Nasya dan Leo sedang berjalan-jalan ke sebuah taman di kediaman Lengston dengan bergandengan tangan. Nasya menutup matanya menghirup udara di sekitarnya merasakan sensasinya. Sedangkan Leo ? sudah pasti ia tidak ingin menutup matanya karena takut bahwa keindahan yang ia lihat akan sirna jika ia menutup matanya. Jika menurut kalian adalah taman maka jawabannya salah, tentu saja keindahan bagi Leo bukanlah taman namun seorang wanita yang berada di sebelahnya ini.
Leo juga bingung kenapa sejak pertama kali bertatapan dengan Nasya ia merasakan sensasi aneh pada dirinya. Kenapa ia merasa seperti sudah kenal lama dengan Nasya dan kenapa ia merasa seperti tidak ingin kehilangan Nasya untuk kedua kalinya.
Tanpa sadar Leo mengeratkan pegangannya pada tangan Nasya yang sedang saling bertautan. Nasya membuka matanya saat merasakan genggaman tangan Leo pada tangannya mengerat.
‘’Ada apa Leo kenapa kau terlihat khawatir ?’’ tanya Nasya. Leo tersadar dari lamunannya dan menatap wajah cantik Nasya.
‘’Tidak Nasya aku tidak apa-apa, ‘’ ucap Leo.
‘’Leo jika kau ada masalah kau bisa membaginya padaku, walaupun aku belum tentu bisa membantumu namun setidaknya kau tidak memendam masalahmu sendirian,’’ ungkap Nasya.
Leo tersenyum dan mencium tangan Nasya.
‘’Baik Lady Lengston,’’ jawab Leo.
Nasya tersenyum lalu memperhatikan bunga-bunga yang berada di taman.
‘’Sangat cantik kan Leo,’’ucap Nasya.
‘’Taman kediaman Lengston memang sangat cantik namun tak secantik pemiliknya,’’ ucap Leo sambil memandang wajah cantik Nasya.
Nasya tersenyum menahan tawa.
‘’Leo apa kau terpesona dengan kecantikan pemiliknya ?’’ tanya Nasya.
‘’Benar aku terpesona dengan kecantikan pemilik taman ini,’’ ucap Leo jujur.
‘’ Jadi ayahku lebih cantik dari pada aku putrinya ?’’ tanya Nasya.
‘’Benar,’’. Ucap Leo yang masih terpana akan Nasya.
Huh ? apa ? tunggu sebentar, sepertinya ada yang salah dari perkataan Nasya. apa Nasya tadi bilang ayahnya ? duke Lengston ? apakah taman ini bukan milik Nasya ? namun taman ini berada di kediaman Lengston yang otomatis juga milik Lady Lengston, apa aku salah ?
Leo menatap Nasya terkejut.
‘’B-bukan duke Lengston yang cantik Nasya tapi kamulah yang cantik,’’ ucap Leo panik.
Nasya menatap ekspresi panik Leo dengan menahan tawa. Sepertinya tidak apa-apa bila ia sedikit menggoda Leo lagi.
‘’Maksudmu ayahku tidak cantik Leo ?’’ tanya Nasya lagi.
‘’Tentu saja,’’ ucap Leo jujur.
‘’Hmm salah satu pelayanku pernah bilang bahwa ibuku dulu menganggapnya laki-laki tercantik Leo dan apa kamu tau ayahku sangat senang, apakah perlu aku mengatakan pada ayahku bahwa Leo tidak berpikir sama seperti ibuku ?’’ ucap Nasya.
‘’Jangan, bagaimana bila mendengar itu duke Lengston akan membatalkan perjodohan kita Nasya ?’’ jawab Leo dengan rasa panik.
‘’M-maksudku duke lengston memang tidak cantik namun dia berwibawa dan tampan,’’ ucap Leo gugup.
Nasya sudah tidak menahan tawanya lagi mendengar nada panik Leo.
‘’Hahaha Leo aku bercanda mana mungkin aku akan membiarkan pernikahan kita batal,’’ ucap Nasya sambil tertawa.
Seketika Nasya memberhentikan tawanya dan tersenyum, ia menatap Leo dan mendekatinya. Membawa kedua tangannya merangkul leher Leo. Leo dengan spontan memeluk pinggang Nasya.
‘’Aku hanya menggodamu Kaptenku karena ekspresi panikmu itu sangat menggemaskan dan sayang untukku lewatkan,’’ ungkap Nasya.
Namun sepertinya Leo tak mendengarkan ucapan Nasya, ia malah semakin menarik Nasya lebih mendekat padanya.
‘’Lalu kenapa kamu bilang taman ini bukan milikmu Nasya ? bukankah taman ini masih berada di kawasan Lengston ? tidak mungkin taman ini menjadi miliki orang lain kan ?’’ tanya Leo.
Nasya tertawa kecil dan mengeratkan rangkulannya pada Leo.
‘’Tentu saja tidak Leo, taman ini tetap milik Lengston namun taman ini bukan milikku, taman ini milik ayahku Leo, ayahku tak memberikan taman ini padaku, yang membuat taman ini adalah ibuku Leo dan taman ini ia hadiahkan untuk ayah,’’ jawab Nasya sambil menatap ke arah bunga-bunga yang berada di taman.
‘’Di saat aku meminta taman ini pada ayahku, ayahku benar-benar tidak mau memberikannya padaku karena pemberian dari ibuku,’’ ungkap Nasya.
Nasya terkejut dan kembali menatap Leo saat pinggangnya di tarik oleh Leo untuk lebih mendekat lagi. Leo menyatukan dahinya dengan dahi Nasya.
‘’Aku berjanji Nasya akan membuatkan taman seperti ini di kediamanku,’’ ucap Leo dengan nada serius. Nasya tersenyum lalu ia memejamkan matanya.
‘’Jadi kau tidak perlu iri pada ayahmu,’’ ucap Leo.
Nasya membuka matanya dan sedikit menjauhkan dirinya dari Leo.
‘’Aku tak pernah iri dengan ayahku Leo,’’ ucap Nasya.
‘’Tidak perlu berbohong Nasya,’’ ucap Leo.
‘’Leo aku tidak berbohong padamu,’’ ucap Nasya.
‘’Tidak Nasya aku tidak percaya ucapanmu aku tau kau iri pada ayahmu yang mendapat hadiah taman dari ibumu,’’ ucap Leo.
‘’Bagaimana caranya kau bisa tau aku iri dengan ayahku Leo ?’’ tanya Nasya.
‘’Ini adalah feeling dari seorang kapten,’’ ucap Leo.
‘’Feeling mu tajam sekali sampai mengetahui orang itu iri atau tidak ya kapten,’’ ucap Nasya.
‘’Feeling ku tajam ketika bersamamu Lady jadi Lady tetaplah bersamaku seumur hidup ini,’’ ucap Leo.
Nasya tersenyum.
‘’Bagaimana kata feelingmu dengan itu kapten ?’’ tanya Nasya.
‘’Feeling ku berkata bahwa kita harus bersama-sama lady,’’ ucap Leo.
‘’Maka kita harus menaatinya Kapten karena feelingmu sangat tajam,’’ ucap Nasya.
Nasya dan Leo tertawa bersama, walaupun sederhana Nasya merasa ini lebih menyenangkan dari kehidupan-kehidupannya sebelumnya.
‘’Dengan begini aku bisa bertemu denganmu lagi putraku,’’ ucap Nasya dalam hati.
Di antara kebahagiaan mereka, Nasya tiba-tiba merasakan sakit pada tubuhnya.
‘’Akh,’’ ringis Nasya.
‘’Nasya apa yang terjadi pada mu Nasya ?’’ tanya Leo khawatir.
Namun sebelum Nasya bisa menjawab pertanyaan Leo, Nasya telah jatuh pingsan.
Dimana aku ? kenapa disini gelap ? dan kenapa aku sendirian disini ? dimana Leo ?
Nasya melihat sekelilingnya yang terlihat gelap namun tiba-tiba ia sudah berada di tempat seperti kediamannya Leo, namun bagaimana caranya ia berada dalam kediaman Leo ? Ketika Nasya berjalan ia mendengar seperti suara bertengkar di ruangan tepat di sebelah kanannya. Ia membuka pintu itu dan melihat Leo dan seorang anak laki-laki.
Itu..itu putranya
Putra yang pernah ia sia-siakan di masa lalu
Nasya menetaskan air matanya karena terharu bisa melihat putranya, di saat ia akan memanggil putranya ia terkejut melihat putranya di tampar oleh Leo. Nasya berlari menuju putranya dan ingin menolongnya namun Nasya terkejut ia tidak bisa menyentuh putranya.
Dia... dia tidak bisa menyentuh putranya Alison ? apakah ini mimpi yang hanya bisa ia lihat saja ?
Nasya menatap Leo dan putranya yang tengah bertengkar.
‘’Apa ayah pikir jika ayah menamparku aku akan goyah dengan pilihanku ?!’’ ucap Alison.
‘’Kau !!’’ teriak Leo pada Alison.
‘’Ayah kau harus sadar jika kau tetap mau mempertahankan ibu sepe—‘’
‘’Lalu jika aku tak mempertahankannya seperti ini bagaimana lagi aku bisa mempertahankannya ?! aku sudah menjauh dan bercerai darinya dan mendekati Leticia atas rencanamu !! namun dia tetap diincar oleh kaisar sialan itu, akan lebih baik bahwa Nasya tetap bersamaku agar aku bisa selalu melindunginya !!’’ teriak Leo. Leo mengeluarkan ekspresi yang sangat menakutkan.
‘’Aku akan memberontak dan melawan kaisar ya benar aku akan melakukan itu,’’ ucap Leo serius. Di saat ia berjalan ingin keluar ia di tahan oleh Alison.
‘’Ayah apa kau gila ?! apa kau akan melanggar sumpahmu pada kaisar ?! kau tau jika nyawa ibu berada di tangan kaisar !! jika kau memberontak apa kau tak berpikir kaisar itu akan mengancammu dengan menggunakan serpihan kristal hitam itu ?!!’’ teriak Alison. Ekspresi Leo berubah muram dan seperti akan menangis. Alison berkaca-kaca melihat ayahnya seperti itu.
‘’Ayah tenanglah, percaya padaku tunggu sebentar lagi ayah, ku mohon aku juga tidak ingin kehilangan ibu aku juga sangat menyayanginya ayah,’’ ucap Alison.
Alison tak mendapat respon dari Leo yang sedih atas apa yang terjadi pada keluarganya. Alison berjalan keluar ruangan untuk memberi ketenangan pada ayahnya. Ayahnya butuh waktu untuk sendirian.
Setelah kepergian Alison, Leo merosot jatuh dan air matanya tumpah.
‘’Maafkan aku Istriku karena tidak bisa melindungimu, maafkan aku istriku yang baru menyadari apa yang terjadi pada dirimu, aku mencintaimu istriku, aku mencintaimu Nasya, aku mencintaimu, ‘’ ucap Leo sembari menangis.
Nasya membelalakkan matanya mendengar ucapan Leo.
‘Apa ? ia tak salah dengarkan ? Leo mencintainya ? ah tidak mungkin Leo mencintainya karena dia sangat menyukai Leticia waktu itu’
Entah kenapa Nasya yang melihat Leo menangis merasa hatinya di hantam dengan sesuatu yang keras. Dia menghampiri Leo dan ingin memeluknya namun ia tidak dapat menyentuhnya.
Ia menatap Leo lagi sebelum pergi ke tempat putranya berada.
Sekarang ia melihat putranya yang terduduk di sebuah lantai, ini pertama kalinya ia melihat putranya Alison menangis seperti ini.
‘’Ibu aku merindukanmu,’’ ucap Alison.
Deg..
Nasya terkejut mendengar apa yang di ucapkan putranya.
Putranya bilang bahwa ia merindukannya ? merindukan dirinya ?
Nasya kembali mengingat kejadian di masa lalu, kehidupan pertamanya ia dan Liana pernah berbincang berdua seperti ini hingga Liana memberitahukan sesuatu yang tidak ada orang yang tahu seperti kejadian hari ini.Ia memberitahukan Rahasia yang seharusnya tidak di ketahui oleh orang lain karena jika rahasia tersebut terbongkar di seluruh kerajaan Orphelle maka mereka akan ribut dengan berita yang menggemparkan ini.Rahasia yang ingin diberitahukan Liana adalah bahwa kenyataan ia tidak bisa memiliki anak dan bisa di katakan lebih singkatnya adalah mandul. Karena selain Baginda Kaisar mencintai Liana ada sebuah alasan lain mereka harus bersama yaitu ramalan dari seorang penyihir istana yang mengatakan bahwa Kaisar harus menikahi Liana agar keturunan mereka memiliki kekuatan yang bahkan dapat menandingi Kaisar dahulu.‘Oh ku mohon aku harap ada seseorang yang menolongku terlebih dahulu sebelum Putri Liana mengatakan Rah
‘’Anda pasti tahukan ada aturan bahwa tidak ada yang boleh membahas bahkan menyebutkan tentang pengguna kristal hitam?’’ ucap Ruvelin.‘’Anda juga pasti telah mengetahui alasan mengapa ada peraturan seperti itu?’’ ucap Ruvelin.Nasya terdiam membisu.Tentu saja ia tahu bahwa tidak ada yang boleh membahas tentang pemilik kristal hitam dan tentu saja ia mengethui alasannya kenapa. Menurut yang ia dengar dari ayahnya bahwa dulu pemilik kristal hitam adalah seorang pengkhianat istana. Selebihnya ia tidak tahu menahu karena ayahnya hanya menceritakan intinya saja.‘’Tetapi anda barusan sudah menyebutkannya Kapten,’’ ucap Nasya.Ruvelin terdiam sebentar kemudian ia kembali tertawa.‘’Ternyata anda tidak seperti yang di rumorkan ya Lady,’’ ucap Ruvelin.‘’Rumor hanyalah rumor Kapten tidak ada yang tahu rumor itu benar atau hanya keboho
‘’Dia ? siapa ? siapa orang yang di harapkannya ?’’ ucap Nasya dalam hati.‘’Lady sebaiknya lady menunggu di dalam saya akan keluar dan melihat apa yang sedang terjadi,’’ ucap Jeremy.‘’Tidak sir. Saya juga ingin memastikan apa yang terjadi di luar,’’ ucap Nasya.‘’Tapi Lady,’’ ucap Jeremy.‘’Saya mohon sir,’’ ucap Nasya.Jeremy menghela napasnya dan menganggukan kepalanya. Jeremy membuka pintu kereta kuda dan segera turun dan mengangkat tangannya untuk Nasya agar tidak jatuh. Nasya menerima uluran tangan Jeremy dan segera turun dari kereta kuda ia menoleh dan melihat seorang anak yang masih kecil yang berkemungkinan berusia 12 tahun sedang di tarik oleh dua orang ksatria. Nasya segera menghampiri anak kecil itu dan mencoba melepaskan anak itu dari dua ksatria.
Disaat Nasya akan berdiri dan masuk ke kamarnya ia terkejut karena tiba-tiba melihat Jeremy berada di depan pintu kediamannya. Dengan segera ia menghampiri Jeremy. Yang masih berdiri di depan pintu kediamannya.‘’Ada keperluan apa anda datang kemari sir Jeremy ?’’ tanya Nasya.‘’Saya kemari karena saya di perintahkan oleh kapten Leo untuk menjadi ksatria sementara anda selama Kapten tidak ada Lady,’’ ucap Jeremy. ‘’saya harap anda tidak merasa terganggu dengan keberadaan saya di sisi anda,’’ lanjutnya.Nasya tersenyum mendengar ucapan wakil kapten sword yang terlihat kaku ini.‘’Baiklah sir saya juga memohon bantuannya,’’ ucap Nasya.Jeremy hanya sedikit menundukkan kepalanya sebagai jawaban dan Nasya memakluminya mungkin wakil kapten sword ini belum bisa sepenuhnya mempe
Leo menutup matanya merasakan sensasi aneh yang baru pertama ia rasakan. Tangannya yang dari tadi terlentang memeluk erat Nasya."Nasya jangan membuatku kehilangan akalku," ucap Leo.Nasya lagi dan lagi tersenyum dia mencoba mendorong Tubuh Leo namun pelukannya tidak juga terlepas namun semakin mengerat."Leo lepaskan kita harus segera menyelesaikan pengukuran ini agar waktu kita nanti tidak terganggu," ucap Nasya.Leo dengan tidak rela melepaskan pelukannya membiarkan Nasya bebas walau matanya menatap Nasya dengan bergairahnya.Setelah Nasya selesai mengukur baju Leo dengan adegan lumayan panas tadi. Sekarang mereka sedang duduk di sofa butik."Leo kemarin ayah marah padaku," ucap Nasya.Leo terkejut dan merasa resah kemungkinan juga merasa panik."Marah kenapa Nasya ? Apa karena kamu terl
"APA-APAAN KAU INI!," ucap Duke Lengston.Nasya berhenti berjalan dan melihat ke arah ayahnya yang sedang berjalan ke arahnya dengan raut wajah yang menakutkan."a-ada apa ayah ? kenapa anda bisa Semarah ini ?," Tanya Nasya gugup.Duke Lengston yang telah berada di hadapannya menatap Nasya dengan tatapan yang tajam dan itu membuat Nasya menjadi gugup."Aku mendengar kau sedang berselisih dengan saudara kembar dari keluarga Wanstoon dan saat kalian berselisih saudarinya tiba-tiba merasakan sakit seperti ada seseorang yang menyakitinya. tidak mungkin orang lain yang menyakitinya jika bukan kau Nasya ! Karena disitu posisimu sedang berselisih dengan mereka," ucap Duke Lengston."Ayah tapi aku benar-benar tidak menyakiti mereka," ungkap Nasya."Kau pasti tidak sengaja mengeluarkan mana dari tubuh mu dan itu menyakiti orang yang sudah membuatmu terbawa emosi," uca