Share

Bab 14. Suamiku menghilang

Seruput kopi di pagi hari yang biasanya menyenangkan, kali ini terasa pahit di tenggorokanku. Angin semilir kurasakan menampar wajahku. Mataharipun ikut takut menatapku. Aku merasa menjadi wanita paling tidak berharga. Sejak aku mengatakan akan tetap pergi, mas tidak menampakkan batang hidungnya sekalipun. Mobil yang biasanya mas pakaipun tak terlihat. Aku sudah mencarinya di setiap sudut rumah. Baju - baju masih tersimpan rapi di lemari. Barang berhargapun masih tampak lengkap. Tak mungkin mas pergi begitu saja. Aku yakin dia hanya sebentar. 

"De, ade lihat ayah? "

"Ga ma. Dari pagi ade ga lihat. Kenapa mah? "

"Ga ada apa - apa de."ucapku sambil menahan sesak. Bagaimanapun aku sangat tak menginginkan semua ini. Aku tak mau berpisah dengan suamiku. Aku masih sangat mencintainya. Aku tetap menghormati suamiku sebagai ayah terbaik bagi anak - anakku. Perlahan air mataku menetes seperti buih. Aku bingung harus bagaimana. Aku ingin teriak sekencang - kencang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status