Share

Bab 13. Hidupku Mulai Berantakan

Tenggat waktu jawaban beasiswa itu hanya dua minggu. Masih banyak waktu tersisa untukku meyakinkan kembali suamiku. Hari kelima sudah berlalu. Pikiranku mulai kosong. Semua yang kulakukan serba salah. Aku banyak melamun sendiri. Aku tahu aku salah. Namun inilah diriku. Dibalik kesabaranku selama ini, ada sikap ambisi yang kumiliki. Aku tak menampik dengan segala kemauanku yang keras, aku selalu diliputi perasaan bersalah. Aku tahu aku berambisi, tetapi aku tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan melayani keluargaku dengan maksimal. Aku selalu tidur tepat pukul sembilan malam lalu akan bangun tepat pukul empat subuh. Bukan karena apa - apa. Aku harus memasak dan mencuci agar aku bisa mengajar di siang hari. Pengorbananku rasanya sudah cukup. Aku selalu menomorsatukan keluarga. Namun ada kalanya sesekali keinginanku sebagai seorang manusia, suami dan anak - anakku memahaminya. 

"Ma... dimana baju pramukaku? "

"Memangnya ini hari Selasa ya nak? "

"Iya mam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status