Rendra begitu senang, melihat baby Narshita yang berjalan kearahnya dengan senyum yang begitu menggemaskan di wajah batita tersebut. Meski langkah Narshita sedikit tertatih, malah membuat dia terlihat begitu lucu.
Banyak Ibu-ibu yang mendekat kearah Rendra. Kebetulan taman yang Rendra kunjungi, ramai akan orang tua yang membawa buah hati mereka. Rendra membalas senyuman kepada para Ibu-ibu yang memuji kecantikan baby Narshita tertular dari ketampanan Rendra. Mereka berfikir, bahwa Rendra lah ayang dari batita lucu tersebut.
Hati Rendra selalu senang, disaat ada orang yang mengira dirinya sebagai Ayah dari baby Narshita. Rendra tidak terlihat risih atau bagaimana secara kan dia masih single dan masih ting ting. Dia malah terlihat santai dan senyum selalu mengembang di bibirnya.
"Anaknya cantik, pasti keturunan dari Papanya. Lagian sang Papa gantengnya kelewatan banget," ucap salah satu Ibu yang mendekati Rendra.
"Mamanya kemana mas? Kok nggak kelihatan," tanya seorang Ibu yang paling muda diantara mereka.
"Masih masak di rumah, jadi saya yang jagain putri saya," jawab Rendra tersenyum ramah pada Ibu yang bertanya barusan. Andai saja ini nyata adanya, dan kamu yang menjadi Ibu dari anak-anak ku. Betapa bahagianya hidupku. Cepat lah pulang, jangan biarkan aku menunggumu terlalu lama. Meskipun aku akan selalu setia menunggu kepulangan mu. Aku tidak akan menyia-nyiakan waktu lagi bila waktu itu telah tiba. Batin Rendra.
"Wiisshhh suami idaman banget nih Mas nya. Udah cakep, tajir, pengertian lagi sama pekerjaan istrinya di rumah. Mau dong jadi yang kedua," goda salah satu Ibu yang berada di sana.
"Haish, kamu ini. Sudah punya brondong di rumah, masih saja kurang," sahut Ibu yang lain.
"Kan aku belum punya yang gagah seperti ini. Pasti tampilnya lama," Dan ucapan Ibu ini mendapat sorakan dari Ibu-ibu lain yang juga ikut berkumpul di sekitar Rendra.
"Hhuuuuuuu dasar Emak ganjen!" seru mereka bersamaan.
Rendra kemudian pamit, karena baby Narshita terlihat menguap beberapa kali dalam gendongan salah satu Ibu yang berkerumun di sana. Baby Narshita mungkin lelah dan mengantuk. Dengan gaya yang Coll, Rendra menggendong baby Narshita kedalam dekapannya. Pemandangan itu semakin membuat jantung para Ibu-ibu yang masih di sana meletup-letup tak karuan. Sugar Daddy. Batin mereka.
Kemudian Rendra pamit kepada para Ibu-ibu itu, lalu dia berjalan pergi meninggalkan mereka yang masih asyik memandang kearah dirinya.
Sesampai di dalam mobil, Rendra memangku baby Narshita di jok belakang. Lalu membuka botol dot yang telah diisi ASI oleh Hana sebelum berangkat. Dengan telaten Rendra memegang botol susu itu, sambil menimang-nimang agar baby Narshita cepat tertidur.
Rendra begitu luwes saat menangani baby Narshita. Karena, semenjak baby Narshita lahir, Rendra selalu ikut andil dalam hal yang menyangkut baby Narshita. Dia tidak mau melewatkan tumbuh kembang anak dari sahabatnya itu. Dan sekarang malah di klaim sebagai anaknya.
Setelah baby Narshita tidur, Rendra menidurkan baby Narshita di Car Seat yang berada di jok belakang kemudi. Dirasa sudah aman, Rendra berjalan ke depan dan duduk di tempat kemudinya.
Rendra melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah, ia tidak mau bila sampai baby Narshita bangun karena laju mobil yang begitu kencang lalu mengerem mendadak. Rendra tidak mau seperti itu terjadi. Keselamatan dan kenyamanan baby Narshita lah, yang paling utama bagi dirinya sekarang.
Setelah mengantar baby Narshita, Rendra pergi ke Cafe miliknya. Daripada berdiam diri di rumah, lebih baik melihat kondisi cafe yang sedang rame bila di hari minggu. Biasanya banyak pasangan yang nongkrong di cafe.
Rendra datang sebagai pelanggan. Ia ingin berbaur dengan para pengunjung cafe. Tidak banyak yang mengetahui bahwa Rendra lah sang pemilik cafe. Hanya karyawannya saja yang mengetahui siapa bos mereka.
Rendra memilih duduk di tempat yang lumayan membuat dia tenang. Cafe Rendra memiliki beberapa sudut ruang, yang di desain berbeda-beda. Ia di bantu adiknya saat mendesain cafe miliknya. Adiknya sekarang menjadi arsitek yang lumayan handal. Terbukti dari semua desain yang dibuat, Rendra selalu menyukainya.
Disaat Rendra menikmati suasana cafe, datanglah sosok gadis yang sangat anggun nan cantik. Dia datang dengan seorang bule perempuan. Mereka duduk disudut ruang yang sama dengan Rendra tempati sekarang. Mereka mengobrol dengan begitu Asyik. Sehingga membuat pengunjung yang berada di sekitar mereka, melirik kearah dua gadis tersebut.
Rendra, melirik kearah suara yang paling berisik di antara para pengunjung. Yang berada di sudut ruang yang sama dengan dirinya. Saat ia melihat siapa orang yang telah bergaduh tersebut, Matanya membelalak, saat menatap siapa gadis tersebut. Hatinya begitu bergemuruh tak menentu. Ia merasa senang yang teramat sangat. Akhirnya, gadis yang selama ini ia nanti-nanti, datang juga dihadapan matanya.
Jantung Rendra berdetak sangat cepat, saat melihat senyuman yang sudah dua tahun ini tidak menghiasi matanya. Wajah gadis yang selama ini mengganggu tidurnya di setiap malam, kini benar-benar berada dalam jarak pandangnya.
Ingin rasanya Rendra menghampiri gadis itu. Namun, ia harus bisa menahan kerinduan yang sudah bertumpuk di dalam hati. Rendra tidak ingin mengambil sikap yang gegabah lagi. Terlebih lagi Rendra tidak ingin mengulangi kesalahan seperti dulu, karena sikapnya yang terlalu terburu-buru.
Rendra terus menatap kearah gadis tersebut. Gadis itu nampak sangat asyik mengobrol dengan teman bule di sampingnya. Bahkan mereka tidak menghiraukan pengunjung lain yang, sedang menatap kearah mereka. Kedua gadis itu menjadi pusat perhatian di sudut ruang yang di tempati oleh Rendra.
Rendra tersenyum, karena tidak ada yang berubah dalam diri Arshima. Ya, gadis yang telah Rendra perhatikan sedari tadi adalah Arshima. Gadis yang selama ini dengan setia ia tunggu kepulangannya. Tidak ada yang banyak berubah dari Arshima. Hanya penampilan sekarang lebih anggun dan terlihat lebih dewasa. Namun, dari percakapan Arshima dengan teman bule itu, dia tetaplah gadis polos yang seperti dulu.
Kamu tidaklah berubah sama sekali Shima, hanya penampilanmu saja yang berubah. Dan itu semakin membuatku ingin cepat meng-halalkan mu. Namun, aku tidak ingin gegabah lagi seperti dulu. Aku akan mendapatkan hatimu secara perlahan, dan akan aku pastikan kamu kembali menyukai ku lagi. Aku tidak akan membiarkanmu lari lagi dariku. Gumam Rendra dalam hati.
*
*
*
*
Hai Derr. Setialah pada pasanganmu apapun keadaannya sekarang. Yakinlah, bila sesuatu ujian yang sedang kamu alami sekarang, akan membawa hikmah yang sungguh luar biasa dalam hidupmu. Percayalah, hari bahagia pasti akan segera menghampirimu. Jangan goyah, bila mendapat cemoohan dari orang lain. Mereka hanya iri saja melihatmu. So, tetap bersyukur dan jalani harimu dengan tulus.Assalamu'alaikum," Rendra mengucapkan salam seraha menunduk sopan. Rendra meraih pergelangan tangan orang tersebut, lalu mencium punggung tangan orang itu.Arshima sedikit cemas, takut akan ada penolakan dari mama nya. Tapi apa yang di takutkan olehnya, kini pudar sudah. Mama Indah menyapa Rendra dengan senyuman, bahkan menanyakan kabar Rendra.Dulu memang Rendra pernah beberapa kali menjemput Arshima dari rumah. Dan tidak jarang pula Rendra singgah sebentar, hanya untuk meminum teh dan mengobrol dengan Eko, papa nya Arshima.Karena Rendra dulu suka membuat Arshima bekerja lembur dan akhirnya mau tidak mau Arshima pulang malam. Dan memang itulah tujuan terselubung yang Rendra rencanakan. Ia akan selalu memaksa untuk mengantar Arshima pulang, meskipun Arshima sering kali menolaknya."Bagaimana kabarmu, Nak Rendra?" sapa Indah dengan ramah."Alhamdulillah baik, Tante," ada rasa
Setelah beristirahat dan sholat di rumah itu masa depan mereka, Rendra mengajak Arshima pulang ke rumah papa Eko. Sebenarnya Arshima masih takut, kalau Rendra akan di usir dan parahnya mereka tidak di restui.Mobil yang mereka tumpangi telah sampai. Rendra segera mematikan mesin mobil dan akan bersiap untuk kamu turun dari mobil. Namun kegiatannya di cegah eh Arshima."Mas....," Panggil Arshima.Rendra menoleh ke arah Arshima berada lalu bertanya dengan lembut. "Iya, Sayang. Ada apa?""Aku takut, kalau Papa nggak merestui hubungan kita, Mas." ucap Arshima lirih.Ia tidak bisa membayangkan, bagaimana jika papanya nanti malah menentang hubungan mereka. Arshima tidak sanggup bila harus terpisah lagi dengan Rendra. Ia merasa tak mampu untuk itu, dan tidak siap bila harus di paksa melupakan Rendra. Lelaki pertama yang ada di dalam hatinya sampai saat ini."Sshhtt... Kamu jangan pesimis dulu, Sayang. Kita belum mencobanya.
"Kita mau ke mana, Mas?" tanya Arshima saat Rendra membawanya pergi dan sekarang tengah melewati jalan yang tidak pernah ia lewati sebelumnya.Ya, setelah kejadian tadi di cafe. Rendra kemudian mengajak Arshima pergi menuju tempat dimana ia mempunyai sesuatu yang akan di tunjukkan pada Arshima.Rendra membelokkan mobilnya di perumahan yang cukup mewah. Hal itu membuat Arshima heran, pasalnya ia tahu kalau rumah Renda bukan di daerah ini. Apalagi Rendra selama ini hanya tinggal di apartemen. Bukan di rumah utama. Lalu sekarang mereka mau bertandang ke rumah siapa?"Kita mampir sholat maghrib dulu di sini. Setelah itu baru aku antar pulang, sekalian meminta restu pada orang tuamu, Sayang," ucap Rendra dengan nada lembut.Kemudian Rendra membuka pintu mobil dan keluar terlebih dulu. Setelah itu ia berjalan memutari depan mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Arshima. Arshima tertegun sekaligus senang dengan apa yang di lakukan oleh
"Kamu risegn saja, Sayang. Nggak usah kerja. Aku yang akan menghidupi semua kebutuhan kamu mulai dari sekarang," Rendra masih betah bermanja ria pada Arshima."Aku akan risegn, kalo aku sudah hamil."Kali ini, jawaban yang di pilih Arshima sangat tidak menguntungkannya dan hampir membawanya ke ujung bahaya. Bagaimana tidak, dengan gerakan cepat Rendra mendorong tubuh Arshima hingga terjatuh ke sofa. Dengan posisi Rendra menindih tubuh Arshima.Beberapa detik, Arshima di buat terpana dengan ketampanan Rendra yang berada tepat di atas tubuhnya. Namun, ia segera menggeleng dan mengembalikan kesadarannya. Lalu mendorong tubuh Rendra meskipun itu sia-sia. Karena perbedaan kekuatan mereka terlalu jauh. Walaupun Arshima seorang yang bisa bela diri."Kalo begitu, kita buat dedeknya sekarang. Biar kamu cepat hamil dan tidak bekerja lagi dengan lelaki itu," sifat posesif Rendra mulai tumbuh.Awalnya, Arshima bersikap tenang dengan perlakua
Setelah lama berpikir sambil menatap buku daftar menu, akhirnya Alex memutuskan untuk makan makanan yang belum pernah ia makan sebelumnya. Alex memilih Bakso Genderuwo. Karena makanan ini tidak dapat di temukan di negara nya.Saat mereka tengah menikmati makan siangnya, datanglah seorang lelaki tampan yang menghampiri meja mereka. Lelaki itu tanpa sungkan duduk menarik kursi dan langsung duduk di samping Arshima."Hai, cantik! Gimana kabarnya?" tanya lelaki itu tersenyum tampan ke arah Arshima.Monica yang berada di samping Arshima pun terpana seketika, saat melihat senyuman maut milik lelaki itu yang mampu membius wanita manapun yang melihatnya."Iisshh apa-apa sih, Kak! Ngapain di sini? Kencan?" Arshima menatap kesal pada lelaki yang baru saja duduk di sebelah nya itu."Enggak. Baru meeting sama klien, terus lihat ada kamu di sini. Ya sudah deh, aku belok!" ujar lelaki itu sembari menyeng
Tok ... Tok ... Tok ..."Masuk!"Setelah mendapat sahutan dari dalam, Arshima memutar engsel pinta lalu masuk ke dalam ruangan pimpinan perusahaan AW group tersebut. Ia melihat Alex yang tengah duduk di kursi kebesarannya sambil menatapnya melangkah mendekat."Bapak mencari saya?" tanya Arshima kemudian ia duduk karena Alex mengisyaratkan agar Arahima duduk terlebih dulu."Kamu sudah makan siang?" tanya Alex menatap lembut wajah Arshima."Ini kan belum waktu nya makan siang, Pak?" Arshima heran dengan atasannya itu. Mengapa menanyakan perihal makan siang yang belum waktunya."Nggak apa-apa, kan kurang sepuluh menit lagi. Kalo gitu temani saya makan siang di cafe Benning, ya? Katanya di sana selain tempatnya yang nyaman, makanannya juga enak."Ajakan Alex membuat Arshima terdiam. Pasalnya cafe yang di sebutkan barusan adalah milik kekasihnya, Rendra. Ia tahu Rendr