Brummmm
Motor Sagara dan teman-temannya memasuki area parkir sekolah secara bersamaan, membuat atensi para siswa-siswi tertuju pada segerombolan Most wanted di sekolah tersebut. Sagara melepas helm fullfacenya dan menyugar rambutnya ke belakang menambah kadar ketampanannya yang menjadi tatapan para gadis di sekolahnya. Wajahnya yang sedikit meninggalkan bekas luka akibat perkelahiannya semalam tidak mengurangi kadar ketampananya. “Eh, Sagara kenapa tuh mukanya kek habis luka gitu?“ seru salah satu siswi yang melihat ke arah Sagara. “Iya, tapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun.“ “Gila, muka bonyok aja bukannya tambah jelek malah tambah maco gitu, jadi makin sayang deh sama Sagara.“ Jeslyne yang kebetulan melewati gadis yang sedang memuja Sagarapun menoleh, dan tatapannya tidak sengaja bertemu dengan Sagara dari kejauhan, Jeslyne segera membuang muka dan melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. Sagara tersenyum miring melihat tingkah mantan kekasihnya tersebut. “Dia kenapa sih?“ Tanya lucas heran melihat Sagara yang senyum-senyum sendiri. “Tau, kesambet kali!“ kata Kenzo menimpali. Ketiganya mengikuti langkah Sagara masuk ke dalam kelasnya. Hari ini pelajaran olahraga di kelas Jeslyne, dan semua murid keluar kelas untuk mengikuti olahraga di lapangan sekolahnya. Jeslyne melihat tidak hanya kelasnya saja ternyata yang sedang mengikuti olahraga melainkan bergabung dengan kelas lain. Jeslyne lagi-lagi menghembuskan nafasnya karena harus bertemu lagi dengan Sagara saat olahraga. “Eh, Jes, ada mantan lo juga tuh!“ ujar Jeslyne. “Gue tau,” jawab Jeslyne tanpa menoleh. “Gak mau nyapa lo!“ celetuk Rachel dengan menyenggol lengan sahabatnya tersebut. “Apaan sih lo, gak penting banget, udahlah kita ke sana yuk.“ Ketiganya berjalan bersama menuju lapangan yang sudah ada murid berbaris. “Anak-anak, hari ini kalian semua ada penilain tambahan untuk olahraga basket, itu sebabnya kelas kalian saya gabungkan jadi satu. Untuk pemanasan kalian bisa latihan dulu, dan saya beri waktu lima belas menit,” ujar Pak Dikta selaku guru olahraga mengitrupsi muridnya. “Saga, aku mau di ajarin sama kamu ya, soalnya aku juga belum bisa,” ucap Vania yang tiba-tiba datang dengan bergelayut manja di sebelah Sagara. “Hmm,” Sagara hanya membalas dengan gumaman. Jeslyne yang melihat dua pasang di depannya itupun tak bergeming, dia hanya mantap datar. “Jadi dia sudah punya cewek!?“ batin Jeslyne. “Dih, dasar ular keket, kegatelan banget jadi cewek,” umpat Rachel melihat tingkah Bianca yang selalu sok manja ketika dengan Sagara. Ya, Sagara memang membiarkan Vania dekat dengannya, ia hanya menjadikan pelarian semenjak Jeslyne meninggalkan dirinya satu tahun yang lalu. Namun begitu, Sagara tidak pernah menyatakan perasaan pada Vania, bisa di bilang hubungan tanpa status. Vania pun tidak pernah mempermasalahkan status hubungannya dengan Sagara, bagi Vania dia bisa dekat dan berada di samping Sagara sudah membuatnya senang, karena Sagara merupakan cowok berpengaruh di sekolahnya sekaligus cowok incaran semua gadis-gadis, itu sebabnya Vania merasa bangga ketika Sagara mau ia dekati mekipun tidak ada status yang jelas. “Hey Jes, lo udah bisa basket?“ Tanya Darell tiba-tiba datang menghampirinya. “Belum, Rell,” jawab Jelsyne. “Mau gue ajarin!?“ Tawar Darell pada Jeslyne. “Boleh, sekalian sama sahabat gue ya, mereka juga belum bisa.“ “Temen lo biar di ajarin temen gue. Gas, Dan, sini lo! Ajarin tuh cewek maen basket,” Darell memanggil teman satu kelasnya untuk mengajari teman Jeslyne. “Heh, bangke bukan, Jeslyne. Jeslyne sama gue, noh yang di belakang,” ujar Darell menepis tangan Bagas yang ingin membawa Jeslyne. “Eh, sory, sory, gue kira Jeslyne,” Bagas menyengir kuda saat di tegur oleh Darell. “Bangke, lagian orang latihan masih di sini lo pake gandeng tangan segala, mau nyebrang lo.“ “Jes, ayo!“ ajak Darell agak menjauh dari gerombolan para siswa. Sedangkan tidak jauh dari tempatnya, Sagara menatap tajam pemandangan yang mengusik hatinya. Sagara mengepalkan tangannya dan berlalu begitu saja. *** Darell mengajari Jeslyne bermain basket dengan sabar, meskipun Jeslyne terlihat sedikit kesulitan, namun Darell bisa mengimbangi. “Huh, susah banget, Rell,” keluh Jeslyne. “Gak pa-pa, Jes, pelan-pelan pasti lo bisa. Semangat dong!“ Seru Darell menyemangati Jeslyne. “Pelan-pelan kalau drible bolanya, jangan terlalu kenceng pakai perasaan.“ Jeslyne berganti mengambil Shot agak jauh, ia mencoba memasukkan bola ke dalam keranjang namun masih belum berhasil memasukkan bolanya. Darell mendekat dan mengambil posisi di belakang Jeslyne, lalu mengajari Jeslyne memasukkan bolanya, dengan sekali lemparan bola langsung masuk ke dalam keranjang membuat Jeslyne berteriak senang. Keduanya tidak sadar jika ada yang memperhatikan interaksi keduanya dengan tatapan tajam. Sagara mengepalkan tangannya melihat pandangan di depannya, tanpa aba-aba ia melempar bola yang ia pegang hingga mengenai punggung Darell, membuat keduanya terjerembak ke depan beruntung Darell menahan Jeslyne sehingga Jeslyne tidak sampai jatuh. Darell menoleh ke belakang melihat siapa pelakunya. Ia menatap datar ketika melihat Sagara yang merupakan kakaknya yang usianya hanya berbeda beberapa bulan dengannya. “Apa-apaan sih lo, Bang,” sinis Darell pada sosok laki-laki di depannya yang tidak lain kakanya sendiri. “Sory, sengaja,” jawab Sagara santai. “Gak usah cari masalah ya lo,” ucap Darell menatap datar kakanya. Sagara mendekat ke arah Jeslyne, ia menatap sinis gadis di depannya. “Kenapa lo natap gue kek gitu?“ Tanya Jeslyne pada Sagara. “Ck, murahan! Baru juga masuk sekolah udah mau di pegang-pegang cowok lain,” sindir Sagara sembari memegang bolanya. Plak “Jaga mulut sialan lo itu,” Jeslyne langsung meninggalkan lapangan tanpa menoleh ke belakang. Bugh “Lo gak pantas hina, Jeslyne, kayak gitu,” Darell memukul kakanya dan berlalu begitu saja tidak memperdulikan tatapan tajam dari sang kakak. “Saga, kamu gak papa,” ucap Vania memegang pipi Sagara dengan cemas, namun Sagara langsung menepis tangan Vania dan melewati vania pergi begitu saja. Di belakang sekolah, Jeslyne duduk dengan tangisan yang membuat dadanya sesak. Belum sembuh luka yang di torehkan satu tahun yang lalu, sekarang dia harus merasakan sakit di dadanya karna ucapan Sagara. “Gue benci sama lo, Ga!“ Gumam Jeslyne sembari mengusap air matanya. “Nih, cokelat! Katanya cokelat bisa ngubah mood seseorang jadi lebih baik,” ucap Darell sembaru duduk di samping Jeslyne. “Thanks ya, Rell,” balas Jeslyne sembari tersenyum tipis menerima cokelat dari Darell. “Maafin abang gue ya,” ucap Darell menatap Jeslyne. “Lo gak perlu repot-repot minta maaf buat abang lo,” balas Jeslyne sambil mengunyah cokelat pemberian dari Darell. “Semenjak kepergian lo setahun yang lalu, dia jadi lebih dingin dan jarang pulang kerumah,” ungkap Darell pada Jeslyne. Jeslyne yang mendengar menatap Darell dengan tatapan sulit di artikan. “Lo gak tau aja kejadian satu tahun lalu yang membuat gue pergi gitu aja. Gue sebenernya udah nemuin kakak lo waktu itu, tapi hati gue hancur melihat kelakuan laknat abang lo itu,” Jeslyne mengutarakan unek-unek dalam hatinya yang sudah lama ia pendam. Darell yang mndengar penuturan Jeslyne jadi mengerutkan keningnya. “Emang kakak gue buat masalah apa sama lo, Jes?“ Tanya Darell. “Waktu itu, Sagara, telepon gue dan dia berada di club. Waktu itu gue juga niatnya mau berpamitan sekalian sama dia. Setelah gue nyampe sana lo tau apa yang gue lihat?“ Jelsyne mengehembuskan napasnya pelan. “Gue lihat abang lo lagi bercumbu sama cewek lain,” ungkap Jeslyne tak terasa mebeteskan air matanya kembali. “Apa!” teriak Darell terkejut. “Udah, lo jangan sedih lagi, gue siap jadi sandaran kapan pun lo mau,” ucap Darell menenangkan Jeslyne sembari mengusap bahunya pelan. ***Jeslyne saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, saat jam pelajaran terakhir, ia mendapat kabar jika sang opa sedang di kritis di rumah sakit. Jeslyne tanpa pikir panjang langsung berlari meninggalkan pelajaran yang belum selesai, setelah meminta izin guru kelas untuk keadaan darurat. Sesampainya di rumah sakit, Jeslyne langsung berlari ke ruangan di mana opanya di rawat. Ceklek Pintu terbuka, membuat semua penghuni ruangan menoleh ke arah pintu yang terbuka. Masih dengan air mata berlinang, Jeslyne masuk ke dalam ruangan dan langsung berhambur memeluk opanya yang sedang terbaring lemah, air matanya tidak bisa ia bendung melihat keadaan opanya yang semakin melemah. “Opa, hiks!" Jeslyne menangis di dalam pelukan opanya. “Jeslyne, cucu opa, jangan sedih, sayang, opa gak apa-apa!“ tuturnya dengan suara lembut. “Opa, jangan tinggalin, Jeslyne, hiks!“ “Opa sebentar lagi ulang tahun, katanya mau minta sesuatu sama, Jeslyne, Opa harus sembu
Brummmm Motor Sagara dan teman-temannya memasuki area parkir sekolah secara bersamaan, membuat atensi para siswa-siswi tertuju pada segerombolan Most wanted di sekolah tersebut. Sagara melepas helm fullfacenya dan menyugar rambutnya ke belakang menambah kadar ketampanannya yang menjadi tatapan para gadis di sekolahnya. Wajahnya yang sedikit meninggalkan bekas luka akibat perkelahiannya semalam tidak mengurangi kadar ketampananya. “Eh, Sagara kenapa tuh mukanya kek habis luka gitu?“ seru salah satu siswi yang melihat ke arah Sagara. “Iya, tapi tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun.“ “Gila, muka bonyok aja bukannya tambah jelek malah tambah maco gitu, jadi makin sayang deh sama Sagara.“ Jeslyne yang kebetulan melewati gadis yang sedang memuja Sagarapun menoleh, dan tatapannya tidak sengaja bertemu dengan Sagara dari kejauhan, Jeslyne segera membuang muka dan melanjutkan langkahnya menuju kelasnya. Sagara tersenyum miring melihat tingkah mantan kekasihny
"Hay, Sudah pulang, Sayang!?“ Sambut Renata mama Jeslyn yang sedang membaca buku di ruang tamu. “Hmm, iya, Ma.“ "Gimana hari pertama masuk sekolahnya, Sayang, masih sama kayak dulu apa ada perubahan?“ Tanya Renata. "Yaa begitulah, Ma,” ucap Jeslyn menghembuskan napas pelan. “Loh, kok gitu ekspresinya, kenapa? Cerita dong. Apa kamu gak suka sekolah lagi di sekolah kamu dulu?“ Tanya Renata lembut. "Enggak kok, Ma. Ya namanya masih hari pertama masuk setelah pindahan, masih menyesuaikan lagi kan,” ungkap Jeslyne, dan tidak menceritakan pertemuannya kembali pada Sagara. “Serius? Gak ada masalah kan?“ Renata memastikan. “Enggak, Ma.“ “Ya udah, sana bersih-bersih dulu, habis itu turun makan siang ya.“ Jeslyne masuk ke dalam kamarnya, ia melempar tasnya sembarangan lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuknya. Ia memandangi atas langit-langit kamarnya, pikirannya berkelana saat pertemuannya kembali dengan Sagara. Ia benar-benar tidak menya
Jeslyn berjalan dari perpustakaan setelah mengambil buku yang di minta gurunya untuk ia pelajari. Ia membawa beberapa buku untuk ia pelajari materi yang tertinggal di sekolah barunya. Bruk Buku yang di bawa Jeslyn tiba-tiba saja terjatuh dalam genggamannya setelah tak sengaja menabrak seseorang. Deg Jeslyn membeku ketika tatapan matanya bertabrakan dengan orang yang sangat ia hindari. Begitupun sebaliknya dengan Sagara yang tak kalah terkejutnya dengan Jeslyne, namun ia masih bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya, tatapan dinginnya menelisik wajah gadis di depannya, gadis yang sudah membuat hidupnya berantakan. Ada perasaan benci namun ia juga tidak memungkiri jika ia juga merindukan gadis yang selalu ia nanti. Jeslyn memalingkan wajahnya dan buru-buru melangkah pergi, namun baru selangkah ia berjalan tangannya di tarik oleh Sagara dan menghempaskan tubuhnya ke tembok. Sagara mengunci kedua tangan Jeslyn di kedua sisi kanan kirinya. “Jadi bener gue gag salah lihat kema
Di malam hari, malam bisa membuat penguat bagi seseorang dalam memulai hari esok. Dan kata-kata indah di malam hari juga bisa sebagai penutup harimu menjadi tenang. Dengan begitu, suasana hati dan pikiran yang tenang akan meningkatkan kualitas tidur. Namun tidak bagi seorang Sagara Althair Dirgantara, lelaki berparas tampan. Laki-laki dingin dan tak tersentuh, akan tetapi selalu berhasil membuat para gadis tergila-gila akan pesonanya. Malam yang seharusnya di gunakan untuk istirahat tapi tidak dengan Sagara, ia yang mengalami gangguan kesulitan untuk tidur membuat ia menghabiskan malam entah di area balap atau bahkan tak jarang ia berada di club hingga ia tak sadarkan diri. Bukan tanpa alasan Sagara mengalami gangguan tersebut, semenjak kepergian kekasihnya secara tiba-tiba dan mengatakan untuk mengkahiri hubungannya secara sepihak, membuat dirinya bertanya-tanya? Apa yang salah dari dirinya?. Jeslyne Velishia Anderson, nama yang masih melekat di hatinya, luka yang di