Share

Kisah Para Penggetar Langit
Kisah Para Penggetar Langit
Penulis: Norman Tjio

Bab 1

Pemandangan dari atas gunung Bu Tong-san memang tiada duanya. Saat ini musim semi, matahari sore bersinar dengan cerah. Angin sepoi-sepoi menghembus, menyejukkan hati siapa saja yang berada di atas gunung ini.

Tapi angin sejuk itu tidak mampu menembus ke dada ribuan murid Bu Tong-pay (Partai Silat Bu Tong) saat ini. Guru Besar mereka, sekaligus pendiri perguruan Bu Tong dan juga ketua partai itu,  Thio Sam Hong, baru saja meninggal dunia. Beliau adalah salah satu tokoh terbesar pada jamannya. Bahkan kebesaran nama beliau tidak saja menggetarkan dunia Kang Ouw (dunia persilatan), namun juga mampu menembus hati orang-orang biasa dan rakyat jelata.

Thio Sam Hong memang adalah orang yang sangat dihormati. Para pendekar aliran lurus sangat mengagumi beliau. Tokoh aliran sesat juga kagum dan gentar mendengar namanya. Thio Sam Hong adalah pencipta ilmu-ilmu hebat. Salah satu ilmu ciptaannya adalah Thay Kek Kun (Tai Chi Chuan). Ilmu dahsyat ini menggetarkan dunia persilatan, dan jarang bisa ditemui lawannya.

Ia juga adalah seorang tokoh pendeta Tao, yang kedalaman pengetahuan agama serta filsafatnya jarang ada tandingan. Banyak orang yang ketika mendengar namanya saja, akan tunduk dan merasa takluk.

Selain itu, beliau juga memiliki umur yang sangat panjang, mencapai lebih dari 170 tahun. Konon kabarnya, karena ilmu silatnya sangat hebat sehingga mempengaruhi usia dan kesehatannya.

Kematian tokoh seperti ini sudah pasti akan menggemparkan seluruh Tionggoan (China daratan). Sudah bisa diramalkan berita kematiannya akan membuat dunia Kang Ouw gempar. Proses penguburan jenazahnya akan mengundang keramaian besar.

Namun, Thio Sam Hong adalah tokoh bijaksana yang sangat rendah hati. Sebelum kematiannya, beliau menulis surat wasiat agar berita kematiannya baru disebarkan ke dunia Kang Ouw (dunia persilatan) 3 bulan setelah proses pemakaman. Surat wasiat itu juga menunjuk Lau Tian Liong sebagai Ciangbunjin (Ketua) partai yang baru.

Murid-murid Bu Tong-pay menerima isi surat wasiat itu dengan rasa sedih.Mereka merasa, Guru Besar mereka itu pantas mendapatkan pemakaman seperti seorang Kaisar. Namun sang Guru memilih dikuburkan dengan suasana yang khidmat. Memang, proses pemakaman beliau sangat sederhana. Walaupun dihadiri ribuan murid BuTong-pay, pemakaman itu sakral dan sederhana. Hanya diurusi beberapa orang yang sudah ditunjuk, dan beberapa pendeta Tao yang membaca kitab suci.

Bu Tong-pay memang sedang bersedih. Guru Besar mereka meninggal. Sedangkan murid-murid hebat mereka banyak yang gugur saat pertempuran melawan bangsa Goan (Mongol). Saat itu, Bu Tong-paybergabung dengan berbagai perguruan silatbermacam aliran. Mereka bersatu-padu untuk menumbangkan bangsa penjajah.

Gerakan perlawanan itu dipimpin oleh murid Bu Tong yang paling hebat. Murid legendaris itu berhasil menyatukan berbagai golongan Bu Lim (kaum persilatan), dan berhasil memimpin perang melawan Goan (Mongol). Padahal istrinya sendiri adalah putri dari Jenderal Goan yang masih punya hubungan saudara dengan Kaisar Mongol.

Sebuah pengkhianatan dari bawahannya, membuat murid terbaik Bu Tongitu kecewa dan mengundurkan diri ke sebuah pulau terpencil beserta istrinya. Kenyataan itu membuat Thio Sam Hong sangat terpukul, karena ia menaruh harapan besar terhadap muridnya itu.

Selain bakat yang sangat besar, murid kesayangan Thio Sam Hong itu adalah orang yang sangat lurus sifatnya. Ia juga memiliki ilmu tinggi dari berbagai macam aliran.Meski demikian, kerendahan hatinya membuat iadisukai banyak orang, hingga mereka ingin mengangkatnya sebagai pemimpin dunia persilatan.

Murid lain asalBuTong memang tidak sehebat murid kesayangan Thio Sam Hong itu, namun mereka juga memiliki ilmu yang dahsyat. Sayang, banyak sekali dari mereka yang gugur dalam peperangan, sehingga yang tersisa hanyalah murid-murid yang tak terlalu istimewa.

Karena kenyataan ini, Thio Sam Hong tidak mampu menurunkan ilmu-ilmunya yang paling hebat kepada murid-murid yang tersisa. Ia memang sudah berusaha menurunkan ilmu-ilmu itu, namun bakat dan pemahaman dari murid-muridnya memang tidak ada yang sedalam dan sebesar murid kesayangannya itu.

Setelah sang murid kesayangan mengasingkan diri ke pulau terpencil, Thio Sam Hong berusaha memendam kekecewaannya, mengucilkan diri dengan menciptakan ilmu-ilmu baru yang lebih dahsyat. Para murid yang mengerti dengan keadaan ini, berusaha untuk tidak menyebut-nyebut nama murid kesayangan Thio Sam Hong itu. Karena mereka sering melihat wajah Thio Sam Hong berubah menjadi sedih ketika mendengar nama muridnya itu disebut. Akhirnya, karena lama tidak disebut, nama murid kesayangan itu mulai terlupakan. Bahkan mungkin kini tidak ada lagi orang yang tahu, siapa sebenarnya nama sang murid kesayangan itu.

Lau Tian Liong, sangCiangbunjin (Ketua) baru, adalah salah satu dari murid Thio Sam Hong yang paling hebat yang masih hidup. Usianya sekitar 70 tahunan. Saat terjadi kejadian besar peperangan pengusiran penjajah Goan itu, ia mungkin baru berusia belasan tahun. Thio Sam Hong sendiri sudah berusia sekitar 100 tahun lebih saat itu.

Lau Tian Liong tidak ikut berperang, karena termasuk dalam golongan murid pemula yang masih belum cukup ilmu untuk turun ke kancah perang. Ia memiliki bakat yang besar juga. Thio Sam Hong sudah melihat hal ini, dan mengajarkannya ilmu-ilmu yang sangat tinggi. Sekarang ini, nama Lau Tian Liong memang telah menggetarkan dunia KangOuw, karena dianggap sebagai salah satu orang yang paling tinggi ilmunya.

Namun tingginya ilmu Lau Tian Liong saat ini, tidak diikuti dengan perkembangan ilmu murid-murid Bu Tong lainnya. Oleh sebab itu, tepat setelah 3 bulan batas yang diberikan Thio Sam- Hong untuk memulai memberitakan kabar kematiannya ke dunia ramai, ia juga memerintahkan murid-murid utama BuTong untuk mulai mencari murid lebih banyak lagi.

Para calon murid ini harus memiliki bakat yang besar, dari keluarga yang lurus, dan berasal-usul jelas. Orang-orang yang ditugaskan untuk mengumpulkan murid ini adalah murid dari angkatan ke-3. Mereka ini terdiri dari murid-murid hebat yang ditugaskan berkelana ke segala penjuru Tionggoan (China daratan) untuk menegakkan kebenaran. Tegasnya, mereka adalah pendekar-pendekar yang turun langsung ke dunia Kang Ouw.

Murid yang bisa tembus sampai angkatan ke-3, adalah murid-murid yang sangat hebat. Dalam BuTong-pay, ada 7 angkatan. Angkatan ke-7 adalah angkatan pemula. Begitu seterusnya sampai keatas. Mereka yang ingin naik angkatan, harus melewati ujian berat. Jika tidak lulus, maka ia diberi kesempatan mencoba sampai 3 kali. Jika 3 kali itu tidak lulus juga, maka ia tidak bisa lagi naik tingkat, dan selamanya menjadi murid angkatan itu.

Mereka yang bisa lolos sampai angkatan ke-3, hanya beberapa orang. Mungkin tidak sampai 20 orang. Untuk bisa naik menjadi angkatan ke-2, mereka harus turun gunung. Berkelana selama bertahun-tahun. Membantu rakyat dengan ilmu yang sudah mereka miliki. Setelah itu, baru mereka berhak mengikuti ujian naik ke tingkat 2.

Tujuh orang terbaik dari angkatan ke-3, akan dilatih ilmu barisan pedang Bu Tong yang sangat terkenal. Ketujuh orang ini tidak turun gunung. Mereka menetap di Bu Tong sebagai penjaga utama perguruan. Sedangkan sisanya, diwajibkan turun gunung, mengabdi untuk rakyat.

Tugas baru untuk mencari murid-murid berbakat ini dibebankan kepada mereka yang turun gunung, termasuk Tan Hoat. Dia adalah salah satu murid Bu Tong yang namanya mulai terkenal di dunia Kang Ouw. Tindak-tanduknya yang gagah membuat nama besar  Bu Tong semakin disegani.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Marko Polo
bukan ngambil cerita kho ping ho ya? moha murnj karya sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status