Share

Bab 3 : Komplotan

Malam semakin pekat dan bulan semakin terang memancarkan cahayanya. Gemerlap bintang - bintang semakin mempercantik langit malam, sembari malam semakin larut di desa terpencil tersebut. Tidak lama kemudian, meluncurlah sebuah mobil Mercedes yang melintasi jalan desa itu.

"Mengapa para pria itu mengeroyok perempuan tersebut? Apakah ada masalah yang menimpa perempuan tersebut sehingga mereka sampai melakukan hal tersebut?" ucap pemuda itu di dalam mobil Mercedes, saat ia melihat lima pria menganiaya seorang perempuan. Kemudian, ia memperlambat mobilnya dan berhenti tepat di tengah - tengah pertarungan mereka.

“Berhenti! Kenapa kalian para laki - laki mengeroyok seorang perempuan? Jika ada masalah diantara kalian tolong bicarakan dengan baik - baik dan sama - sama cari solusinya, jangan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan suatu permasalahan!” ucap pemuda itu, dia berbicara dengan lantang dan tegas, membuat mereka semua berhenti sejenak dari tindakan mereka.

"Hai, anak muda! Jangan mencoba mengajari orang dewasa seperti kami. Urus saja urusanmu sendiri, sementara kami akan mengurus urusan kami. Jangan berpura - pura bijak di sini hanya karena kamu orang kaya yang suka ikut campur dalam urusan orang kecil. Baiklah, cepat bawa dia ke tempat yang dituju!" ucap salah satu pria di antara mereka dengan suara lantang dan penuh keberanian. Lalu, ia memerintahkan keempat pria tersebut untuk segera membawa perempuan itu ke tempat tujuan mereka.

“Tolong! Tolong saya Mas! Hu hu hu” ucap perempuan tersebut, meminta pertolongan kepada seorang pemuda yang berdiri disampingnya, kemudian dia menangis, karena rasa takut yang tak terelakan.

Tangan pemuda tersebut menghentikan salah satu tangan dari laki - laki itu yang ingin membawa perempuan tersebut secara paksa, “Sebentar, jangan bawa dia. Jika masalah ini adalah hutang saya akan membayar semua hutang perempuan ini secara lunas atau bahkan lebih, tetapi jangan membawa perempuan ini dan biarkan dia bebas” ucap pemuda itu memberikan suatu penawaran yang menarik kepada mereka.

“Anak muda, kau harus tahu bahwa dia kami bawa bukan karena hutang, tetapi karena sesuatu hal lain dan kamu sudah banyak berbicara disini jadi minggir. Biarkan kami melakukan urusan kami!” balas salah seorang dari laki - laki itu, sepertinya dia adalah ketua mereka atau orang yang di hormati dalam komplotan ini.

“Dan apa itu?” tanya pemuda tersebut dengan lantang dan berani, membuat salah satu dari mereka menggeram kesal dan marah.

Dia menyerang pemuda itu dengan cepat, tetapi pemuda itu jauh lebih cepat membaca serangannya, sehingga dia mampu menghindari serangan  dari laki - laki tersebut dengan mudah.

Tinju yang mematikan dari pemuda tersebut berhasil menghentikan serangan sang laki - laki. Dengan keberanian yang membara, pemuda itu menendang laki - laki tersebut dengan penuh kekuatan. 

Suara pecahan tulang yang menggetarkan telinga terdengar jelas saat salah satu tulang sang laki - laki patah. Membuat mereka terkejut, karena keberhasilan dari pemuda yang sedari tadi dianggap anak - anak oleh mereka.

“Wuiihh pasti sakit banget itu” ucap pemuda itu dengan seringai terpatri apik di wajahnya.

“Aduhhhhhh! Sakiittttt….Sakiiittt bangettt ini!” teriak laki - laki itu, mengaduh kesakitan yang mendera dirinya. Membuat teman - temannya yang melihat hal itu segera membantu laki - laki itu dengan cekatan.

“Aji, kamu tidak apa - apa Aji?” tanya temannya itu kepada laki - laki yang bernama Aji tersebut.

“Sakit banget Joko, perut aku sakit banget!” jawab Aji, kemudian merintih kesakitan.

“Ji, kamu minum dulu air hangat ini. Semoga bisa membantu meringankan rasa sakit kamu” ucap salah satu temannya, memberikan botol air hangat ke Aji yang berbaring di tanah.

“Makasih Riski” balasnya, kemudian meminum air hangat itu dengan perlahan - lahan.

"Mas Aryo, ini mengerikan sekali! Aji tampaknya menderita patah tulang. Tapi dengarlah, aku yakin pemuda itu memiliki ilmu kanuragan yang luar biasa! Karena jika kita memakai logika, seharusnya dia memberikan dua atau tiga tendangan yang kuat untuk mematahkan tulang orang dewasa. Namun, dia hanyalah seorang anak muda yang baru saja remaja! Bagaimana mungkin dia bisa dengan sekali tendangan mematahkan tulang orang dewasa seperti itu?" ujar rekannya, dengan keheranan yang jelas terpancar dari matanya, kepada sang ketua, Mas Aryo.

“Kau benar Soka, sepertinya lawan anak muda itu hanyalah aku, karena aku dan dia sama - sama memiliki ilmu kanuragan, kalau begitu aku akan menghadapi pemuda itu. Kalian jaga si Aji, karena aku akan bertarung lawan anak muda ini!” ucap Mas Aryo dengan nada lantang dan tegas, kemudian memerintahkan laki - laki itu untuk menjaga temannya yang terluka.

“Baik, Mas Aryo” balas laki - laki yang bernama Soka itu, mengikuti perintah Mas Aryo tanpa adanya bantahan sedikitpun.

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status