Share

Kepolosan Seorang Rey

Rey harus berpikir cepat.

"Gua lagi ada di panti, gua udah lama tidak ke panti. Gua lagi mau ngajarin anak-anak karate nih," ucap Rey sambil menggingit bibir bawahnya saking takut mereka curiga.

"Kok nggak ada suara anak-anak?" tanya Dimas lagi.

Rey ingat, dia segera mengambil leptopnya dari dalam tasnya itu. "Ada kok, ini gua baru dari kamar mandi makanya nggak kedengeran suara mereka. Nih, kalau lu mau denger suara mereka," Rey menyetel satu video yang di mana dia sedang mengajari anak-anak karate. Untung Rey punya beberapa video anak-anak panti yang sedang latihan.

"Oh, gua kira lu boong sama gua."

"Ya nggaklah, kalau lu nggak percaya kita video call aja yuk," ajak Rey yang tentunya dengan harapan Dimas tidak menyanggupinya.

"Nggak perlu lah, gua sama Arfan langsung pulang aja. Gimana kalau sore ini kita ngumpul di cafe?"

Rey cukup lega kali ini.

"Cafe ya? Oke deh, sore ini gua usahain bisa. Ya udah ya, gua mau lanjut ngajarin mereka latihan."

Sebelum Dimas menjawab Rey langsun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status