#Prolog
Dok ... dok ... dokPintu digedor sangat keras oleh para mafia yang akan menagih hutang seorang pelanggan yang berhutang kepada seorang rentenir yang sangat kejam. Mereka tak segan-segan untuk menyakiti orang yang ingkar janji untuk bayar.
"Maaf bang saya belum ada uangnya!" ucap Handoko si pemilik cafe tersebut.
"Handoko lo niat bayar engga sih, sak sok sak sok, pokonya gue engga mau tahu hari ini juga harus lunas karena bos besar sudah merintah gue buat hajar lo, paham!" teriak Dimas tangan kanan dari sang bos.
"Sa-saya tahu bang ta-tapi saya belum ada uang cafe lagi sepi pengunjung!" elak Handoko.
"Gue engga mau tahu! Kipli hajar dia!" perintah Dimas.
Kipli dan beberapa anak buahnya menghajar Handoko tanpa ampun sehingga membuat Istri dan anak-anak keluar untuk melerai.
Bugh...bugh... melayang bogem mentah yang dilayangkan Kipli dan yang lainnya.
"Jangan bang jangan pukul lagi suami saya tolong beri kami waktu untuk membayarnya, tolong bang!" seru Naomi sang istri.
Clara datang tergopoh-gopoh melihat pemandangan yang tak mengenakin mata.
"Ayah ada apa kenapa babak belur begini?" selidik Clara geram.
"Siapa kamu ikut campur urusan orang lain!" bentak Kipli.
"Aku Clara anak dari pak Handoko yang kalian pukuli hingga babak belur gini!" sentak Clara.
Dimas bertepuk tangan salut akan keberanian gadis itu.
"Wow, cantik juga anak dari pemilik cafe ini!" seru Anwar anak buah dari Dimas.
"Hai cantik, mending sama bang Anwar saja dijamin kamu hidup senang!" seru Anwar sambil mencubit dagu Clara gemas.
"Amit-amit gue punya pacar kaya lo!" sarkas Clara.
"Hmmm belum tahu siapa kita, Kipli kasih dia pelajaran yang engga akan pernah dia lupakan seumur hidup!" teriak Dimas.
Kipli dan yang lainnya berusaha untuk mendekati Clara dan menghajarnya.
"Cukup jangan ganggu anak saya!" teriak Naomi.
"Wow, cantik juga istri Handoko ini, Dim sikat juga engga nih!" celetuk Anwar.
"Tolong jangan ganggu istri dan anak saya, saya janji besok akan saya lunasin tapi tolong lepasin istri dan anak saya!" ucap Handoko memohon.
Baru saja Dimas hendak mendekati Handoko tiba-tiba sang bos mafia datang untuk melerai.
"Dimas stop, cukup sampai disini saja, Handoko saya kasih waktu 3 hari untuk melunasi semua hutang-hutang lo, kita akan datang lagi jangan sampai lupa!" teriak Alexander sang bos.
"Ba-baik bos akan sa-saya usahakan!" sahut Handoko takut.
Sang bos dan anak buahnya pergi meninggalkan cafe dengan mengendarai mobil mewah.
"Akhirnya mereka pergi juga," celetuk Naomi girang.
"Ayah engga apa-apa?" tanya Clara pelan.
"Kamu gimana sih Clara sudah jelas ayah kamu babak belur masih ditanya lagi, sudah sana ambilkan kotak P3Knya di kantor!" teriak Naomi kesal.
"Ayah engga apa-apa kok Cla!" seru Handoko.
"Iya mami!" sahut Clara buru-buru ia masuk untuk mengambilnya.
"Engga apa-apa gimana sudah babak belur gini!" sentak Naomi.
"Iya maaf sayang," sahut Handoko.
"Lagian sih ayah gimana sih berani-beraninya pinjem uang sama rentenir model mereka!" sarkas Naomi.
"Ya habis mau gimana lagi sayang kita kan memang butuh waktu itu!" gerutu Handoko.
"Ya sudah nasi sudah menjadi bubur mau gimana lagi tinggal kita cari jalan keluarnya," ungkap Handoko.
"Ngomong mah gampang tapi mana buktinya mana kita dikasih waktu cuma 3 hari sama si Alex itu!" ucap Naomi kesal.
"Cla ... Cla ... lama amat tuh anak cuma ngambil kotak P3K doang!" seloroh Naomi.
"Iya mami maaf tadi Cla, ke kamar mandi sebentar!" sahut Clara.
"Ini mi!" gumam Clara.
"Makasih nak!" sahut Naomi.
Aw ... aw ... pelan-pelan sayang sakit!" teriak Handoko.
"Ini juga sudah pelan sudah kamu diam saja tahan sebentar!" sentak Naomi.
"Iya tapi sakit sayang, pelan-pelan!" gerutu Handoko.
"Bawel sudah diam ini juga sudah pelan kamunya saja yang lebay!" sahut Naomj.
"Ayah, mami Cla keluar sebentar yah kayanya dicafe sudah ada pengunjung yang datang!" tukas Clara.
"Oh iya nak tolong kamu layani yah!" pinta Handoko.
"Siap ayah, ayah istirahat saja biar cafe hari ini Clara yang ngurus!" tukas Clara.
"Makasih yah sayang ayah!" seru Handoko.
"Kamu duluan saja Cla nanti mami nyusul kamu ke cafe!" tutur Naomi.
"Iya mami, Clara tunggu mami yah!" kata Clara.
Clara keluar dari kantor menuju arah cafe depan menghampiri Bella yang sedang melayani beberapa tamu yang datang.
"Bel ada yang perlu gue bantu engga?" tanya Clara.
"Bisa mba itu meja nomer 5 tadi manggil minta menu!" tutur Bella.
"Oke gue samperin mereka," terang Clara.
"Maaf bisa saya bantu?" tanya Clara kepada tamu dimeja nomer 5.
"Oh iya mba ini pesan yang kami buat," sahut tamu itu.
"Baik saya catat dan mohon ditunggu yah!" sahut Clara sambil pergi ke tempat order pesanan sang pelanggan.
Clara menuju meja kasir yang ditungguin oleh Shinta.
"Mba Clara coba lihat video yang lagi viral tadi!" seru Shinta.
"Astaghfirullah, itu kan ayah kok tega yah yang memviralkan video itu!" sesal Clara geram.
"Yah biasa lah mba Cla banyak orang yang tega!" seru Shinta sinis.
Sementara Alex dan anak buahnya sampai di basecamp tempat mereka nongkrong.
"Dimas, gue perhatiin dari tadi bos Alex diam saja ada apa ah?" selidik Kipli.
"Hmm kurang tahu gue Pli!" jelas Dimas sambil menjitak kepala Kipli geram.
"War lo dari mana saja sih baru kelihatan tadi dicariin sama bos Alex tapi bohong!" celetuk Kipli garing.
"Bangke lo Pli, gue habis dari Argamart beli minuman!" sahut Anwar.
"Lo aturan bilang-bilang War gue mau nitip tahu!" sentak Kipli.
"Ah males gue sama lo mah yang sudah-sudah enggak mau bayar tekor lah gue!" sungut Anwar mencebik.
"Bisa saja kelleuss," sahut Kipli terkekeh.
"Dimas lo dipanggil bos Alex diruangannya!" seloroh Aji.
"Siap makasih yah Ji," tutur Dimas.
Dimas menghampiri ruang bos besar dan mengetuk pintunya.
Tok ... tok ... tok
"Masuk saja Dim engga dikunci!" teriak Alex tenang.
"Lo manggil gue bos," seru Dimas.
"Engga, ya iya lah gue manggil lo kenapa engga seneng lo!" maki Alex.
"Bu-bukan gitu bos!" sahut Dimas cengar cengir.
"Tar malam anterin gue ke cafe Handoko engga usah ngajak anak-anak kita berdua saja!" tukas Alex.
"Mau ngapain lagi bos bukannya lo tadi ngasih waktu yah sama Handoko 3 hari kok sudah mau nyamperin lagi saja!" celetuk Dimas penuh kebingungan.
"Jangan Kepo sudah nurut saja diajak makan enak ke cafe malah protes!" gerutu Alex kesal.
"Ma-maaf bos engga usah marah-marah juga kelleus!" gumam Dimas.
"Berisik, keluar lo ingat jam 8an lo temanin gue,"
"Siap bos tenang saja,"
Dimas keluar dari ruangan Alex sang bos mafia menemui beberapa teman-temannya yang sedang asyik ngobrol.
"Ada apa Dim bos manggil lo ke ruangannya," tegur Kipli.
"Kepo lo bang**t," bales Dimas kesal.
"Ish kenapa sih nih anak!" gumam Kipli.
"Gue bingung sama si bos Alex kenapa mau ke cafe si Handoko?" selidik Dimas keder.
"Hmm itu toh masalahnya,gue juga engga tahu sih Dim," celetuk Kipli.
"Diam lo!" teriak Dimas.
"Mungkin bos Alex terpesona sama kecantikan anaknya Handoko siapa tadi namanya!" seru Anwar yakin.
"Bener-bener bisa jadi gitu, tumben lo pinter War!" hardik Dimas.
"Wes kalau masalah pinter mah sudah sejak lahir gitu loh!" sahut Anwar bangga.
"Geer banget jadi orang lo bang**t!" teriak Kipli terkekeh.
Senja sudah nampak kan sinarnya bertanda akan tiba malam. Gegas Dimas mandi dan bersiap-siap akan pergi menemani sang bos yaitu Alexander Gutarmo."Ada apa sebenarnya dengan Alex itu tumben malam-malam ngajak nongkrong di cafe?" batin Dimas lirih.Sementara dilain tempat Alex bersiap-siap mandi dan memakai baju casual dan celana jeans santai menampak kan kegagahan seorang pria tampan dan berwibawa layaknya seorang bos besar. Diliriknya jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 19.00."Hmm masih ada waktu 1 jam lagi untuk pergi ke cafe penasaran dengan gadis itu cantik dan anggun!" gumam Alex pelan."Eheum sudah rapi saja lo bos baru juga jam brapa masih lama!" teriak Dimas terkekeh."Astaga lo Dim ngagetin gue saja lo, cari mati lo yah!" hardik Alex sengit."Maaf-maaf kalau buat lo kaget!" sahut Dimas cengar-cengir engga jelas."Tumbe
Setelah selesai semua Arya dan Faris gegas mematikan lampu dan mengunci pintu dan jendela yang ada dicafe."Arya lo bawa motor kan?" tanya Faris."Iya lo bareng saja sama gue Ris lagian sudah malam juga!" ajak Arya."Baru gue mau nebeng sama lo, makasih yah atas ajakannya, oh iya besok lo masuk apa?" tanya Faris."Besok gue masuk siang Ris sama Hamdan dipantry!" jawab Arya."Oh gue besok masuk pagi sama Noval!" seru Faris."Alhamdulillah yah hari ini kita bisa lembur walau cuma beberapa jam saja!" seloroh Arya."Iya bener Ris," tutur Arya."Bentar yah gue ambil motor dulu lo tunggu sini saja!" titah Arya.Arya berjalan menuju parkiran motornya."Untung gue bawa helm cadangan jadi si Faris engga usah repot-repot cari helm!" gumam Arya pelan."Arya lo mau pulang juga?" tanya Dira karyawan sebelah cafe."Iya Dir lo sendirian disini mau pulang juga kan?" selidik Arya."Ya iya lah gue mau pulang ma
Hari menjelang pagi Clara gegas bangun dan mandi biar segar karena hari ini ada rencana untuk ke kantor bos Alex berada tanpa sepengetahuan kedua orang tua juga adiknya.Tok ... tok..."Kak kamu sudah bangun belum jangan lupa sholat terus sarapan mami sudah buat nasi goreng loh!" tukas Naomi."masuk saja mi!" ajak Clara."Loh anak mami ternyata sudah rapi dan cantik pagi-pagi mau kemana ka?" tanya Naomi penuh selidik."Cla ada perlu mi hari ini jadi mungkin agak siang baru sampai cafe mami tolong tengok anak-anak disana yah!" titah Clara."Siap neng! tapi apakah mami memang enggak boleh tahu kamu mau kemana hari ini ka? yakin," celetuk Naomi."Mami tenang saja Cla engga macem-macem kok!" tegas Clara sambil memakai lipstik dibibirnya yang tipis."Oh gitu baik lah baik lah mami tunggu kabar dari kamu saja yah Ka!" tukas Naomi."Iya mi nanti pasti Clara akan cerita semuanya!" cicit Clara semangat."Ya sudah setelah s
"Oh iya Dim tar malam anterin gue ke cafe tempat si Handoko yah pukul 20.00an lah!" ajak Alex."Hmm jadi juga kita kesana Lex?" tanya Dimas menyidiki."Yoi dong!" sahut Alex berkata tanpa melihat Dimas yang duduk didepannya."Widih semangat bener roman-romannya," ledek Dimas terkekeh."Awas kena mental lo begitu dekat sama cewek itu siapa namanya Clara kalau engga salah!" kata Dimas menggoda Alex."Sok tahu lo!" sentak Alex."Padahal aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama," batin Alex lirih."Woy, malah bengong saja tar kesambet lo!" goda Dimas lagi."Apaan sih gak jelas lo!" hardik Alex."Dih, oh iya tadi Alya ngechat gue ngajakin keluar nanti malam gimana Lex sedangkan lo saja ada janji sama Clara?""Hmm, ya sudah lo bilang saja kita ada pertemuan dengan client g
"Sudah ah kalau ngomongin dia mah engga ada habisnya gue sudah selesai nih, gue ke kasir duluan yah tar Mak lampir Shinta ngomelin gue karena kelamaan, bye!" kata Bella meninggalkan Dira yang masih memilah milih barang yang akan dia beli."Oke," sahut Dira.Bella menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya itu dengan teliti sang kasir mulai memasuki barangnya yang sudah dicek ke komputer."Berapa mba?" tanya Bella."Mba Bella tumben sendiri biasanya sama temannya siapa namanya Shinta yah?" tukas mba penjaga kasir."Iya lagi males dia takut sama panas takut meleleh!" sahut Bella."Oh gitu ada-ada saja!" gumam sang kasir."Nominal semuanya jadi Rp 325.500,- mba!" seru sang kasir."Oh ini mba!" sahut Bella."Uangnya Rp 350.000,- mba Bella," tutur sang kasir."Kembalinya Rp 24.500,- yah mba Bella!" terang sang kasir."Iya, makasih," sahut Bella sambil menenteng plastik belanjaan."Makasih mba Bella se
Teguh ke atas ruangan Alex berada dan menyiapkan keperluan Alex.Tok tok tok"Permisi bos," sapa Teguh."Widih tumben cepet!" sahut Dimas."Iya pak kebenaran lagi sepi jadi langsung dilayanin sama Uda Adnan," seru Teguh."Makasih yah Guh," jawab Alex."Ini bos kembaliannya," jelas Teguh."Kembaliannya buat kamu aja seperti biasa," pungkas Alex."Makasih bos, saya permisi," kata Teguh."Iya Guh!" sahut Alex tanpa melirik Teguh tetap fokus ke arah laptop."Sudah lah bos makan dulu," ucap Dimas."Iya nih tanggung gue lagi bales email dari pak Bara lo makan aja duluan tar gue nyusul," seru Alex lagi."Ya udah sorry gue duluan laper berat nih tadi engga sempat sarapan," pungkas Dimas cengar cengir."Alasan aja lo!
Clara pulang ke rumahnya langsung masuk kamar ayahnya yang masih berbaring di tempat tidur."Assalamualaikum mi," sapa Clara."Walaikum salam eh anak mami udah sampe rumah sama siapa kamu pulangnya?" tanya Naomi celingak-celinguk mencari sesuatu."Mami cari apa? aku pulang sendirian kok," Clara bingung."Oh kirain kamu pulang sama siapa gitu!" ledek Naomi."Ish si mami mah engga jelas!" sahut Clara sengit."Udah ah Cla laper mau makan kalau ngobrol sama mami suka engga ada ujungnya ngeselin!" gerutu Clara berjalan menuju meja makan dan langsung mengambil piring menyantapnya makanan yang sudah tersedia."Pelan-pelan atuh neng makannya siapa juga yang mau rebutan sama kamu!" cerocos Naomi heran."Habis aku udah laper mi!" sahut Clara tanpa banyak omong."Iya cara makan kamu kaya orang yang baru Nemu makanan neng!" gumam Naomi engga habis pikir.Naomi meninggalkan Clara yang sedang asyik menikmati makanan yang dia ma
Waktu menunjukkan pukul 17.00 wib. Gegas Dimas berkemas meja kerjanya dan berangsur berdiri menuju ruangan Alex. Alex masih menekuni pekerjaan yang belum kelar."Permisi bos udah jam berapa nih katanya mau balik?" tanya Dimas memastikan."Iya bentar lagi tenang aja!" sahut Alex."Jiah kalau ngurusin kerjaan mah gak ada kelarnya Lex!" gerutu Dimas pelan."Iya gue tau sabar kenapa!" hardik Alex kesal."Iya deh gue tunggu!" gumam Dimas."Ya udah duduk manis aja gak usah banyak protes!" celetuk Alex."Iya-iya apa sih yang engga buat lo!" gumam Dimas."Berisik!""Iya diem!"Dimas anteng menunggu Alex yang masih terus aja asyik dengan dunianya."Woy jadi pulang gak sih!" teriak Dimas yang hampir setengah jam menunggu."Iya-iya nih udah