Share

Kontrak Cinta Suami Kedua
Kontrak Cinta Suami Kedua
Author: VERARI

1. Kenyataan Pahit

“Ahhh … pelan-pelan, Johan ….”

Suara Jenna membuat Elena terbangun. Elena membuka mata perlahan dan lagi-lagi pandangannya kabur. Namun, pendengaran Elena sangat jelas saat ini.

“Ough … kau sangat menggairahkan, Sayang. Bercinta denganmu di depan istriku sangat menegangkan dan membuatku semakin bersemangat.”

Meskipun tak dapat melihat dengan jelas, Elena langsung tahu jika Johan dan Jenna sedang bicara di tak jauh darinya. Mereka mendesah, mengerang, dan mengucapkan kata-kata kotor yang tak pantas diucapkan antara kakak dan adik ipar.

Elena mengerjapkan mata berulang-ulang. Dia harus melihat langsung, apakah suara-suara itu hanya imanjinasinya atau realita?

Jantung Elena berdetak sangat cepat tatkala melihat samar Jenna dan Johan tanpa busana. Di ujung ruangan, Jenna menunduk bersandar di sofa dan memunggungi Johan yang sedang melakukan penyatuan dengannya.

‘Tidak mungkin … aku pasti hanya mimpi ….’

Elena memejamkan mata dengan kuat, lalu membuka mata lebar. Penglihatannya menjadi semakin jelas.

Air mata mulai merembes dan membasahi pipi. Yang Elena dengar dan samar-samar dilihatnya tadi, ternyata bukanlah mimpi.

Johan dan Jenna berselingkuh di belakangnya. Mereka bercinta setiap saat, bahkan di saat Elena masih sadar. Karena ketidakmampuan Elena menggunakan panca indranya dengan sempurna, tak ada ketakutan bagi mereka setiap kali melakukan hubungan terlarang di depannya.

“J-Johan ….” Elena ingin meneriakkan nama Johan, tetapi hanya bisikan yang keluar dari mulutnya.

Akan tetapi, suara isak tangis Elena terdengar di telinga Johan. Dia melirik singkat ke arah Elena yang jelas-jelas sedang melihatnya.

“Istriku sudah bangun. Mari kita selesaikan dengan cepat, Sayang!”

“Ahh … menyebalkan! Mengganggu kesenangan orang saja!”

Mereka tak tahu jika Elena dapat mendengar dan melihat perbuatan hina itu. Suara desahan keduanya semakin nyaring tertangkap gendang telinga Elena.

Hati Elena begitu sakit tak tertahankan. Ingin berteriak pun tak dapat dia lakukan.

Jantungnya terasa diremas-remas tatkala Johan dan Jenna yang telah berpakaian lengkap mendekat ke arahnya. Deru napas Elena semakin cepat karena kesulitan bernapas.

Rongga dada Elena kian memanas. Rasa sakit itu kambuh lagi, bercampur dengan luka di hati.

“Sayang, kenapa kau menangis?” Johan mengusap air mata di pipi Elena.

Elena ingin sekali menyingkirkan tangan kotor sang suami yang masih tercium aroma percintaan dengan wanita lain. Namun, tangannya hanya dapat meremas seprai. Cengkeraman pada seprai berangsur mengendur seiring dengan otot-otot di tubuhnya yang kembali melemah.

“Ambilkan kakakmu obat, Jenna. Elena pasti mimpi buruk lagi.”

‘Tidak! Aku tidak sedang mimpi buruk! Kau jahat, Johan! Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku?!’

Air mata Elena berderai kian deras. Johan berusaha untuk membuat istrinya tenang dan berhenti menangis.

Jenna pun kembali bersama Anna dengan membawa obat. Elena menatap pilu sang ibu tiri. Apakah Anna tahu perselingkuhan Johan dan Jenna? Ataukah dirinya hanya bermimpi seperti kata Johan?

Elena tak tahu batas alam sadarnya sendiri.

Dia ingin mengadukan apa yang baru saja dilihatnya kepada sang ibu tiri. Berharap jika dia akan mendengar bahwa Johan tak mungkin berselingkuh darinya.

Namun, Anna justru mengatakan sesuatu yang membuat Elena tercengang, “Kalian bodoh sekali! Banyak kamar di rumah ini … kenapa harus bercinta di kamar Elena?! Kau juga, Johan! Tahan nafsumu itu! Mama selalu melihat kalian bermesraan di mana saja tanpa kenal waktu!”

‘Mama juga tahu? Ada apa ini sebenarnya? Apakah karena aku tidak bisa melakukan kewajibanku sebagai seorang istri?’

“Jenna yang menggodaku, Ma. Aku mana tahan ….” Johan terkekeh pelan.

“K-kenapa?” Hanya satu kata yang terucap dari mulut Elena. Kenapa mereka setega itu padanya?

Johan, Jenna, dan Anna yang sebelumnya sedang bercakap-cakap, terdiam dan menghadap ke arahnya. Sorot mata ketiga orang itu tak menunjukkan kepedulian pada Elena sedikit pun.

“Apa … aku … mimpi buruk … lagi?”

Johan membuang napas kasar. “Tidak, Sayang, kau tidak pernah bermimpi buruk. Ini sangat nyata.”

“Johan!” sergah Anna.

“Sudahlah, Ma, biarkan Elena tahu semuanya. Tidak baik menyembunyikan sesuatu dari orang sekarat,” ujar Johan tanpa perasaan, “lagi pula, lihatlah kondisinya sekarang. Hidungnya sudah mengeluarkan darah. Sebentar lagi, dia pasti akan mati.”

Elena menangis tanpa suara tatkala ketiga orang yang disayanginya bersahut-sahutan menjelaskan semua situasi dengan nada sinis. Termasuk alasan Johan menikahi dirinya.

Dia tak pernah menyangka, Johan hanya berpura-pura mencintainya selama ini agar dapat menikah dengannya. Mereka bertiga bekerja sama menipu Elena untuk mendapatkan warisan William Forbes, ayahnya.

“Jika kau mati, semua harta Papa William akan jatuh ke tanganku, Elena. Kau tidak perlu khawatir, aku akan menggunakan harta peninggalan papamu tersayang dengan sebaik-baiknya,” bisik Johan sambil mengusap puncak kepala Elena.

“Aku juga akan menjaga suamimu dengan baik, Kakak,” cibir Jenna dengan seulas senyuman, “ups, salah … Johan memang kekasihku sejak awal. Aku hanya meminjamkan Johan padamu sebentar.”

“Ayahmu keterlaluan sekali, bukan? Dia tidak meninggalkan apa pun untukku dan Jenna,” sahut Anna.

Elena menggeleng-geleng lemah. Tidak … dia tidak boleh mati dan membuat para pengkhianat itu menang! Bagaimanapun caranya, dia harus tetap hidup!

Namun, semua itu hanya harapan Elena. Johan tiba-tiba menangkup pipi Elena dengan kasar.

Anna memasukkan dua pil merah ke mulutnya dengan paksa. Jenna juga membantu dengan menuangkan air mineral sampai masuk ke mulut dan lubang hidung Elena.

Elena sekuat tenaga ingin memuntahkan racun yang selama ini disangkanya sebagai obat penawar. Namun, ketiga orang itu tak membiarkan Elena melawan.

Dalam hitungan detik, dada Elena kian memanas. Napasnya pun terputus-putus sehingga dia harus bersusah payah meraup udara melalui mulut.

Akan tetapi, semua sia-sia ….

Rasa sakit di sekujur tubuhnya semakin terasa. Otot-ototnya menegang dari kaki, lalu menjalar hingga ke bawah kepala.

Elena tak bisa bernapas! Sesaat kemudian, kegelapan menyelimuti dirinya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aprilia Sonbay
jln ceritanya bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status