Share

Bab 2

Ohh iyaa. . !! Sebentar klarifikasi,

Kisah ini sebenarnya kisah tentang Adi, sahabatku. Aku sengaja mengaplikasikan cerita ini karena ada hal menarik yang harus ku tulis tentangnya. Kisah perjuangan seorang anak yang dari kecil menghadapi kerasnya kehidupan yang dijalani. Sangat berliku-liku, namun dia tetap pada prinsip yang dianutnya. Yaitu kepercayaan, kasih sayang dan kesetiaan.

Adi terlahir dalam keluarga sederhana dengan anggota keluarga yang menurutku super besar. Dia anak terakhir dari sembilan bersaudara. Enam kakak perempuan dan dua kakak laki-laki. Semua saudaranya sudah berkeluarga, hanya dirinya yang tersisa.

Sejak kecil ia layaknya seorang anak pada umumnya, yang membedakan hanya ia tak pernah bisa merasakan apa yang dirasakan anak-anak sebayanya. Dia harus bisa membiasakan diri dengan lingkungan keluarga yang bisa dibilang sedikit kekurangan. Jadi tak ada satupun hal mewah dalam dirinya sejak ia kecil. Hal paling mewah hanyalah kasih sayang saudara-saudaranya. Rintangan kehidupannya justru terjadi pada saat dia menginjak remaja. Tepatnya saat Kelas 2 SMP.

Ibunya meninggal dunia. Saat itu dia begitu polos. Hanya isak tangis yang menderu kala itu, saat melihat kepergian Ibunya. Ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya selama ini.

Perekonomian keluarganya juga sedikit goyang karena memang selama ini telah menggantungkan hidup dari jerih payah Sang Ibu. Beliau mendirikan sebuah warung nasi pecel yang kala itu bisa dibilang sedikit membantu perekonomian keluarga. Ayah Adi sebelumnya pekerja di sebuah Pabrik tembakau dan sudah pensiun, pada akhirnya juga menggantungkan hidup dengan membantu di warung itu. Dari usaha warung itu jugalah sebuah rumah yang saat ini Adi tempati berasal. 

Karena biaya hidup perkotaan yang serba mahal saat itu, membangun sebuah rumah dari hasil jerih payah sendiri sudah dikategorikan cukup luar biasa.

Berselang 3 bulan setelah kematian ibunya, Ayahnya terkena stroke hingga separuh badannya tak berfungsi. Menambah kepiluan dalam hati Adi. Namun sejak saat itu, Adi menjadi sebuah figur yang benar-benar terasah.

Kata pepatah - Perjalanan hidup yang keras akan menempatkanmu pada hal baik di masa depan -

Pengalaman pahit-manispun dia lalui. Dia bekerja serabutan dari berjualan koran, menjadi seniman jalanan, hingga menjadi buruh kasar. Hebatnya, tak pernah sekalipun dia melalaikan studinya. Apapun dia lakukan untuk menghidupi diri dan melanjutkan sekolahnya.

Bantuan memang diulurkan dari kakak-kakaknya, namun itu semua tak cukup membantu. Ditambah lagi dengan Ayahnya yang sakit dan sering rawat-inap di rumah sakit. Pada akhirnya dia memutuskan melakukan semua itu. Hingga berhasil lulus SMK meskipun dengan susah payah.

Bisa dibilang itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri atas pencapaiannya selama ini, namun yang jadi masalahnya adalah dia lupa bahwa kehidupan di dunia ini bukan hanya tentang pengalaman hidup seperti itu. Dan yang ingin ku tuliskan tentangnya adalah pengalaman cintanya. Karena bagaimanapun dia tak begitu mengenal wanita, karena keadaannya saat itu. Adi seorang yang polos akan cinta, karena pergaulannya mayoritas dihabiskan dengan pekerjaan dan studi. Sesekali saja dia berinteraksi dengan wanita, itupun hanya sekedar basa-basi biasa. 

Dan pengalaman itu yang sedang author kisahkan saat ini, karena mungkin aku kira akan menarik. Pengalaman cinta sahabat karibku, Adi. Hahaha!!! Mungkin jika menurut kalian tidak menarik. .?? Skip aja lah...Hahahaha

**********

Tiinn..tiinnn...! Tinnnn.....tinnnnnnn

Klakson motornya sengaja terdengar begitu keras tepat didepan kos Vita. Adi tak ingin berlama-lama berada ditempat itu karena memang dia dikejar oleh waktu.

" Iyaa ..bentar mas! " Terdengar suara gadia dari dalam kamar kos itu menyahut.

Saat keluar, sosok gadis imut berperawakan agak sedikit tinggi dengan tubuh ramping dan rambut sepinggang terburu-buru menutup pintu kos dan menghampiri Adi. Terlihat rambut lurus licin bekas smothing berwarna pirang dibalut setelan celana jeans dan baju hitam. Dengan sedikit menyelipkan rambut di telinganya, dia membukus tubuhnya dengan jaket kulit coklat ketat yang menambah nilai stylist dirinya waktu itu.

Ckk! Glekk! Adi menelan ludah melihatnya.

Bukan rasa kagum akan penampilannya, Adi malah bergumam dalam hati jika tampilan Vita waktu itu terlalu mencolok.

'ahhhh, ini takziah kan?!! Bukan kondangan!!'

" Ayokk..cepat, nanti gak keburu!! " Tegas Adi yang kemudian membuang muka.

" I,,iyaa mas.." sahut Vita juga terburu-buru naik motor.

Dalam perjalanan, Vita berusaha menenangkan Adi dengan sikapnya yang lembut. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi pergolakan batin Adi saat itu. Vita berasumsi bahwa Adi sangat terpukul atas kejadian ini. Di sisi lain, Adi hanya mengangguk dan terus fokus pada laju motornya. Karena dalam benaknya, wanita yang diboncengnya saat ini hanyalah masa lalu. Dia bersikap dingin dan acuh.

Baru melewati setengah jalan,

Bruakkk....!!!

Motor Adi menghantam sebuah motor lain yang ada didepannya. Laju motornya memang tidak seberapa kencang. Namun motor didepannya dengan tiba-tiba berhenti mendadak hingga Adi tak bisa mengendalikan motornya.

" Auhhh..adduhh...Sakit mas! " Kaki Vita terjepit di bawah motor yang oleng ke kiri hingga menimpa kakinya. Adi tidak terluka karena dia refleks menjatuhkan diri ke samping kiri. Hanya goresan kecil di sekitar lutut dan sikunya.

"Aduhhhhh....kakiku?! "

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status