"Loh ini kan Pak Wirya, keponakan pemilik yayasan ini," seru Bu Mulyani."Wi-Wirya," lirih Mayla. Di layar komputer itu jelas terlihat kalau Alex yang terlihat lesu tampak gembira saat melihat kehadiran Wirya, mereka bercanda sebentar sampai akhirnya Wirya menggendong Alex dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.Dengan cepat Mayla membuat panggilan dengan Waluyo~Bosnya. Mayla ingin menanyakan terkait nomor ponsel Wirya. Entah apa maksud pengacara itu membawa Alex bersamanya."Halo Pak!""Iya Mayla, ada apa?""Boleh saya tahu nomor pengacara Bapak yang bernama Wirya Sasongko itu. Ada yang ingin saya bicarakan dengannya Pak," ujar Mayla."Oh boleh May, sebentar ya, nah ini nomornya, 08124555****," jawab Waluyo."Baik Pak terima kasih.""Sama-sama Mayla."Tak ingin membuang waktu, Mayla langsung membuat panggilan ke nomor yang sudah diberikan oleh Waluyo tadi. Nomor Wirya, pengacara yang sudah membawa Alex pergi bersamanya."Halo," suara Wirya terdengar."Halo, ini aku Mayla Mas. Aku ma
"Mas, aku telat dapet lagi bulan ini," sungut Arumi seraya menghempaskan tubuhnya ke kasur. Menenggelamkan wajahnya ke atas bantal."Ya sudah, coba kamu beli testpack dulu Sayang. Mudah-mudahan kamu tidak hamil," respon Adam sambil terus memperhatikan gambar design proyek yang sedang ia kerjakan."Kalau aku hamil gimana?""Ya nggak apa-apa, kan aku tanggung jawab, toh sebentar lagi juga kita akan menikah.""Memangnya kapan kita akan menikah?" tanya Arumi lagi."Segera setelah perceraianku dan Mayla resmi disahkan pengadilan Sayang.""Emm masih lama nggak itu?""Nggak kok, paling beberapa minggu lagi, sabar ya Sayang.""Memangnya Mas sudah bilang sama orangtua Mas di Surabaya kalau Mas sudah bercerai dengan Mayla dan akan segera menikah denganku?"Adam terdiam sejenak. Hal itulah yang menjadi salah satu beban pikirannya sekarang. Bagaimana cara memberitahu orangtuanya kalau ia dan Mayla sedang proses perceraian.Mayla merupakan menantu kesayangan Ibunya Adam. Di mata Ibunya, Mayla soso
Mayla menatap sedih pada jemari mungil yang kini harus terpasang jarum infus. Perlahan mata bocah kecil yang menjadi penyemangat hidup Mayla itu terbuka. Alex tampak memaksakan senyum meski tubuhnya sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. "Mommy, where am I?" Bola mata hazel itu mengerjap lucu."Kamu sekarang sedang ada di rumah sakit Sayang. Are u okey?" tanya Mayla."Kepalaku pusing Mommy, aku haus," jawab Alex."Sebentar ya mama ambilkan minum. Nah ini minumnya Sayang." Mayla memberikan satu botol kecil air mineral pada Alex."Where's Daddy? I Miss Him," ujar Alex.Mayla terdiam, sejujurnya ia merasa sedih, di usia sekecil Alex, ia harus mengalami hal yang bahkan belum bisa ia mengerti. Kedua orang tuanya bercerai. Awalnya Mayla mencoba untuk tidak egois, ada setitik rasa ingin memilih bertahan. Tapi ternyata Mayla tidak sekuat itu, ia tidak bisa menahan rasa sakit dikhianati oleh orang yang selama ini dipercaya dan sangat ia cintai.Mayla menyerah, ia hanya bisa berdoa semoga b
Mayla merasa kesal lantaran Adam ternyata datang ke rumah sakit bersama Arumi. Tidak! Bukannya Mayla cemburu tapi dirinya hafal betul dengan perangai Arumi. Perempuan yang rela bermuka dua demi mendapatkan keinginannya.Mayla tidak mau kalau kehadiran Arumi membuat Alex menjadi tidak nyaman. Dulu saja saat Arumi masih bersahabat dengan Mayla, Alex sudah tidak suka jika Arumi ada di rumah. Apalagi sekarang."Mas, kok kamu ajak Arumi sih kesini," ujar Mayla pelan takut terdengar Alex. Sedangkan Arumi dengan tak ada malunya langsung nyelonong ke dalam."Kenapa May? Kamu cemburu?" ujar Adam tak tahu malu."Sedikitpun aku nggak ada ya Mas rasa cemburu lagi sama kamu dan Arumi. Yang aku takutkan hanya perasaan Alex, dia dulu saja sudah tak nyaman dengan Arumi apalagi sekarang," semprot Mayla."Maaas kemari dong, ini Alex sudah bangun," panggil Arumi dengan suaranya yang dibuat manja.Mayla langsung duduk di samping Alex, membelai rambut putranya itu yang seperti dugaannya tampak tidak nyam
Mayla bernapas lega, setelah hampir satu jam nonstop berkutat dengan laptopnya, akhirnya laporan keuangan bulanan Sky Value selesai juga. Mayla harus cepat mengerjakannya lantaran hari ini ia akan menghadiri sidang putusan cerai di pengadilan.Mayla sangat berharap hasil sidangnya nanti sesuai dengan yang Mayla harapkan. Meski ada sedikit kepedihan di hati Mayla. Karena jika resmi diputuskan hakim, hari ini Mayla akan resmi menjadi janda. Status yang sama sekali tak pernah kepikiran untuk ia sandang.Mana ada di dunia ini perempuan yang mau jadi janda? Jika bukan karena keadaan yang membuat mereka untuk memilih status yang bagi sebagian orang kerap dipandang sebelah mata.Sungguh, jika boleh memilih, pasti semua perempuan di dunia ini menginginkan rumah tangga yang bahagia, tanpa kehadiran pelakor yang mengganggu keharmonisan keluarga. Tapi memang terkadang takdir tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan bukan?Kini Mayla hanya mencoba untuk melanjutkan hidupnya dengan lebih baik. M
Adam menatap kesal melihat Wirya kini malah duduk sebagai pengacara untuk Mayla. Sedangkan Arumi yang ikut hadir di ruang persidangan itu juga merasa tak senang melihat penampilan Mayla yang justru semakin glowing dan berkelas semenjak lepas dari Adam.Selama persidangan, pihak Adam yang sudah didampingi oleh pengacara barunya tampak kewalahan dengan semua bukti yang sudah dikumpulkan oleh Wirya. Hingga akhirnya tibalah saat putusan dari majelis Hakim."Dengan ini saya putuskan bahwa Saudara Adam Hariwijaya dan Saudari Mayla Adriana resmi bercerai. Untuk ikrar talak akan diucapkan oleh Saudara Adam Hariwijaya. Mengenai hak asuh anak , jatuh ke tangan Saudari Mayla Adriana. Dan untuk pembagian harta gono gini, akan dibagi sesuai dengan tuntutan dari tergugat. Sidang ditutup!"Tok ....Tok ....TokSetelah palu hakim diketuk. Maka dimulailah perjalanan hidup Mayla yang baru. Menyandang status janda dengan satu anak. Tak terasa aimata mulai menggenangi pelupuk mata Mayla, entah ini tangis
Raut wajah seorang lelaki bertubuh besar yang tampak sedang emosi membuat aura gelapnya semakin terlihat."Siapa orangnya yang sudah berani mencampuri urusanku? Lancang sekali. Belum tahu dia berhadapan dengan siapa?" geram Robi seraya melempar asbak rokok yang ada di meja ke dinding hingga hancur berserakan.Prangg!!"Menurut info yang saya tahu, Pak Waluyo menyewa seorang pengacara muda hebat dan ternama untuk menangani kasus penggelapan uang ini Pak," ujar Andi~ anak buah Robi dengan gemetar karens takut melihat kemarahan Bosnya."Tapi kan semua bukti keterlibatanku di file keuangan sudah aku hapus, mengapa Pak Waluyo masih saja berani menuntutku? Sudah cukup rasanya aku dipermalukan lelaki tua itu sampai dipecat dari Sky Value," geram Robi dengan tangan terkepal."Nah itu dia Pak, sepertinya manajer keuangan yang baru bekerja di Sky Value itu bukanlah orang sembarangan. Tampaknya dia memiliki keahlian mumpuni. Dia bahkan mampu merecovery semua data Pak," jawab Robi."Kurang ajar! S
Adam menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Ia lalu duduk di samping Ibunya. Berusaha menenangkan wanita yang sudah melahirkannya ke dunia itu. Sementara Arumi masih berdiri, menunggu Adam mau memperkenalkan dirinya."Sebelumnya, Adam mau minta maaf sama Ibu dan Bapak karena tidak jujur dan malah menyembunyikan masalah ini. Semua itu semata-mata Adam lakukan karena Adam nggak mau membebani pikiran Ibu dan Bapak," ujar Adam hati-hati, karena jujur saja saat ini ia sangat takut harus berterus terang soal perceraiannya dengan Mayla dan juga soal Arumi."Masalah? Masalah apa maksud kamu Dam? Kalau ngomong itu yang jelas, jangan buat Ibu sama Bapakmu semakin bingung dan bertanya-tanya," ujar Hilda dengan wajah penasaran."Iya Bu, begini Bu. Sebenarnya aku dan Mayla sudah resmi bercerai hari ini Bu. Tadi pagi putusan sidangnya baru saja di jatuhkan," lirih Adam dengan kepala menunduk, tak berani menatap wajah Ibu dan Bapaknya."Apa?!!" seru Purnomo Hariwijaya~Ayah kandung Adam