Share

Kontrak Cinta 500 Juta dengan Atasan Dingin
Kontrak Cinta 500 Juta dengan Atasan Dingin
Author: Sang bunda daisy

1|Permintaan

"Gue kasih lo 500 juta, kalo lo berhasil batalin perjodohan gue sama dia."

Satu permintaan, yang berhasil membuat seorang Kimberly melebarkan matanya dengan kaget. Berkat ucapan yang dilontarkan Diska sahabat kecilnya. Bagaimana tidak terkejut? Diska meminta untuk menggantikan posisinya, sebagai anak dari pengusaha periklanan. yang akan dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya.

"Please mau ya Kim?gantiin gue buat ketemu sama dia dan kencan pertama minggu besok," mohon Diska dengan wajahnya yang terlihat memelas.

Kimberly masih terdiam, mencerna dengan apa yang Diska katakan. Mau menolak tapi imbalanya uang sebesar itu! siapa coba yang bisa mengabaikan uang senilai 500 juta? mungkin hanya orang bodoh!

"Tapi.. apa nanti dia engga curiga? kalo gue yang gantiin posisi lo?" Jawab Kim ragu.

Berkali-kali Kim menghela nafasnya, menatap wajah sahabat yang sudah begitu baik terhadap dia dan keluarga. Ayahnya yang mulai sakit sakitan, semenjak kebangkrutan usaha keluarga mereka. Kimberly engga mau munafik jika uang yang dijanjikan diska itu, memang lah sangat iya butuhkan. untuk pengobatan penyakit keras ayahnya yang sudah komplikasi.

"Lo cukup bikin dia ilfil sama lo, disaat kencan pertama kalian. Cara itu gue yakin bikin dia jadi batalin perjodohan gue lebih dulu," Tegas Diska tersenyum penuh harap, sambil menggengam tangan Kim penuh keyakinan.

"Deal."

Dan malam itu, menjadi saksi kesepakatan yang iya buat bersama Diska, dengan iming-iming uang 500 juta. Tanpa ragu malam itu juga Diska mentrasfer uang tersebut. dengan sukarela bahkan tanpa berfikir dahulu sedetik pun.

Diska yang kaya raya, Diska yang memang anak pengusaha periklanan ternama Di Jakarta, hal itulah yang membuat nominal uang tersebut tidak terlalu berharga baginya. Berbeda sekali dengan Kimberly, yang memang hidup dalam kesederhanaan. Namun beruntung masih bisa bekerja di perusahaan penerbitan terbesar di kota itu.

Pagi pukul 8.30

Kimberly tergesa-gesa memasuki gedung tempat dia bekerja, ada perasaan was was karena hari ini dia terlambat datang ke kantor. berkali-kali melirik jam ditanganya yang terus bergerak, keadaan kantor yang saat itu mulai sepi membuatnya semakin panik. lalu buru-buru mendekati lift yang akan tertutup.

"STOPP!"

Sambil nafas yang masih tersengal-sengal, kimberly menahan pintu lift dengan satu tanganya. Dan mulai ikut masuk kedalam lift. Membuang nafas terlebih dahulu, lalu mengaturnya perlahan. Agar detak jantungnya berhenti marathon. Tanpa iya sadari ada dua orang dibelakangnya yang sudah lebih dulu berada didalam lift tersebut.

"Sejak kapan karyawan boleh datang Di Jam segini?" Cicit seorang lelaki dengan suara yang terdengar seksi.

Mendengar suara yang familiar, Kim menoleh dan mundur dua langkah. Saat tatapanya menangkap Kaivan Alano-Ceo tempatnya bekerja.

"Maaf pak saya salah," ucap Kimberly dengan wajah yang merunduk, karena tak berani menatap wajah ganteng tapi dingin milik atasanya.

"Sudah Van gaush diomelin, wajarkan kalo dia telat? namanya manusia," timpal Arvelio sahabat Kaivan, sekaligus karyawan di perusahaan itu juga.

Tinggg!

Detik berikutnya lift terbuka, membuat Kaivan serta Arvelio melangkahkan kaki begitu saja. Tanpa sepatah kata. Apa yang terjadi membuat Kim bernafas lega, lalu dia pun melanjutkan perjalanan menuju ruang kerjanya yang ada di lantai 3

Setelah pintu lift terbuka. Kim menggeser pintu ruangan, yang sudah di isi oleh tiga orang yang berada satu team denganya.

"Gimana deadline kita mau cepat selesai! kalo kerjaan kamu telat begini Kim," tegur Pak Handoko selaku kepala divisi penerbitan.

"Maaf pak saya kesiangan," tutur Kim penuh sesal, sambil membungkukkan badan lalu bergegas menuju meja kerjanya.

Tepat pukul 12.00, adalah waktunya jam makan siang para karyawan di perusahaan itu. Kimberly yang memang belum sempat memakan apapun sedari pagi, lantas langsung saja menepi dari pekerjaanya. Dan mengajak Vivi serta Dimas untuk pergi ke kantin.

"Lo telat kenapa lagi kim tadi pagi? gue tebak pasti lo marathon drakor lagikan?" ucap Vivi yang lagi menyuap bakso ke mulutnya.

"He'em, dan lo berdua tau gak? apes banget gue tadi. Satu lift sama si kanebo kering itu," jelasnya dengan raut wajah yang kesal karena merasa sial.

"Pfttttt serius? lo satu lift sama dia? wahh beruntung banget lo Kim," pekik Vivi dengan nada yang agak dipelankan.

"Stttt jangan kenceng-kenceng lo berdua, nanti ada yang denger. Kalo lo jelekin pak bos! apalagi manggil dia kanebo kering segala," Kata Dimas, menasehati dua rekan kerjanya yang memang tiap hari hobinya bergosip saja.

Sambil clangak clinguk, mereka bertiga menyapu seisi kantin. Takut ucapan mereka ini ada yang mendengar. Padahal yang Kimberly lontarkan barusan memang benar adanya. Jika Kaivan adalah sosok bos yang dijuluki 'kanebo kering' oleh seisi kantor. Karena kedinginan serta kekakuanya dalam berinteraksi dengan para karyawan.

Setelah acara makan siang selesai, Kimberly kembali keruangan kerjanya. mengerjakan beberapa pekerjaan yang sempat tertunda karena makan siang.

"Kim bisa kamu ke lantai 11? tolong wakilkan saya, untuk antarkan berkas yang sudah di susun ini. Untuk di cek ulang oleh bos besar," ucap Pak Handoko memohon.

Kimberly menatap lekat-lekat Pak Handoko, dengan tatapan yang meragukan "Kenapa bukan bapak saja? biasanya juga bapak yang memberikan itu pada bos besar," kata Kim menolak secara halus.

"Saya tiba tiba kebelet Kim kayanya, sedangkan berkas ini urgent, udah harus terbit besok! kalo engga sekarang bisa habis kita ditegur pihak percetakan, " tutur Pak Handoko kemudian menaruh berkas itu dimeja begitu saja.

Kimberly meneguk ludah dalam-dalam, karena tau betul siapa yang akan iya temui dilantai 11. Melirik kedua temanya dengan cemas, lalu detik itu juga Dimas. Menepuk bahunya dan memberi semangat 45 kepada Kim, dibalas anggukan senyum oleh Vivi disampingnya.

"Ayo Kim lo pasti bisa, nemuin kanebo kering itu."

Tok Tok...

Kim mengetuk pintu penuh kecemasan, baru kali ini dia menginjakkan kaki ke lantai 11. Yang mana hal itu tidak pernah terbayangkan olehnya. suasana lorong yang memang diisi oleh beberapa staff , yang juga mempunyai bagian masing-masing. Membuat Kimberly tidak terlalu memandang angker lantai tersebut. Ada perasaan was was dalam hatinya mengingat kelakuan bosnya ini yang terkenal sadis dan dingin kepada karyawan yang tidak sesuai dengan kinerjanya.

"Masuk!"

Namun, satu kata yang tersebar di perusahaan mengenai sikap atasanya yaitu dingin. Setelah menyiapkan diri, akhirnya Kimberly melangkah pasti menuju ke ruang Kaivan.

"Kamu siapa? mau apa menemui saya?" katanya dingin.

Ditanya begitu Kimberly langsung gemetaran tidak karuan, karena memang ini pertama kalinya dia berhadapan langsung dengan Kaivan. Setelah kejadian di lift tadi.

"i.. ini pak saya disuruh Pak Handoko bagian pengeditan, untuk memberikan ini kebapak. Agar bisa dicek kembali sususan berkasnya, karena harus dicetak besok," jawab Kim tergagap, sambil menyerahkan berkas tersebut dengan hati-hati.

Kemudian Kaivan mengambil berkas itu. Lalu dilihat dengan seksama, kimberly agak terpesona. Menikmati setiap inci pergerakan lelaki itu tanpa kedip! hingga tiba-tiba dirinya terkejut. Saat lembaran kertas melayang ke wajahnya.

Brukkkkkk!

"Sampah seperti itu, kenapa bisa kamu kasih ke saya?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status