Share

Bab 244

Author: Hare Ra
last update Last Updated: 2025-11-18 16:45:28

“Selamat ya,” ucap Aliman kepada putri bungsunya itu yang baru saja selesai tampil di acara pentas seni sekolahnya.

Hari ini adalah ulang tahun sekolahnya, orang tua diundang. Dan Amara tentu saja memaksa sang ayah untuk hadir, kalau tidak dia akan ngambek, namanya anak bontot.

“Terima kasih, Papa.”

Setelah dari sekolah Amara, Aliman akan langsung ke rumah sakit. Dia akan menyerahkan sampel untuk tes kecocokan antara dia dan Indra.

Dia tidak akan bisa mengakui sembarangan orang sebagai anaknya.

“Pa, aku tidak setuju Papa jadi menteri,” ujar Amara saat dalam perjalanan pulang.

Bukan sekali atau dua kali, bahkan hampir setiap hari Amara mengatakan itu. Dia tidak setuju kalau sang ayah jadi menteri, karena dia yakin ayahnya akan sangat sibuk.

“Hmm.”

“Aku serius, Pa.”

“Kalau misalnya tiba-tiba kamu dan Dira memiliki seorang kakak lelaki gimana? Kamu mau menerimanya gak?” tanya Aliman.

“Papa mau nikah lagi?” suara Amara mulai meninggi.

“Papa bilang bukan Mama baru, tapi kakak laki-laki.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Romi Habie
Ceritanya bagus. Jangan hanya satu BAB
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 245

    "Dokter Aliman?" tanya Indra tidak percaya menatap seorang lelaki paruh baya di depan pagar rumahnya."Hai, Indra."Indra masih membeku, seolah dia tidak yakin kalau lelaki di depannya adalah dokter Aliman, ayah kandungnya.Waktu mereka bertemu, dokter Aliman tampak tidak peduli dengan semua ceritanya.Dia bahkan sudah berhenti berharap. Tapi, hari ini lelaki itu tiba-tiba datang."Sayang, siapa yang datang?" tanya Salsa yang sedang menggendong Juna."Dokter Aliman," jawab Indra lirih."Kenapa gak dibuka pintunya?"Indra tersentak, dia baru sadar kalau sedari tadi dia belum mempersilakan dokter Aliman masuk."Ah, maaf."Indra mempersilakan Aliman masuk, berkali-kali Indra mencubit lengannya sendiri untuk memastikan kalau ini bukanlah mimpi.Aliman menatap ke sekeliling, dia belum menemukan keberadaan Seva disana."Aku akan panggilkan ibu," ujar Indra akhirnya setelah Aliman duduk di ruang tamu."Terima kasih."Salsa menemani Aliman di ruang tamu. Juna diletakkan di dalam stroller."Si

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 244

    “Selamat ya,” ucap Aliman kepada putri bungsunya itu yang baru saja selesai tampil di acara pentas seni sekolahnya.Hari ini adalah ulang tahun sekolahnya, orang tua diundang. Dan Amara tentu saja memaksa sang ayah untuk hadir, kalau tidak dia akan ngambek, namanya anak bontot.“Terima kasih, Papa.”Setelah dari sekolah Amara, Aliman akan langsung ke rumah sakit. Dia akan menyerahkan sampel untuk tes kecocokan antara dia dan Indra.Dia tidak akan bisa mengakui sembarangan orang sebagai anaknya.“Pa, aku tidak setuju Papa jadi menteri,” ujar Amara saat dalam perjalanan pulang.Bukan sekali atau dua kali, bahkan hampir setiap hari Amara mengatakan itu. Dia tidak setuju kalau sang ayah jadi menteri, karena dia yakin ayahnya akan sangat sibuk.“Hmm.”“Aku serius, Pa.”“Kalau misalnya tiba-tiba kamu dan Dira memiliki seorang kakak lelaki gimana? Kamu mau menerimanya gak?” tanya Aliman.“Papa mau nikah lagi?” suara Amara mulai meninggi.“Papa bilang bukan Mama baru, tapi kakak laki-laki.”“

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 243

    “Papa…” sambut Amara melihat kedatangan Aliman yang pagi-pagi buta sudah tiba di rumah.Kedua anaknya sudah bangun, mereka memang terbiasa bangun pagi. Setiap pagi wajib berolahraga sebentar, ya namanya punya orang tua dokter.“Padahal kan acaranya jam sepuluh, Papa masih bisa santai loh seharusnya,” ujar Aliman sambil mengelus kepala Amara dengan gemas.Dan terakhirnya gadis kecil itu pasti akan berteriak, elusan di kepala itu berakhir dengan rambutnya diacak-acak oleh sang ayah.Aliman memang begitu dekat dengan anak-anaknya.“Papa, jangan berantakan rambutku. Nanti kusut, aku gak mau keramas pagi ini,” gerutu Amara.“Kenapa?”“Kan mau tampil, rambutku harus kering.”“Ada yang namanya alat hair dryer, itu bisa untuk mengeringkan rambut,” jawab Alimna.“Malas.”Aliman duduk disebelah Amara, sedangkan Andira seperti biasa sedang menyiapkan sarapan. Mereka memang memiliki pembantu, tapi setiap pagi Andira akan memilih membuat sarapannya sendiri.Si kecil Amara? Dia akan duduk di sofa d

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 242

    “Ini gimana konsepnya?” tanya Aliman akhirnya yang tidak bisa menahan senyumannya.Bayangkan saja, Indra katanya mantan narapidana meskipun itu tidak benar, karena dia terbukti tidak bersalah, namanya bersih. Dia ingin membangun pabrik pupuk dan jurusan yang dimilikinya adalah Bahasa dan Sastra.Bagaimana dia menjalankan proses produksi dengan sebuah puisi?Dia akan bergelut dengan semuanya dengan sebuah buku novel?Ataukah saat ini Indra sedang mengarang bebas di depan ayah kandungnya? Dan setelah Aliman pikir-pikir, sifat random Indra ini mirip sekali dengan Amara, putri bungsunya itu.“Aku hanya perlu merekrut orang-orang yang kompeten di bidangnya sesuai dengan keahliannya,” jawab Indra santai.“Sesimpel itu?”“Iya.”“Berarti kamu punya modal full?” tanya Aliman lagi.“Aku tidak punya apa-apa.”“Hah?”Aliman benar-benar seperti sedang diuji menghadapi Indra yang tidak bisa dipahaminya. Dia kesal mendengar semua jawaban Indra, tapi dia tidak mengusirnya. Baginya, semakin lama menge

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 241

    “Aku datang, bukan untuk mencari pengakuan itu dari dokter. Aku hanya ingin menjelaskan kesalahpahaman, sebab setidaknya sekali seumur hidup setiap masalah harus diselesaikan,” ujar Indra.Ceklek!Indra membuka pintu, bersiap untuk meninggalkan kamar Dokter Aliman.“Tunggu dulu! Duduklah kembali,” kata dokter Aliman menghentikan kaki Indra yang sudah siap melangkah pergi.Indra sempat ragu.“Aku ingin mendengar lengkapnya apa yang terjadi. Biar aku tidak lagi berpikiran buruk terhadap ibumu. Selama ini, aku tidak pernah berpikir kalau terjadi apa-apa dengannya. Aku pikir, dia memang pergi dengan lelaki lain,” sambung Aliman.Akhirnya, Indra mengalah dan kembali duduk di kursinya semula. Dia menatap Aliman, seolah ingin mencari kebenaran, apa memang lelaki ini ingin mendengarkan.Dan pada saat itu, tatapan keduanya bertemu. Ada gemuruh di dada, mereka seolah saling menemukan satu dengan yang lainnya. Merasa begitu dekat dan familiar, mungkin itulah yang dikatakan ikatan batin antara a

  • Klinik Pemuncak Gairah Pria   Bab 240

    "Apakah dia tidak datang?" tanya Indra yang mulai gusar.Acara sudah berlangsung selama satu jam, tapi dokter Aliman belum juga datang."Seharusnya datang," jawab Anita."Kamu tidak punya akses khusus?""Gak ada."Indra mendesah, dia merasa pesimis kalau malam ini bisa bertemu dengan dokter Aliman. "Biasanya, beliau tidak pernah tidak hadir. Tapi, mungkin karena sekarang beliau memang sibuk. Lagian kamu maunya bertemu dokter Aliman, coba mau bertemu dokter lain, sudah dari tadi ketemunya," sambung Anita."Karena aku hanya butuh sama dia.""Kalau begitu, kita tunggu."Dan benar saja, tidak berapa lama seorang lelaki paruh baya dengan tergesa-gesa masuk ke ruangan.Disaat itu, malah langsung disuruh memberikan sambutan.Dialah dokter Aliman, ayah kandung Indra.Indra menatapnya tidak berkedip, lelaki itu tampak masih muda, segar dan dia datang seorang diri. Bahkan wajahnya lebih cerah daripada gambar yang Indra lihat di internet."Kamu tunggu disini," ujar Anita setelah Aliman memberi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status