Ohh iyaa. . !! Sebentar klarifikasi,
Kisah ini sebenarnya kisah tentang Adi, sahabatku. Aku sengaja mengaplikasikan cerita ini karena ada hal menarik yang harus ku tulis tentangnya. Kisah perjuangan seorang anak yang dari kecil menghadapi kerasnya kehidupan yang dijalani. Sangat berliku-liku, namun dia tetap pada prinsip yang dianutnya. Yaitu kepercayaan, kasih sayang dan kesetiaan.
Adi terlahir dalam keluarga sederhana dengan anggota keluarga yang menurutku super besar. Dia anak terakhir dari sembilan bersaudara. Enam kakak perempuan dan dua kakak laki-laki. Semua saudaranya sudah berkeluarga, hanya dirinya yang tersisa.
Sejak kecil ia layaknya seorang anak pada umumnya, yang membedakan hanya ia tak pernah bisa merasakan apa yang dirasakan anak-anak sebayanya. Dia harus bisa membiasakan diri dengan lingkungan keluarga yang bisa dibilang sedikit kekurangan. Jadi tak ada satupun hal mewah dalam dirinya sejak ia kecil. Hal paling mewah hanyalah kasih sayang saudara-saudaranya. Rintangan kehidupannya justru terjadi pada saat dia menginjak remaja. Tepatnya saat Kelas 2 SMP.
Ibunya meninggal dunia. Saat itu dia begitu polos. Hanya isak tangis yang menderu kala itu, saat melihat kepergian Ibunya. Ibu yang telah melahirkan dan membesarkannya selama ini.
Perekonomian keluarganya juga sedikit goyang karena memang selama ini telah menggantungkan hidup dari jerih payah Sang Ibu. Beliau mendirikan sebuah warung nasi pecel yang kala itu bisa dibilang sedikit membantu perekonomian keluarga. Ayah Adi sebelumnya pekerja di sebuah Pabrik tembakau dan sudah pensiun, pada akhirnya juga menggantungkan hidup dengan membantu di warung itu. Dari usaha warung itu jugalah sebuah rumah yang saat ini Adi tempati berasal.
Karena biaya hidup perkotaan yang serba mahal saat itu, membangun sebuah rumah dari hasil jerih payah sendiri sudah dikategorikan cukup luar biasa.
Berselang 3 bulan setelah kematian ibunya, Ayahnya terkena stroke hingga separuh badannya tak berfungsi. Menambah kepiluan dalam hati Adi. Namun sejak saat itu, Adi menjadi sebuah figur yang benar-benar terasah.
Kata pepatah - Perjalanan hidup yang keras akan menempatkanmu pada hal baik di masa depan -
Pengalaman pahit-manispun dia lalui. Dia bekerja serabutan dari berjualan koran, menjadi seniman jalanan, hingga menjadi buruh kasar. Hebatnya, tak pernah sekalipun dia melalaikan studinya. Apapun dia lakukan untuk menghidupi diri dan melanjutkan sekolahnya.
Bantuan memang diulurkan dari kakak-kakaknya, namun itu semua tak cukup membantu. Ditambah lagi dengan Ayahnya yang sakit dan sering rawat-inap di rumah sakit. Pada akhirnya dia memutuskan melakukan semua itu. Hingga berhasil lulus SMK meskipun dengan susah payah.
Bisa dibilang itu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri atas pencapaiannya selama ini, namun yang jadi masalahnya adalah dia lupa bahwa kehidupan di dunia ini bukan hanya tentang pengalaman hidup seperti itu. Dan yang ingin ku tuliskan tentangnya adalah pengalaman cintanya. Karena bagaimanapun dia tak begitu mengenal wanita, karena keadaannya saat itu. Adi seorang yang polos akan cinta, karena pergaulannya mayoritas dihabiskan dengan pekerjaan dan studi. Sesekali saja dia berinteraksi dengan wanita, itupun hanya sekedar basa-basi biasa.
Dan pengalaman itu yang sedang author kisahkan saat ini, karena mungkin aku kira akan menarik. Pengalaman cinta sahabat karibku, Adi. Hahaha!!! Mungkin jika menurut kalian tidak menarik. .?? Skip aja lah...Hahahaha
**********
Tiinn..tiinnn...! Tinnnn.....tinnnnnnn
Klakson motornya sengaja terdengar begitu keras tepat didepan kos Vita. Adi tak ingin berlama-lama berada ditempat itu karena memang dia dikejar oleh waktu.
" Iyaa ..bentar mas! " Terdengar suara gadia dari dalam kamar kos itu menyahut.
Saat keluar, sosok gadis imut berperawakan agak sedikit tinggi dengan tubuh ramping dan rambut sepinggang terburu-buru menutup pintu kos dan menghampiri Adi. Terlihat rambut lurus licin bekas smothing berwarna pirang dibalut setelan celana jeans dan baju hitam. Dengan sedikit menyelipkan rambut di telinganya, dia membukus tubuhnya dengan jaket kulit coklat ketat yang menambah nilai stylist dirinya waktu itu.
Ckk! Glekk! Adi menelan ludah melihatnya.
Bukan rasa kagum akan penampilannya, Adi malah bergumam dalam hati jika tampilan Vita waktu itu terlalu mencolok.
'ahhhh, ini takziah kan?!! Bukan kondangan!!'
" Ayokk..cepat, nanti gak keburu!! " Tegas Adi yang kemudian membuang muka.
" I,,iyaa mas.." sahut Vita juga terburu-buru naik motor.
Dalam perjalanan, Vita berusaha menenangkan Adi dengan sikapnya yang lembut. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi pergolakan batin Adi saat itu. Vita berasumsi bahwa Adi sangat terpukul atas kejadian ini. Di sisi lain, Adi hanya mengangguk dan terus fokus pada laju motornya. Karena dalam benaknya, wanita yang diboncengnya saat ini hanyalah masa lalu. Dia bersikap dingin dan acuh.
Baru melewati setengah jalan,
Bruakkk....!!!
Motor Adi menghantam sebuah motor lain yang ada didepannya. Laju motornya memang tidak seberapa kencang. Namun motor didepannya dengan tiba-tiba berhenti mendadak hingga Adi tak bisa mengendalikan motornya.
" Auhhh..adduhh...Sakit mas! " Kaki Vita terjepit di bawah motor yang oleng ke kiri hingga menimpa kakinya. Adi tidak terluka karena dia refleks menjatuhkan diri ke samping kiri. Hanya goresan kecil di sekitar lutut dan sikunya.
"Aduhhhhh....kakiku?! "
Vita juga tak tahu harus bagaimana setelah mendapati dirinya tak kunjung datang bulan, yang dia lakukan hingga saat ini hanya menunggu untuk datangnya rutinan bulanannya itu keluar. Dia bahkan tak berani membeli testpack untuk mengetahui kebenarannya." Ini masih belum pasti, Lin. Dan akupun tak berani bilang pada Mas Adi. " Vita mengatakan itu sambil memegangi perutnya." Ahhh, sudahlah kalau begitu. Terserah kamu saja. Yang pasti aku tak mau terlibat apapun mengenai itu. Dan....." Belum sempat Linda melanjutkan kata-katanya, Dia terperanjat kaget ketika tahu bahwa ada seseorang dibelakang Vita.Saat Linda ingin mengetahui siapa orang itu, suara seorang pria terdengar dengan jelas. " Ohhh, jadi kejutan ini berlanjut??!"Suara itu tidak lain dan tidak bukan adalah Adi. Dia memegang kotak cincin perak ditangannya bermaksud untuk memberikannya pada Vita. Namun saat ia kembali, dia mendapati Vita dan Linda sedang berbincang serius. Dan sekarang dia tahu apa
Setidaknya penjelasan yang benar-benar akurat adalah hal yang diinginkan Adi saat ini. Karena bagaimanapun, Desta adalah orang yang membunuh Johan dan Fanya. Ditambah lagi dengan nasib Kang Ujang yang saat ini masih dalam penjara. Ohhhh!! Sungguh, di negeri ini sudah hilang yang namanya keadilan. " Aku tanya sekali lagi, apakah kau benar-benar ingin berubah??" Adi menatap tajam ke arah Desta yang sejak tadi ingin berjabat tangan dengan Adi namun tak direspon sama sekali. " I..iya. Aku minta maaf. Sungguh minta maaf. Jika memang kata maafku tak bisa membuatmu memaafkanku, kau bisa melakukan apapun sesukamu padaku. Aku tak akan membalas. Bahkan jika kau menginginkan aku lenyap dari pandanganmu, aku bisa melakukannya sekarang di hadapanmu." Desta berbicara lalu mencari sesuatu di sekitar. Di menemukan bekas pecahan botol di bawah tempat mereka duduk, lalu seketika mengambilnya. Dengan perasaan bersalahnya, dia lalu menggoreskan di urat nadi lengannya. Tak
Sangat jelas sekali bahwa di dalam foto itu adalah Desta dan Vita yang bergandengan tangan." Terima kasih, Linda. Kau melakukan hal yang tepat. Akan aku beri kejutan untuknya atas kedatanganku kali ini. " Adi sedikit menyunggingkan senyum berkata pada Linda yang hanya terbengong melihat ekspresi Adi.Reaksi Adi sungguh berbeda kali ini. Meskipun terlihat gusar, namun ketenangannya dalam menangani masalahnya bersama Vita sedikit berbeda dari pada sebelumnya. Mungkin terlalu seringnya gadis itu berperilaku seperti ini kepada Adi. Jadi, Adi hanya mengekspresikannya dengan senyum pahit.Keinginannya memberikan sebuah kejutan, justru lebih dikejutkan lagi dengan apa yang dilihatnya dalam foto itu. Apalagi Vita bersama dengan seseorang yang seharusnya mendekam dalam penjara. Apa-apaan ini??Adi berusaha menelepon Vita, namun lagi-lagi ponselnya tidak aktif. Sesuatu yang sama berulang kali ketika dia akan memergoki gadis itu dengan pria lain.Karen
Terlihat banyak kerutan di dahi Adi saat mendengar pernyataan dari Tika. Itu karena keterkejutannya mendengar hal yang begitu tampak serius di mata Tika. " Ap...apa??" " Iya, aku akan berusaha sepenuhnya menjadi istri yang baik untukmu. Dan akan selalu menutupi segala kekuranganmu. Percayalah padaku! " Tika berkata dengan sesekali membelai lembut pipi Adi. Adi membalas dengan senyum lalu berkata, " Baiklah, tapi aku belum bisa memastikannya. Akan aku pertimbangkan, aku juga masih memiliki Vita, kau tahu?? Dia cinta pertama di hidupku. Meski tak bisa dipungkiri bahwa kau memang lebih darinya. " Meski Adi berkata demikian, dalam hatinya sebenarnya ragu. Dia sengaja berbohong untuk memastikan bahwa dia tak melukai hati Tika yang penuh harap. Setelah beberapa waktu, Tika pamit pulang. Dan sesaat setelah Adi kembali ke kamar, panggilan telepon dari Vita sudah puluhan kali terlewat. Adi kemudian beralasan bahwa ponselnya dicas dan dia tertidur
Tokk..tokk..tookkk.. Setelah terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya, suara ketukan pintu menggerakkan Adi membuka jalan untuk gadis itu memasuki rumahnya. " Silahkan, masuk nyonya!" Canda Adi dengan badan sedikit membungkuk dan gestur seperti seorang bodyguard. " Dasar, pria polos!" Tika hanya tersenyum manja menatap Adi dan melangkah masuk. Hari itu ada sedikit perbedaan dari tampilan Tika. Biasanya rok mini selalu jadi andalannya saat bepergian kemana-mana. Tapi sekarang dia memakai rok panjang dengan corak dan pernak pernik khas cewek pada masa itu. Baju yang di kenakan juga lebih sopan dari saat terakhir kali bertemu. Sekitar 2 bulan yang lalu, Adi mengantarkan Tika ke Terminal. Karena dia akan menyelesaikan urusannya untuk resign dari pekerjaannya. Entah apa yang mendasari keputusannya untuk tidak lagi bekerja di sana. Yang pasti, Tika ingin mencari pekerjaan di sini dan memulai hal baru lagi mulai sekarang. " Udah
Mereka berdua sudah memesan makanan dan minuman pada saat Adi melihatnya dari kejauhan. Di dalam hatinya berkecamuk banyak hal. Perasaan yang tak mudah dideskripsikan dengan tulisan.Saat mereka berdua akan menempati salah satu meja yang memang di sekat sedemikian rupa, Adi memotretnya dan mengirim foto itu kepada Vita. Pada saat itu, ponsel berkamera sudah beriringan memasuki gerai handpone. Dan ponsel baru dengan fitur kamera lebih jernih di launching tiap minggunya. Itulah kenapa Adi bergegas melakukan itu, agar buktinya semakin jelas. Sungguh tekhnologi yang bermanfaat. Hahahahaha.Sangat disayangkan, ponsel Vita dimatikan. Dia lalu menuju kasir dan mencoba memesan beberapa minuman. Pesanan itupun merupakan kesukaan Vita." Mbak, bisa minta tolong?" Adi menyapa gadis pelayan di kasir itu." Iya, mas. Silahkan. Ada perlu apa?" Senyum ramah pelayan itu sangat profesional." Pesan satu Alpukat susu dan kentang goreng satu. Lalu tolong kirimk