Share

Kisah Panas Terapis Laktasi Pria
Kisah Panas Terapis Laktasi Pria
Author: Adinda

Bab 1

Author: Adinda
Namaku Tina Welysn, aku telah menikah selama setahun dan memiliki seorang putra, aku sedang dalam masa menyusui, tetapi aku mengalami kemacetan ASI.

Dadaku bengkak setiap hari dan terasa tidak nyaman sepanjang hari dan malam, bagaimanapun suamiku menyentuhku, itu tidak ada gunanya.

Sahabatku mengatakan bahwa teknik suamiku salah dan aku perlu mencari konsultan laktasi profesional.

Oleh karena itu, ketika suamiku baru saja pergi dinas, konsultan laktasi yang sahabatku carikan untukku datang ke rumah.

“Halo nyonya, namaku Wilsen Tendianto, berusia 22 tahun dan aku telah menjadi konsultan laktasi selama tiga tahun.”

Yang berdiri di hadapanku adalah seorang pria berkulit gelap dengan senyum yang tenang dan ceria.

Aku tercengang dan segera mengirim pesan kepada sahabatku untuk menanyakan mengapa yang datang adalah pria, sahabatku mengatakan dia adalah satu-satunya konsultan laktasi dengan tingkat ulasan positif 100%.

Wilsen juga menyadari keraguanku dan segera berkata, “Jangan khawatir nyonya, aku telah menerima pelatihan formal dan menjamin untuk menggunakan teknik yang paling profesional dan nyaman untuk mengatasi masalah ASI-mu.”

Aku tanpa sadar melihat ke arah tangannya yang memiliki sendi yang jelas, urat yang menonjol dan tampak sangat maskulin.

Entah mengapa, di benakku terpikir gimana dia memegangku dengan tangannya...

‘Astaga! Bagaimana bisa aku memikirkan ini!’

Aku takut pria muda di seberangku ini akan menyadari aku memiliki pikiran yang tidak tahu malu seperti ini, jadi aku bertanya, “Berapa lama perawatannya?”

Tidak baik jika terlalu lama. Kalau dilihat orang karena sering biarkan seorang pria datang ke rumahku, mereka akan mengira aku sudah tidak tahan setelah melahirkan.

“Jika cepat, tiga hari sudah cukup.”

Aku menghitung dalam hati, kebetulan suamiku sedang dinas selama tiga hari.

Akan lebih baik jika aku bisa membiarkan konsultan laktasi pria mengobatiku tanpa sepengetahuan suamiku.

Tidak lama kemudian, aku berbaring di tempat tidur seperti yang diminta.

Wilsen meletakkan tangannya di dadaku dan mengusapnya perlahan.

Tiba-tiba aku merasa mati rasa dan hampir tidak bisa mengatur napas dan mengeluarkan suara.

Aku tidak menyangka teknik konsultan laktasi begitu baik, jauh lebih nyaman daripada suamiku.

Tetapi dia segera berhenti.

Proses yang nyaman itu berakhir tiba-tiba, jadi aku bertanya dengan datar, “Ada apa?”

“Nyonya, kamu mengenakan pakaian dalam, efek pijatannya tidak begitu bagus.”

Harus melepas pakaian dalam?

Aku sedikit malu dan ingin menolak, tetapi Wilsen berkata jika aku tidak melepaskan pakaian dalamku, waktu perawatan akan diperpanjang.

Aku tidak punya pilihan selain setuju.

Aku meminta Wilsen untuk membalikkan badan dan aku melepaskan pakaian dalam serta menyingkirkannya dengan malu-malu, lalu berbaring lagi sebelum berbicara, “Sudah.”

Wilsen berbalik dan matanya tertuju pada pakaian dalam renda hitam tipis milikku, jelas terlihat dia tidak menyangka seorang wanita muda yang baru saja melahirkan akan mengenakan pakaian dalam yang begitu genit.

Wilsen menyadari tatapanku dan tersenyum. “Nyonya, kamu memiliki bentuk tubuh yang bagus, besarnya sama saat mengenakan ataupun melepaskan pakaian dalam.”

Aku sedikit bangga dipuji dan tidak bisa menahan diri untuk tidak menegakkan dadaku, tetapi aku berkata dengan rendah hati, “Dadaku bertambah besar setelah pembengkakan, aku jadi harus beli pakaian dalam baru, benar-benar menyebalkan.”

Di balik pakaian sutra tipis, garis dadaku terlihat sepenuhnya.

“Nyonya, bentuk tubuhmu adalah impian banyak wanita,” kata Wilsen sambil menutupiku dengan kedua tangannya ketika aku merasa rileks, lalu memijat dan meremas dari atas ke bawah.

Saat dia menyentuh bagian tertentu, aku mengerang dan dadaku basah.

Aku tersipu dan menatap Wilsen dengan canggung, ada jejak lingkaran pada kain yang terangkat di dadaku dan kedua tangan pria itu mencubit daging lembut di bawahnya.

Adegan ini tampak terlalu erotis.

Ini pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini oleh pria selain suamiku.

“Ini adegan yang normal, jika ASI keluar, itu berarti sebagian dari area yang tersumbat telah dibersihkan.”

Wilsen menjelaskan dengan wajar, yang secara bertahap menenangkan rasa malu-ku.

Tekniknya benar-benar begitu hebat, setiap kali dia memijatku, mulutku terus bersuara, erangan demi erangan terus terdengar, pipiku semakin panas, kepalaku pusing dan sepertinya ada kilatan cahaya putih di depan mataku. Aku merasa ada sesuatu yang mau keluar.

“Ah...”

Aku menjerit pelan karena nyaman, mataku menatap kosong ke langit-langit.

Ketika aku kembali bisa berpikir, aku menyadari pakaian di depan dadaku sudah basah semua dan dadaku mendorong kain ke atas. Udara dipenuhi dengan bau susu.

Saat ini Wilsen menyeka tangannya di samping.

Aku merasa malu dan memujinya dengan datar, “Kamu layak jadi konsultan laktasi berprestasi, kamu membersihkan ASI-ku yang tersumbat.” Bahkan... membuat ASI-ku mengalir keluar.

Namun, Wilsen berkata, “Perawatan hari ini belum selesai, masih ada satu set teknik terakhir yang tersisa. Jika kamu setuju, aku akan mengoleskan obat-obatan perawatan tambahan kepadamu dan memberimu pijatan yang mendalam.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kisah Panas Terapis Laktasi Pria   Bab 7

    Ternyata mereka yakin bahwa aku tidak berani angkat bicara, makanya mereka berani bersikap sombong seperti ini.Sebelum Wilsen menanggalkan semua pakaiannya, dia memperingatkanku, “Setelah pulang segeralah bercerai, semakin lama kamu bercerai, semakin besar resiko videomu akan tersebar.”Setelah mengatakan itu, dia merobek lapisan perlindungan terakhirku.Bam!Pintu tiba-tiba ditendang dan terbuka!Suamiku bergegas menghampiri dan menendang Wilsen dari tempat tidur, lalu membungkusku dengan selimut dan memelukku erat-erat dalam pelukannya.Wilsen mengambil kesempatan itu untuk bangkit dan berlari keluar.Aku tidak menyangka akan diselamatkan seperti ini dan suamikulah yang menyelamatkanku. Ini membuatku sama sekali tidak tahu harus bagaimana menghadapinya.“Tidak apa-apa, pakai bajumu dulu.” Suamiku menghela napas lega.Aku pun berkemas dan mengikuti suamiku keluar dari kamar, barulah aku mendapati bahwa ada polisi di luar dan Wilsen telah ditangkap.Setelah memberikan pengakuan di kan

  • Kisah Panas Terapis Laktasi Pria   Bab 6

    “Kamu selingkuh dan menyakiti anak kita! Aku mau cerai!”Dia sama sekali tidak mendengarkan penjelasanku, mengenakan pakaiannya, membanting pintu dan pergi.Setelah suamiku pergi, aku menahan kesedihanku dan menceritakan semua kejadian itu padanya di Whatsapp.Aku memberi tahu suamiku bahwa pria ini adalah konsultan laktasi profesional yang diperkenalkan kepadaku oleh sahabatku.Namun, apa pun yang kukatakan, suamiku tetap tidak membalas pesan.Aku hanya bisa menelepon sahabatku dan bertanya apakah dia punya nomor telepon Wilsen.Dari suaraku, sahabatku sadar ada yang tidak beres dan bertanya padaku apa yang terjadi.Aku tidak ingin bicara lebih banyak, jadi aku hanya menjelaskan secara singkat dan menutup telepon.Namun, nomor telepon Wilsen tidak dapat dihubungi, aku menghubungi perusahaannya, tetapi malah diberi tahu bahwa dia telah mengundurkan diri seminggu yang lalu.Bagaimana ini bisa terjadi!Aku hanya bisa menghubungi sahabatku lagi, dia juga kebingungan dengan hasil seperti i

  • Kisah Panas Terapis Laktasi Pria   Bab 5

    “Apakah kamu menyusui anakmu segera setelah menggunakan afrodisiak?”Mendengar ini, sahabatku kesal. “Tidak mungkin! Suaminya sedang dinas, gimana mungkin dia menggunakan afrodisiak sendirian? Dokter, kamu tidak boleh berbicara sembarangan!”Pada saat ini, sebuah pikiran melintas di benakku, wajahku sontak menjadi pucat dan aku menyeret sahabatku keluar sebelum dokter marah.Setelah meninggalkan rumah sakit, aku mengatakan kepada sahabatku yang marah, “Diagnosis dokter seharusnya benar.”Mata sahabatku membelalak.Ketika aku sampai di rumah, suamiku belum pulang.Aku sangat beruntung sahabatku yang menemaniku ke rumah sakit.Jika tidak, pernikahanku akan berakhir.Aku dengan yakin memberi tahu sahabatku bahwa pasti konsultan laktasi Wilsen-lah yang memberiku obat.Tidak heran setelah dia memijatku dengan obat-obatan dan minyak esensial, aku merasa panas, bingung dan menginginkan belaian yang mendalam.Untungnya, dia tidak mencampurkan banyak afrodisiak ke dalam minyak esensial itu, kal

  • Kisah Panas Terapis Laktasi Pria   Bab 4

    Tangannya menyentuhku, mengoleskan minyak esensial, mengusap dan menggoda.Jepitan itu menjepit dan aku menjerit kesakitan, seolah-olah aku sedang mengerang.Seketika aku tidak berani bersuara lagi.Wilsen malah menyemangatiku, “Nyonya, jangan menahannya, jika kamu terlalu menekannya, dadamu akan tersumbat.”Sekarang aku tidak berani menggigit bibirku untuk menahannya, dia juga benar-benar memberiku alasan untuk melepaskan hasratku, aku membuka bibir merahku dan mengerang pelan.Bulu itu menyapu dan kekuatan penjepit itu terus mengencang, aku tenggelam dalam suasana kesakitan dan kebahagiaan, seolah-olah aku dikirim ke awan.Tiba-tiba, sebuah tangan turun di sepanjang dadaku, melingkari pusarku dan kemudian tenggelam ke dalam gaun tidurku.“Ah...”Rangsangan yang sangat besar itu membuatku kehilangan kendali.Firasatku merasa bahwa ini salah.Namun, tubuhku sangat ingin terjadi lebih banyak hal.Saat dia menarik kembali tangannya, aku benar-benar ingin memintanya untuk menyentuhku lagi

  • Kisah Panas Terapis Laktasi Pria   Bab 3

    Saat ini, rasa sakit dan bengkak di dadaku sudah membaik dan aku bisa merasakan ASI keluar lagi.Sisi lainnya juga cepat tertangani.Kemarahanku pun mereda.Menyadari aku tampaknya telah memfitnah Wilsen lagi, aku menahannya dan tidak bersuara.Suara isapan dan menelan “gluk gluk” yang terdengar di telingaku, membuatku tersipu.Metode pengobatan ini sepertinya terlalu...?Aku takut canggung, jadi aku berpura-pura tidak melihat apa pun dan terus berbaring tegap.Namun, tubuhku bereaksi terhadap kontak dengan pria asing itu.Seluruh tubuhku terasa seperti disentuh dengan bulu, rasa gatal menyebar dengan cepat, bahkan hatiku pun ingin digosoknya dengan tangannya yang besar dan sedikit kasar itu.Mengapa aku begitu jalang sih?Aku terkejut dengan pikiran-pikiran dalam benakku, aku menyadari bahwa perilaku seperti ini salah, jadi aku mengumpulkan keberanian untuk melepas penutup mata dan menghentikannya.Pada saat ini, kehangatan di dadaku tiba-tiba menghilang dan perasaan hampa muncul.“Ny

  • Kisah Panas Terapis Laktasi Pria   Bab 2

    “Harus telanjang?” tanyaku dengan wajah memerah.“Benar.”Aku dilema, dia adalah pria asing...Namun, tekniknya memang sangat profesional dan ASI-ku yang tersumbat selama berhari-hari akhirnya keluar banyak.Setelah masalah ASI tersumbat teratasi, bukan hanya tubuhku yang akan merasa jauh lebih nyaman, tetapi anakku juga akan bisa minum ASI.Memikirkan hal ini, cinta keibuan menang.Akhirnya aku mengangguk.“Baiklah, aku terima pijatan yang mendalam.”Memikirkan pada akhirnya Wilsen juga akan melihatnya nanti, aku tidak memintanya berbalik dan melepas bajuku di depannya.Tubuh seputih salju pun terekspos dan masih ada lumuran ASI di kedua dadaku.Terdengar suara terengah-engah yang berat di sebelahku.Aku menoleh dan melihat Wilsen menatap dadaku.Meskipun dia tidak melakukan pergerakan apa pun, aku merasa seperti sedang disentuh dengan tatapan, buah plum merah di dadaku bergetar dan menegang.Napas Wilsen menjadi lebih berat.Aku tidak pernah menyangka tubuhku begitu sensitif, aku bat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status