Share

Luka yang Kembali Terasa

Satu bulan akhirnya berlalu, tibalah saatnya untuk Tae Ho mengadakan tour concert. Dalam waktu seminggu ini, pria itu dan tim manajemen melakukan perjalanan dari satu negara ke negara lain. Dan saat ini, tibalah jadwal konser di Malaysia.

Perjalanan selama 6 jam 30 menit telah dilalui tim manajemen Kim Tae Ho dan juga Samiya. Akhirnya mereka tiba di Kuala Lumpur International Airport, Malaysia, dengan menggunakan pesawat Korean Air.

Setelah mengambil barang di tempat pengambilan bagasi, mereka segera melangkah ke luar. Rupanya para fans Kim Tae Ho telah menunggu di pintu kedatangan. Terlihat begitu banyak spanduk dan banner dengan berbagai tulisan yang dibuat oleh penggemarnya.

Mereka bersorak memanggil nama Kim Tae Ho sambil melambaikan tangan. Setelah melihat sang artis keluar, mereka berteriak dengan histeris. Ada yang menangis dan ada juga yang mencoba menerobos keamanan.

Kim Tae Ho kemudian terlihat melambaikan tangan kepada para penggemar. Dia mencoba untuk mendekat ke arah fans dan membiarkan mereka berfoto-foto dengannya. Sesekali ia membubuhkan tanda tangan di buku maupun poster yang mereka bawa.

Sepuluh menit kemudian, Tae Ho dan para kru segera menaiki bus yang telah disediakan. Bus rombongan langsung melaju ke hotel, karena pukul 02:00 pm waktu setempat akan diadakan jumpa fans di salah satu ruangan pertemuan hotel.

Sesampainya di hotel, rombongan langsung menuju kamar masing-masing untuk beristirahat. Masih ada waktu dua jam bagi mereka untuk beristirahat.

Samiya tidak bisa beristirahat, karena merasa senang akan pulang kampung dua hari lagi. Perempuan itu memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar hotel. Dia menikmati pemandangan indah kota Kuala Lumpur dari balkon lobi hotel lantai sepuluh. Dari kejauhan terlihat dua buah gedung menjulang tinggi berdiri berdekatan. Gedung itu yang menjadi ikon kota Kuala Lumpur; Twin Towers atau Petronas Towers.

“Kuala Lumpur indah ya? Tidak heran kota ini menjadi magnet para wisatawan asing.” Tiba-tiba Kim Tae Ho telah berada di sebelah Samiya.

Samiya segera menolehkan kepala ke arah suara yang dikenalnya.

“Sejak kapan kamu di sini?” tanya Samiya terkejut.

“Sejak kamu tidak berhenti memandangi Petronas Twin Towers itu,” jawab Tae Ho sambil memandang Twin Towers.

Pemuda itu ternyata telah mengikutinya dari tadi.

“Suatu saat aku ingin membawa wanita yang kucintai ke sana. Tempat itu menurutku romantis.” Kim Tae Ho menunjuk ke arah Twin Towers.

“Kapan? Sejauh ini aku tidak melihat kamu dekat dengan wanita.” Samiya tertawa meledek Tae Ho.

“Kalau begitu kamu bukan wanita ya?!” balas Tae Ho sambil tertawa.

“Bukan. Maksudku wanita spesial di hatimu. Atau kamu menjalin hubungan dengan artis wanita, tanpa sepengetahuanku dan Mr. Park?” Samiya melihat Kim Tae Ho dengan menyipitkan mata sambil mengibaskan tangan.

Kim Tae Ho tidak merespons dan hanya memberikan sebuah senyuman di ujung bibir.

“Ya ampun Tae Ho, di usia 33 tahun kamu masih belum punya calon Istri?” Samiya kembali meledek.

Tae Ho tertawa dan menoleh ke arah Samiya.

“Kamu juga. Usia 28 tahun masih belum punya kekasih.”

Kim Tae Ho merubah posisinya menghadap Samiya. Mata sipitnya kini sedang menatap mata cokelat milik wanita itu. Dia lama terdiam memerhatikan wajah cantik yang ada di depannya.

“Bagaimana jika kita menikah saja?” tanya Kim Tae Ho dengan raut wajah serius, masih menatap mata indah Samiya.

Deg-deg-deg!

Samiya mengalihkan pandangan ke arah Tae Ho. Sklera matanya terlihat memerah dengan genangan air mata. Tubuh wanita itu bergetar dengan tangan meremas ujung blus yang digunakan.

Dia memejamkan mata dan menghela napas, kemudian pergi meninggalkan Kim Tae Ho sendirian di sana.

Pria itu hanya bisa memandangi punggung Samiya yang kini menjauh meninggalkannya. Tae Ho menyadari, wanita itu pasti marah dengan perkataannya tadi.

Kim Tae Ho terdiam berdiri di posisinya, larut dengan pikiran sendiri. Merenungi kata-kata yang ia ucapkan. Ada apa dengan dirinya? Kenapa perkataan itu bisa terucap begitu saja? Bahkan jika bermaksud candaan, ia pasti sudah keterlaluan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 01:00 pm. Kim Tae Ho segera kembali ke kamar, mempersiapkan diri untuk acara jumpa fans dan pers conference. Tak lama kemudian, ia keluar dari kamar dengan menggunakan pakaian yang telah disediakan Samiya sebelumnya.

Sang Aktor terlihat mengenakan baju kemeja berwarna biru muda, dipadu dengan celana katun berwarna hitam. Rambut yang berwarna cokelat terang disisir ke arah depan menutupi sebagian keningnya.

Perwakilan fans dan wartawan telah memadati ruangan. Para penggemar terlihat membawa atribut dengan gambar Kim Tae Ho. Ada juga yang membawa hadiah sebagai kenang-kenangan, yang nanti akan mereka kumpulkan, lalu diserahkan kepada panitia penyelenggara.

Pukul 01:50 pm, Kim Tae Ho, Mr. Park, dan beberapa anggota manajemen terlihat memasuki ruangan. Penggemar menjadi histeris, ketika melihat sang idola duduk di hadapan mereka. Kim Tae Ho tersenyum dan melambaikan tangan kepada semua fans dan wartawan.

Kim Tae Ho mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dia mencari keberadaan asistennya di antara kursi penyelenggara, namun wanita itu belum terlihat di sana. Saat ia ingin bertanya kepada Mr. Park, terdengar suara presenter membuka acara.

Setelah presenter membuka acara, para penggemar dipersilakan mengajukan pertanyaan kepada Kim Tae Ho. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan, mulai dari hal-hal yang disenangi, proyek film serial atau album lagunya ke depan hingga kekasih.

Tae Ho-ssi, do you have a girlfriend?” tanya salah seorang penggemar dengan menggunakan bahasa Inggris.

Kim Tae Ho tersenyum dan menggelengkan kepala.

No, I don’t have,” jawab Tae Ho.

Terdengar teriakan histeris dari para penggemar yang hadir di ruangan itu. Mereka merasa senang mengetahui sang idola masih single. Ada juga beberapa di antara mereka yang berharap agar Tae Ho mau mencintai mereka dan bisa memiliki pria tampan itu.

Tae Ho-ssi, narang gyeolhonhaejullae (Maukah kamu menikah denganku)?” teriak seorang penggemar yang diiringi sorakan dari penggemar lainnya.

Kim Tae Ho hanya tertawa mendengarkan pertanyaan itu.

“Kriteria gadis seperti apa yang Anda inginkan?” tanya yang lain.

“Gadis baik-baik, pintar, bermata indah, dan bukan dari kalangan artis. Karena aku ingin seseorang yang menjadi teman hidupku nanti adalah orang yang tepat. Aku ingin dia menemaniku dalam segala keadaan, termasuk saat pamorku turun nanti,” jawabnya penuh keyakinan.

Dia kembali melemparkan pandangan ke arah kursi fans dan wartawan. Tatapannya berhenti setelah melihat sosok wanita muda berjilbab yang sedang berdiri di dekat kursi wartawan.

Kim Tae Ho memerhatikannya dengan saksama. Hatinya menjadi tenang ketika melihat wanita itu berada di sana. Samiya hanya terdiam menyaksikan acara jumpa fans dan pers conference yang berlangsung.

Pertemuan berlangsung selama dua jam dan diakhiri sesi foto bersama dengan Kim Tae Ho. Setelah itu rombongan kembali beristirahat, karena keesokan harinya harus geladi resik untuk konser di Stadium Bukit Jalil.

***

Setelah selesai makan malam bersama dengan tim manajemen dan panitia penyelenggara, Kim Tae Ho berusaha untuk mendekati Samita. Namun wanita itu terlihat menghindarinya.

“Samiya, tunggu dulu. Kenapa kamu menghindariku?” tanya Tae Ho.

Samiya tetap diam dan mencoba menjauh darinya, tapi Tae Ho berhasil mencegatnya. Pemandangan itu menarik perhatian orang-orang yang berada di sana, termasuk tim manajemen dan panitia penyelenggara.

“Apa mereka sedang bertengkar?” bisik salah seorang tim manajemen.

“Entah lah. Ini baru pertama kalinya mereka seperti itu,” balas yang lainnya.

Langkah Samia terkunci ketika tubuh Kim Tae Ho menghalanginya untuk kembali ke kamar.

“Aku lelah, ingin tidur,” jawab Samiya mencari alasan sambil mengurut bahu dan leher.

Langkah wanita itu terus berlanjut menuju kamar yang ada di lantai sepuluh. Samiya membulatkan mata kepada Kim Tae Ho, agar pria itu bisa memberikan jalan untuknya. Setelah pintu lift terbuka, Samiya segera melangkah ke dalam lift.

Kim Tae Ho masih terus mengejar dan kini berada di lift yang sama dengannya. Pria itu melihat reaksi Samiya yang terlihat berlebihan. Salahkah jika yang diucapkannya tadi siang merupakan hal yang sebenarnya? Apakah salah jika mereka menikah? Bukankah mereka sama-sama single dan tidak terikat pernikahan dengan siapapun?

“Kamu marah dengan ucapanku tadi siang?” tanya Tae Ho masih dengan tatapan ke arah Samiya yang sedang menyandarkan tubuh di dinding lift.

Kepala wanita itu tertunduk, tidak berani melihat ke arah Kim Tae Ho. Dia hanya terdiam, tidak merespons pertanyaannya.

Ting!

Pintu lift terbuka, Samiya melangkahkan kaki ke luar lift dan bergegas menuju kamar.

“Miya, kenapa kamu seperti ini?”

Pria itu berusaha menahan pintu kamar dengan tangan, saat Samiya ingin menutupnya.

Samiya berusaha mendorong pintu sekuat tenaga agar pintu itu tertutup.

“Apa salahnya jika kita menikah?” desak Tae Ho, “kamu dan aku sama-sama bebas. Kita tidak terikat dengan siapapun!”

Samiya mengerahkan seluruh tenaga, agar pintu itu bisa tertutup. Saat ini pikirannya sedang kacau dan suasana hatinya sedang tidak baik.

Braaak! Pintu tertutup.

“Kamu tidak tahu masa laluku, Kim Tae Ho. Kamu tidak tahu itu,” lirih Samiya dari balik pintu yang sudah tertutup.

Tubuhnya tersandar di balik pintu dan merosot hingga terduduk di lantai. Samiya menekuk kaki, melipat tangan di atas lutut dengan menundukkan kepala. Dia menangis dan terisak di sana. Tubuhnya bergetar, bahunya terlihat naik turun karena tangisan.

Malam semakin larut, ia pun kemudian tertidur sejenak sebelum akhirnya terbangun kembali. Sekelebat bayangan masa lalu muncul di pikirannya, kenangan yang sangat menyakitkan. Samiya lalu bangkit dari tempat tidur dan pergi mengambil air wudu dan menunaikan salat Isya, kemudian dilanjutkan dengan salat Tahajud.

Doa demi doa dipanjatkan kepada Sang Maha Kuasa yang Maha Mengetahui apa-apa yang tidak diketahui oleh manusia. Dia hanya meminta rahmat dan rahman dari yang Maha Penggenggam Jiwanya, karena dengan rahmat dan rahman dari Allah, ia bisa menjalani hidup dalam penuh berkah. Selalu bersyukur atas nikmat hidup dan kesehatan yang telah diberikan-Nya, bersyukur karena Allah telah menjaga dirinya hingga saat ini.

Setelah bermunajat kepada Allah, hatinya kembali tenang. Sesaat setelah itu Samiya pun kembali tertidur dengan pulas.

Zzzzzz...

Bersambung....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status