Share

Aku Bukan Arini yang Dulu

Senyumnya seketika mengembang.

"Maksud ibu istri saya?"

"Jangan sok kamu Burhan. Saya dengan ibumu itu akrab. Kamu memang anak tidak tahu terimakasih. Kalau bukan karena keluarga kami, kamu pikir siapa kamu?"

Meli Imeldana berang, berdiri lalu menunjuk muka Burhan.

"Silakan duduk, Bu! Minum dulu. Tidak baik bagi kesehatan marah-marah seperti ini."

Burhan dengan tulus menyodorkan minuman. Meli masih melotot marah.

"Kembalikan Arini. Saya tidak izin kamu tidak menceraikannya!"

Burhan mengetuk-ngetuk meja. Melirik sekilas wanita yang meluapkan emosi itu.

"Apakah ibu menyayangi Arini?"

"Tentu saja, aku mencintainya lebih dari diriku sendiri, apalagi putraku. Ibumu sudah berjanji akan ikut andil mengembalikan Arini. Tapi, Tuhan mengambilnya lebih dulu."

Burhan manggut-manggut terpikir cara Bu Dena yang tidak kaget saat Arini dibawa ke rumah sakit. Pantas. Ternyata ibunya lebih dulu mengetahui perihal itu.

"Hari ini saya ingin ibu menjenguk Arini, sudah beberapa minggu tidak bertemu, kan?"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status