Share

Bab 7

last update Last Updated: 2025-08-16 11:24:52

“Nadine, rumah kita didatangi orang-orang! Mereka bilang hutang ayahmu harus segera dilunasi. Kalau tidak, mereka akan menyita semuanya!”

Aku membeku. Suara itu nyata, bukan ancaman kosong.

“Ma…” suaraku bergetar, “tolong tenang, aku—aku akan urus ini.”

Telepon terputus. Tanganku lemas, ponsel hampir terlepas.

Arkana menatapku tajam. “Kau lihat? Mereka tidak main-main. Tanda tangani, sekarang juga, dan keluargamu aman.”

Adrian memukul meja keras-keras. “Sialan! Kau yang mengatur semua ini, Arkana, kan?”

Arkana tidak menyangkal, hanya tersenyum tipis. Senyum yang membuatku ingin berteriak sekencang-kencangnya.

Air mata jatuh lagi, membasahi kontrak. Dunia seakan menutup semua pintu.

Aku menatap kedua pria itu, lalu menatap pena di tanganku. Hatiku berperang habis-habisan.

Kalau aku tanda tangan—setidaknya Mama dan adikku selamat. Tapi kalau aku percaya Adrian—aku mempertaruhkan segalanya pada pria yang dulu meninggalkan luka terdalam.

Suara Arkana bergema di telingaku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 176

    “Ada yang Mengawasi Kita”POV ArkanaDetik itu juga, setelah membaca pesan ancaman terakhir, aku langsung menarik Nadira masuk lebih dalam ke ruang tengah. Tanganku refleks memeluk pinggangnya—bukan hanya melindungi, tapi juga memastikan ia benar-benar ada di sini.Jantungku masih berdegup keras.Ini bukan ancaman biasa.Orang itu datang ke depan pintu kami.Hanya beberapa menit lalu.“Aku harus keluar lihat CCTV,” gumamku.“Jangan tinggalin aku sendirian,” suara Nadira bergetar.Aku menatap wajahnya yang pucat, matanya memohon.Hatinya terluka, ketakutan… dan aku yang membiarkannya mengalami ini?Tidak. Itu tidak akan terjadi lagi.Aku meraih tangannya. “Kamu ikut. Kita turun bareng.”“Ke ruang kontrol?”Aku mengangguk. “Aku nggak mau kamu lepas dari pandangan aku satu detik pun.”Nadira mengangguk kecil, memeluk lenganku erat.Begitu erat sampai aku bisa merasakan ketakutannya merambat ke kulitku.---Di ruang CCTV apartemenPetugas keamanan berdiri kaku begitu aku masuk.“Pak Arka

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 175

    POV NadiraSudah lebih dari satu jam Arkana tidak pulang, dan perasaanku… kacau.Entah kenapa, sejak sore tadi dadaku seperti memberi sinyal bahaya. Seperti ada sesuatu yang mengintai di balik bahagia kecil yang baru mulai kami bangun.Aku memandangi jendela apartemen, lampu jalanan di luar memantul di kaca. Hujan mulai turun, menambah rasa gelisah.Arkana ke mana?Biasanya, meski sibuk, ia akan mengabari.Tapi sejak tadi… tidak ada kabar.Aku membuka pesan kami terakhir.“Aku sedang urus sesuatu. Pulang sebentar lagi.”Tapi nyatanya, jam terus berjalan.Dan “sebentar lagi” rasanya menjadi selamanya.Aku menggigit bibir, mengambil ponsel, lalu mencoba menghubunginya lagi.Tersambung…Tapi tidak diangkat.“Arkana…” gumamku lirih.Aku berjalan mondar-mandir di dalam apartemen. Peranku sebagai istri—yang awalnya hanya kontrak—harusnya tidak membuatku secemas ini. Tapi nyatanya, hubungan kami sudah jauh berubah.Aku sudah jatuh cinta.Dan sekarang, aku takut kehilangan.---Tiba-tiba, sua

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 174

    POV ArkanaLangkahku terhenti di depan bangunan tua itu—gudang penyimpanan yang sudah lama tak dipakai, berada jauh dari pusat kota. Angin malam menampar wajahku, membawa aroma debu bercampur dingin yang menusuk tulang.Dari informasi yang kuterima, seseorang—entah siapa—telah menyewa tempat ini selama dua bulan terakhir. Seseorang yang sama yang mengirim foto-foto Nadira diam-diam… yang mencoba memecahkan rumah tanggaku.Aku menarik napas panjang.“Siapa pun kau… permainannya selesai.”Aku melangkah masuk.Lampu gantung berayun pelan di langit-langit tinggi. Suara cipratan air dari sudut terdengar jelas, membuat suasana makin kelam. Dari kejauhan, ada jejak kaki berdebu, seolah baru ditinggalkan beberapa menit lalu.Aku mengikuti jejak itu.---Teleponku bergetar.Nadira.“Halo, sayang.”Suara Nadira terdengar pelan, cemas. “Kamu di mana? Sudah malam…”Aku hampir mengatakan semuanya—bahwa aku sedang memburu seseorang yang ingin merusak hubungan kami. Tapi aku menahan diri. Aku tak in

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 173

    Hujan turun tipis malam itu, membuat jalanan tampak seperti cermin gelap yang memantulkan lampu kota. Arkana memacu mobilnya pelan, tapi tegang. Jari-jarinya mencengkeram setir sampai buku-bukunya memutih.Tujuan navigasinya sederhana:Gedung parkir lama milik Dirgantara Group yang sudah tidak dipakai lagi.Dan yang membuatnya semakin tidak nyaman…Gedung itu sejatinya sudah ditutup operasional sejak dua tahun lalu.“Siapa yang menggunakan tempat ini tanpa izinku?” gumam Arkana.Ketika mobilnya memasuki area basement, lampu-lampu otomatis menyala satu per satu. Suara gema langkah dan tetesan air membuat seluruh ruangan terasa seperti film thriller.Arkana turun, menggenggam gelang hitam bertuliskan 23-B dalam genggamannya.Semakin ia melangkah ke dalam, semakin suara-suara samar terdengar—seperti gesekan benda, atau seseorang yang menarik napas dengan gugup.Dan akhirnya, Arkana berhenti di depan deretan loker besi tua.Loker nomor 23-B ada tepat di tengah.Catnya mengelupas. Namun…s

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 172

    Arkana memandangi paket itu lama. Bentuknya kecil, sekitar ukuran telapak tangan, dibungkus rapi dengan kertas cokelat polos. Tidak ada tanda pengiriman, tidak ada cap kurir, bahkan tidak ada tulisan tangan—semuanya terlalu bersih, terlalu rapi… terlalu sengaja.Ia memanggil lewat interkom, “Rina. Tolong masuk.”Sekretarisnya, Rina, muncul beberapa detik kemudian. “Ada yang bisa saya bantu, Pak?”Arkana menunjuk paket itu. “Siapa yang menaruh ini di meja saya?”Rina mengerutkan kening. “Saya… tidak tahu, Pak. Barusan saya baru masuk dari rapat.”“Tidak ada staf yang melaporkan ada pengantaran?”“Tidak ada, Pak.”Arkana menatap paket itu lagi, matanya menyipit. “Mulai sekarang, siapa pun yang masuk ke ruangan saya, harus lapor.”Rina mengangguk cepat. “Baik, Pak.”Saat ia keluar, Arkana duduk dan menarik napas panjang. Jantungnya berdetak pelan tapi berat. Nama Nadira tertulis jelas di atas paket. Nama lengkap resmi setelah menikah. Itu sudah cukup membuat pikirannya berputar.Ia membu

  • Kontrak Cinta Sang CEO   Bab 171

    Rumah itu terasa jauh lebih tenang hari ini. Tidak ada teriakan, tidak ada drama keluarga, tidak ada telepon darurat kantor. Nadira berdiri di dapur, aroma kopi memenuhi seluruh ruangan. Untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, suasana rumah benar-benar terasa… seperti rumah.Ia menata meja makan sambil bersenandung pelan. Tangannya gemetar sedikit—bukan gugup, tapi karena hatinya sedang dipenuhi sesuatu yang lembut. Rindu? Kagum? Atau… sesuatu yang dulu ia bilang mustahil: perasaan pada suaminya sendiri.“Pagi.”Suara berat Arkana terdengar dari belakang, membuat Nadira hampir menjatuhkan cangkir. Dia menoleh dan mendapati Arkana berdiri di pintu dapur, rambutnya sedikit berantakan, kemeja putihnya masih belum dikancingkan sepenuhnya. Tampilan CEO itu mendadak lebih… manusiawi.“Pagi,” jawab Nadira sambil menahan senyum.Arkana menarik kursi dan duduk, memperhatikannya dalam diam. Rasanya berbeda. Ada sorot lembut yang tak pernah ia lihat sebelumnya—sorot yang tidak memandangnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status