Share

KDCS 3

Penulis: Nashwa_27
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-01 11:09:42

"Hay, Sudah pulang, Sayang!?“ Sambut Renata mama Jeslyn yang sedang membaca buku di ruang tamu.

“Hmm, iya, Ma.“

"Gimana hari pertama masuk sekolahnya, Sayang, masih sama kayak dulu apa ada perubahan?“ Tanya Renata.

"Yaa begitulah, Ma,” ucap Jeslyn menghembuskan napas pelan.

“Loh, kok gitu ekspresinya, kenapa? Cerita dong. Apa kamu gak suka sekolah lagi di sekolah kamu dulu?“ Tanya Renata lembut.

"Enggak kok, Ma. Ya namanya masih hari pertama masuk setelah pindahan, masih menyesuaikan lagi kan,” ungkap Jeslyne, dan tidak menceritakan pertemuannya kembali pada Sagara.

“Serius? Gak ada masalah kan?“ Renata memastikan.

“Enggak, Ma.“

“Ya udah, sana bersih-bersih dulu, habis itu turun makan siang ya.“

Jeslyne masuk ke dalam kamarnya, ia melempar tasnya sembarangan lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuknya. Ia memandangi atas langit-langit kamarnya, pikirannya berkelana saat pertemuannya kembali dengan Sagara. Ia benar-benar tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan Sagara, karena dirinya juga berusaha semaksimal mungkin untuk melupakan kenangan masalalunya bersama Sagara.

“Aku tahu ini menyakitkan, tapi aku juga tidak bisa mengahindari takdir atas kejadian itu,” gumamnya pelan.

Drrrrtt…

Handphone Jeslyne berbunyi, panggilan telepon dari sahabatnya tertera di layar handphonenya. Terdapat nama Rhea terpampang di layar handphonenya.

“Hallo, Jes, lo udah nyampe rumah?“ Tanya Rhea di seberang telephonenya.

“Udah, kenapa emang?“ Jawab Jeslyne.

“Eh, ntar lo ada acara gak? Kita jalan yuk, gue tadi di ajak Rachel dan di suruh telepon lo!?“ Ajak Rhea.

“Emm, gue tanya nyokap dulu deh boleh gaknya.“

“Okey, ntar lo wa gue ya!“

Jam tujuh malam, Jeslyne bersiap-siap untuk pergi bersama teman-temannya setelah dapat ijin dari Mamanya. Ia mengenakan dress berwarna nude dengan menenteng tas selempangnya, membawa langkahnya keluar kamarnya.

“Ma, Jeslyne pamit keluar dulu ya,” pamit Jeslyne pada Mamanya.

“Iya, hati-hati ya, Sayang. Inget jangan pulang malam-malam. Kalau ada apa-apa telepon, Mama, ya!“

“Siap, Mama, cantik! Papa, belum pulang, Ma?“

“Belum, nanti, Mama, sampein ke Papa, kalau kamu keluar.“

“Okey, makasih, Ma,” Jeslyne berjalan keluar rumah, terlihat mobil Rhea sudah parkir di depan rumahnya.

“Haaay, seneng banget gue kita bisa keluar bertiga lagi,” teriak Rhea gembira saat Jeslyne masuk ke dalam mobilnya.

“Yo'ii, sumpah selama gak ada lo, bosen banget gue kelaur sama ni kadal mulu,” ejek Rachel membuat Jeslyne terkekeh.

“Sialan, lo tikus got,” balas Rhea tak kalah tajam.

Jeslyne menghembuskan napasnya kasar, “Jadi keluar gak nih? Kalau lo mau lanjut berantem gue turun nih!“ Sahut Jeslyne yang sudah jengah.

“Eits, santai dong, okey kita lets go,” Rhea langsung menancapkan gasnya.

Mobil merah memasuki pelataran Mall besar dan mewah. Setelah memarkirkan mobilnya, tiga gadis ini pun turun dari mobilnya dan memasuki pusat pembelanjaan.

“Kita liat baju dulu yuk!“ Ajak Rachel.

“Cuss lah, gue juga mau cari daleman.“

“Pelankan suara lo ege, malu di lihatin orang,” tegus Jeslyne dengan menampol bahu Rhea.

“Tahu nih betina atu, heran gue kecil-kecil suaranya cempreng banget dah,” sindir Rachel.

Setelah puas belanja dan juga makan bersama, ketiganya memutuskan untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Di dalam mobil ketiganya asyik bercerita juga sesekali bercanda. Banyak hal yang di ceritakan Rhea dan juga Rachel, terutama saat menceritakan perubahan Sagara yang selama di tinggal Jeslyne pindah satu tahun yang lalu. Begitupun Jeslyne yang juga sudah menceritakan alasan kenapa ia harus pindah dan apa yang sudah ia lalui setahun yang lalu. Bahkan Rachel dan Rhea sampai nangis sesenggukan mendengar cerita pilu sahabatnya. Tidak menyangka jika Jeslyne sudah melalui hal paling berat di hidupnya.

“Eh, itu ada apa ya rame-rame di depan? Duh takut gue!“ Tanya Rhea memelankan laju mobilnya. Membuat Rachel dan Jeslyne menatap ke depan.

“Astaga, itu keknya lagi ada baku hantam deh, gimana ini, apa kita puter balik aja ya,” saran Rachel yang sudah ketakutan.

“Eh, tapi itu bukannya temen sekolah kita ya?“ Tanya Jeslyne yang mengamati para cowok-cowok yang tengah adu jotos di depan.

“Lah iya, itu kan Nando,” tunjuk Rhea pada salah seorang cowok.

“Wait! Itu juga ada, Sagara, woy. Fix ini mah gengnya Sagara lagi tawuran. Udah kita cabut aja lah, cepet-cepet,” Rachel memberi intrupsi Rhea untuk segera pergi.

***

Tok, tok, tok

Rhea yang baru saja ingin melajukan mobilnya pergi, lansung terjingkat menatap ke samping, begitu juga Jeslyne dan Rachel. Ketiga gadis tersebut langsung beringsut ketakutan.

“Woy, keluar lo,” teriak salah seorang laki-laki dari depan mobilnya, namun ketiga gadis dalam mobil tersebut tidak ada yang berani untuk keluar.

“Aduh, gimana ini, kita bakal celaka kalo nurutin tuh cowok keluar,” cerocos Rachel yang panik dan ketakutan.

“Keluar gak lo, kalo gak keluar gue pecahin nih kaca mobil lo,” ancam cowok tersebut dengan membawa tongkat besballnya.

“Gue bakal keluar, kalian tunggu di dalam aja ya,” Jeslyne hendak membuka pintu mobilnya namun langsung di tahan oleh Rachel.

“Eh, jangan gila ya lo, Jes! Ini tuh bahaya tau gak,” teriak Rachel masih menahan tangan Jeslyne.

“Udah gak pa-pa, dari pada kita di cegat gini gak bisa pulang-pulang,” Jeslyne langsung menarik tangannya dari Rachel hingga terlepas, dan melangkah keluar dari mobil membuat Rhea dan Rachel langsung syok dan ketakutan.

“Aduh, Re, gimana nih?“ Rachel sudah panik dan bingung mau keluar tapi takut. Begitu juga Rhea yang sudah ketakutan dari tadi.

Jeslyne yang sudah keluar dengan tatapannya yang tajam, menghampiri pemuda yang teriak-teriak di depan mobilnya.

“Wow, cantik banget, bolehlah kita ajak main-main,” ucap salah seorang cowok dari tiga pemuda di depannya.

“Kita cuma mau lewat dan gak ada urusan sama kalian, jadi gak usah ganggu kita,” ketus Jeslyne pada pemuda di depannya.

“Okey, tapi lo ikut sama kita,” cowok tersebut menarik tangan Jeslyne membuat Jeslyne panik dan mencoba melepaskan tangannya.

“Lepasin gue, gue gak kenal sama lo, brengsek,” teriak Jeslyne yang memberontak saat tangganya di tarik.

Di tengah ketegangan tawuran antara geng Sagara dan musuhnya, Sagara samar-samar mendengar teriakan yang tidak jauh dari seseorang yang sangat ia kenal suaranya. Sagara menoleh pada satu titik di mana membuat jantungnya berdetak begitu kencang.

Deg

“Jeslyne,” gumamnya dengan tatapan tajam dan tangannya yang sudah mengepal kuat.

Sagara langsung berlari ke arah Jeslyne, dengan emosi yang sudah menggebu.

Bugghh

“Bangsat,” teriak salah seorang saat tersungkur di jalan setelah di tendang dari belakang.

“Lepasin dia,” suara dingin Sagara dengan tatapan tajamnya mampu membuat nyali musuhnya sedikit menciut.

“Emang sepenting apa lo nyuruh kita buat lepasin dia,” ejeknya sembari tertawa mengejek.

Sagara hanya tersenyum sinis mendengarnya. “Banci” hina Sagara pada musuhnya.

“Brengsek,”

Sang musuh yang tersulut emosi langsung menyerang Sagara secara bersamaan. Sagara dengan sigap langsung menepis dan menghalau pukulan yang di layangkan musuhnya. Sagara yang tersulut emosi melihat Jeslyne di sentuh orang lain tidak memberi ampun dan meberi bogeman satu persatu, hingga salah seorang tumbang saat mendapat tendangan kuat dari Sagara.

Tersisa satu musuh yang harus Sagara hadapi, tidak sulit melumpuhkan lawan yang tak sebanding dengan Sagara yang memang sudah terlatih bela dirinya.

Setelah Sagara berhasil melumpuhkan lawannya tiga sekaligus, Sagara langsung menghampiri Jeslyne. Ia menatap dengan pandangan yang sulit di artikan. Tangannya terulur menarik tangan Jeslyne di bawa masuk ke dalam mobil, Jeslyne sempat terpaku dengan genggaman tangan Sagara begitu juga jantungnya yang berdegub kencang.

“Masuk, dan langsung pulang,” Tukas Sagara dengan membuka pintu mobil, menyuruh Jeslyne masuk dalam mobilnya.

Setelah menutup pintu mobil, Sagara langsung melangkah pergi meninggalkan mobil tersebut tanpa sepatah kata apapun.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kisah & Cinta Sagara   KCDS 5

    Jeslyne saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, saat jam pelajaran terakhir, ia mendapat kabar jika sang opa sedang di kritis di rumah sakit. Jeslyne tanpa pikir panjang langsung berlari meninggalkan pelajaran yang belum selesai, setelah meminta izin guru kelas untuk keadaan darurat. Sesampainya di rumah sakit, Jeslyne langsung berlari ke ruangan di mana opanya di rawat. Ceklek Pintu terbuka, membuat semua penghuni ruangan menoleh ke arah pintu yang terbuka. Masih dengan air mata berlinang, Jeslyne masuk ke dalam ruangan dan langsung berhambur memeluk opanya yang sedang terbaring lemah, air matanya tidak bisa ia bendung melihat keadaan opanya yang semakin melemah. “Opa, hiks!" Jeslyne menangis di dalam pelukan opanya. “Jeslyne, cucu opa, jangan sedih, sayang, opa gak apa-apa!“ tuturnya dengan suara lembut. “Opa, jangan tinggalin, Jeslyne, hiks!“ “Opa sebentar lagi ulang tahun, katanya mau minta sesuatu sama, Jeslyne, Opa harus sembu

  • Kisah & Cinta Sagara   KDCS 4

    Brummmm Motor Sagara dan teman-temannya memasuki area parkir sekolah secara bersamaan, membuat atensi para siswa-siswi tertuju pada segerombolan Most wanted di sekolah tersebut. Sagara melepas helm fullfacenya dan menyugar rambutnya ke belakang menambah kadar ketampanannya yang menjadi tatapan para gadis di sekolahnya. Wajahnya yang sedikit meninggalkan bekas luka akibat perkelahiannya semalam tidak mengurangi kadar ketampananya. “Eh, Sagara kenapa tuh mukanya kek habis luka gitu?“ seru salah satu siswi yang melihat ke arah Sagara. “Iya, tapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun.“ “Gila, muka bonyok aja bukannya tambah jelek malah tambah maco gitu, jadi makin sayang deh sama Sagara.“ Jeslyne yang kebetulan melewati gadis yang sedang memuja Sagarapun menoleh, dan tatapannya tidak sengaja bertemu dengan Sagara dari kejauhan, Jeslyne segera membuang muka dan melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. Sagara tersenyum miring melihat tingkah mantan kekasihny

  • Kisah & Cinta Sagara   KDCS 3

    "Hay, Sudah pulang, Sayang!?“ Sambut Renata mama Jeslyn yang sedang membaca buku di ruang tamu. “Hmm, iya, Ma.“ "Gimana hari pertama masuk sekolahnya, Sayang, masih sama kayak dulu apa ada perubahan?“ Tanya Renata. "Yaa begitulah, Ma,” ucap Jeslyn menghembuskan napas pelan. “Loh, kok gitu ekspresinya, kenapa? Cerita dong. Apa kamu gak suka sekolah lagi di sekolah kamu dulu?“ Tanya Renata lembut. "Enggak kok, Ma. Ya namanya masih hari pertama masuk setelah pindahan, masih menyesuaikan lagi kan,” ungkap Jeslyne, dan tidak menceritakan pertemuannya kembali pada Sagara. “Serius? Gak ada masalah kan?“ Renata memastikan. “Enggak, Ma.“ “Ya udah, sana bersih-bersih dulu, habis itu turun makan siang ya.“ Jeslyne masuk ke dalam kamarnya, ia melempar tasnya sembarangan lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuknya. Ia memandangi atas langit-langit kamarnya, pikirannya berkelana saat pertemuannya kembali dengan Sagara. Ia benar-benar tidak menya

  • Kisah & Cinta Sagara   KDCS 2

    Jeslyn berjalan dari perpustakaan setelah mengambil buku yang di minta gurunya untuk ia pelajari. Ia membawa beberapa buku untuk ia pelajari materi yang tertinggal di sekolah barunya. Bruk Buku yang di bawa Jeslyn tiba-tiba saja terjatuh dalam genggamannya setelah tak sengaja menabrak seseorang. Deg Jeslyn membeku ketika tatapan matanya bertabrakan dengan orang yang sangat ia hindari. Begitupun sebaliknya dengan Sagara yang tak kalah terkejutnya dengan Jeslyne, namun ia masih bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya, tatapan dinginnya menelisik wajah gadis di depannya, gadis yang sudah membuat hidupnya berantakan. Ada perasaan benci namun ia juga tidak memungkiri jika ia juga merindukan gadis yang selalu ia nanti. Jeslyn memalingkan wajahnya dan buru-buru melangkah pergi, namun baru selangkah ia berjalan tangannya di tarik oleh Sagara dan menghempaskan tubuhnya ke tembok. Sagara mengunci kedua tangan Jeslyn di kedua sisi kanan kirinya. “Jadi bener gue gag salah lihat kema

  • Kisah & Cinta Sagara   KDCS 1

    Di malam hari, malam bisa membuat penguat bagi seseorang dalam memulai hari esok. Dan kata-kata indah di malam hari juga bisa sebagai penutup harimu menjadi tenang. Dengan begitu, suasana hati dan pikiran yang tenang akan meningkatkan kualitas tidur. Namun tidak bagi seorang Sagara Althair Dirgantara, lelaki berparas tampan. Laki-laki dingin dan tak tersentuh, akan tetapi selalu berhasil membuat para gadis tergila-gila akan pesonanya. Malam yang seharusnya di gunakan untuk istirahat tapi tidak dengan Sagara, ia yang mengalami gangguan kesulitan untuk tidur membuat ia menghabiskan malam entah di area balap atau bahkan tak jarang ia berada di club hingga ia tak sadarkan diri. Bukan tanpa alasan Sagara mengalami gangguan tersebut, semenjak kepergian kekasihnya secara tiba-tiba dan mengatakan untuk mengkahiri hubungannya secara sepihak, membuat dirinya bertanya-tanya? Apa yang salah dari dirinya?. Jeslyne Velishia Anderson, nama yang masih melekat di hatinya, luka yang di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status