. "Kalau begitu, aku tidak perlu repot membukanya.""Heiii... Jangan lancang, bro. Dia bukan siapa-siapa lo, jadi jangan asal sentuh." Ibra menatap lekat Andi, wajahnya memerah menahan marah."Cuih,, jadi lo itu siapa? pahlawan kesiangan yang menyelamatkan istri orang? lo pasti punya niat dibalik semua ini." Andi balik menatap Ibra. "Jangan khawatir, gue hanya mau selangkah lebih maju dari lo. Gue akan pakai perempuan ini untuk mendapatkan apa yang gue mau

  • Kisah Cinta Aliciya   Ketahuan

    Pemuda tersebut keluar dari ruangan kecil tersebut lalu membanting pintu dengan keras.Ceklik.... terdengar suara pintu dikunci dari luar.Ibra bernafas lega, meskipun tangan dan kakinya terikat setidaknya pemuda itu sudah tidak berada di dalam ruangan ini lagi, melakukan pelecehan terhadap Yasmine.Yasmine pun juga demikian, meskipun ia duduk tertunduk namun gestur tubuhnya memperlihatkan ia lebih tenang dari sebelumnya.Ibra mendekati Yasmine, sadar Ibra beringsut ke arahnya, Yasmine mengangkat kepala dan menatap Ibra. Mereka saling tatap, seolah sedang berkomunikasi melalui telepati lewat pancaran mata.Yasmine menundukkan kepalanya ke arah bahu kananny

  • Kisah Cinta Aliciya   Disekap

    Kisah cinta Aliciya 19Jam empat sakit, Ibra sudah berdiri di depan rumah Yasmine. Rumah panggung tampak lengang dan tertutup. Tidak lama kemudian, Andi dan Pak Mansur bersama empat laki-laki lain yang tidak di kenal Ibra menjalan mendekat. Ibra segera menyalami mereka satu persatu sebagai bentuk rasa hormat.“Kamu sudah lama menunggu?” tanya Andi, pria yang sudah menjadi teman Ibra ini memang sangat bisa diandalkan. Ibra merasa beruntung bertemu dengannya.“Belum terlalu lama.”“Ayo, kita langsung saja menemui Bu Sarti.” Lelaki paruh baya itu berjalan mendahului.Ibra, Andi dan ke empat bapak yang lain mengikuti Pak Mansur dari belakang. Pak Mansur seteng

  • Kisah Cinta Aliciya   Ibra dalam bahaya

    Kisah cinta Aliciya 19Jam empat sakit, Ibra sudah berdiri di depan rumah Yasmine. Rumah panggung tampak lengang dan tertutup. Tidak lama kemudian, Andi dan Pak Mansur bersama empat laki-laki lain yang tidak di kenal Ibra menjalan mendekat. Ibra segera menyalami mereka satu persatu sebagai bentuk rasa hormat.“Kamu sudah lama menunggu?” tanya Andi, pria yang sudah menjadi teman Ibra ini memang sangat bisa diandalkan. Ibra merasa beruntung bertemu dengannya.“Belum terlalu lama.”“Ayo, kita langsung saja menemui Bu Sarti.” Lelaki paruh baya itu berjalan mendahului.Ibra, Andi dan ke empat bapak yang lain mengikuti Pak Mansur dari belakang. Pak Mansur seteng

  • Kisah Cinta Aliciya   Menemui tokoh adat

    Sudah hampir dua jam Ibra mondar mandir di depan rumah Yasmine. Semalaman ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan keadaan Yasmine.Ibra takut, perempuan tua yang mengaku inaq itu menyiksa Yasmine karena kedatangannya tempo hari. Ditambah lagi, mereka sempat bertengkar mengenai status Yasmine.Seorang pemuda menghampiri Ibra disaat Ibra hampir putus asa menunggu kemudian berniat memaksa masuk mencari Yasmine ke dalam rumahnya."Kamu siapa? Jangan buat onar di kampung kami."Sadar dengan perkataan pemuda yang berdiri di depannya, Ibra langsung minta maaf. Ia tidak mau terjadi salah paham dengan kedatangannya di kampung mereka."Maaf, saya ada keperluan d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status