Share

Bab 5 Merasa Tertipu

Author: Zia Ivy
last update Last Updated: 2025-06-11 11:53:44

Suara lonceng terdengar nyaring saat terhembus angin, pertanda jika acara pemberkatan akan segera di mulai.

Jantung Laura berdegup sangat kencang saat dia berjalan dengan balutan gaun pengantin putih mewah membalut tubuh indahnya.

Wajah manis ber make up naturalnya tampak tegang di dalam birdcage Veil yang menutupinya saat ini. Rasa gugup semakin menguat ketika telinga Laura mendengar jelas suara-suara teriak para tamu yang menyambut kedatangan dia yang di gandeng oleh sang ayah.

"Wah, akhirnya tuan muda pertama keluarga Farmosa menikah juga. Penasaran sekali wanita seperti apa yang bersedia menjadi istrinya?" bisik salah satu tamu wanita yang hadir di sana yang menatap ke arah Laura yang berjalan pelan mulai memasuki kastil megah itu.

"Sepertinya mempelai pengantin wanita tidak di perbolehkan melihat lebih dulu, aku tidak yakin dia bersedia apa lagi dengar-dengar tuan Dave mempunyai tempramen yang cukup buruk," celetuk tamu lainnya.

"Hust! Jaga ucapan mu jika terdengar orangnya bisa habis kamu."

Langkah kaki Laura seketika terhenti, dahinya berkerut saat ia tidak sengaja mendengar orang-orang berbisik kecil dari arah samping. Dan ingin bertanya apa maksud perkataan mereka.

Tuan Bastian yang melihat calon menantunya sudah berdiri di depan menunggu dengan balutan tuxedo hitam yang rapih. Membuat dia merasa tidak enak hati.

"Laura, kenapa kamu berhenti? Cepat, jangan membuat tuan Dave menunggu," Bentak Tuan Bastian berbisik, sembari mencengkram erat lengan putri keduanya.

Laura tersentak, tak ingin menanggapi hal-hal yang tidak jelas yang baru saja terdengar olehnya membuat ia kembali melanjutkan langkahnya. "I-iya ayah maafkan aku," sesalnya dengan nada suara lembut hampir tak terdengar.

Beberapa menit telah berlalu, setelah Tuan Bastian mengandeng dan menghantarkan Laura. Kedua mempelai pengantin berdiri sejajar.

Laura terlihat sangat gugup dan tegang, sampai-sampai keringat dingin di seluruh tubuhnya semakin terasa, saat kedua pupil mata indahnya yang terhalang oleh penutup wajah tak sengaja melihat sepasang sepatu pria di bawah sana.

Mengingat perkatannya sang ibu, yang melarang untuk membuka birdcage Veil -nya membuat ia tak berani melihat sosok pria yang sebentar lagi akan di nikahi.

Suara lantang lelaki bertubuh tinggi dan kekar, terdengar nyaring saat ia mengucapkan ikrar suci dan mengambil sumpah pernikahan atas nama Laura Moanna. Dalam suka maupun duka akan tetap setia. Dengan ekspresi dingin di balik setengah topeng silver yang bertengger di wajahnya.

Suara tepuk tangan menggema di sana, bahkan para tamu undangan hadir berteriak antusias menyuruh sang pengantin pria untuk segera mencium pengantin wanita yang telah sah menjadi menjadi pasangan.

Setelah keduanya resmi bertukar cincin, karena sudah menjadi sebuah tradisi tanpa sungkan Dave Alexander perlahan mulai meraih kain putih yang saat ini menutupi wajah wanita yang telah menjadi istrinya.

Hati Laura berdebar-debar, saat ia merasakan sentuhan tangan hangat yang perlahan membuka dan...

Kedua bola mata Dave Alexander melebar, kedua alis tebalnya mengerut. Darahnya mendidih. Hatinya bergemuruh kesal sampai giginya bergemulutuk kedua tangannya sampai terkepal kuat, karena begitu terkejut saat melihat sosok wanita yang ada di depannya sangat berbeda dengan foto wanita yang dia pilih.

Laura yang sangat penasaran, gadis itu memberanikan diri membuka kedua pelupuk mata dan...

"Tu-tuan kau..." Laura tercengang, saat melihat sosok lelaki yang telah resmi menjadi suaminya terlihat begitu menakutkan sampai tanpa sengaja berjalan mundur satu langkah.

Dave menyunggingkan senyum smrik, lengan kanannya meraih dan menarik pinggang ramping Laura, sampai tubuh mereka menempel tak menyisakan ruang.

Belum sempat Laura menuntaskan perkatannya, Dave menyambar bibir merah tipis Laura dengan sangat kasar. Sampai kedua mata gadis itu membulat bahkan sesak untuk bernafas.

Beberapa kali tangan mungil Laura berusaha mendorong, tetap saja tidak sebanding dengan pelukan Dave yang begitu erat dan mencengkram.

Kedua pihak keluarga bernafas lega, karena akhirnya acara pernikahan ini berjalan sangat lancar tanpa anda hambatan.

Terlebih lagi, nyonya Widia dan tuan Bastian.

***

Siang berlalu begitu cepat malam yang gelap pun mulai menyapa. Disebuah mansion pribadi mewah Dave.

BRUK!

"Tuan, aku sudah menjadi istri mu kenapa memperlakukan ku seperti ini?" Laura menatap nanar Dave, ia menggeleng-gelengkan kepala dan tak habis pikir sebenarnya kesalahan apa yang telah di perbuat olehnya.

Dave mendengus kesal, senyuman devil kembali tersirat di wajah dinginnya. "Wanita yang ku pilih sendiri bukan kamu, katakan pada ku. Siapa yang menyuruh mu?" Dave murka. Dia melemparkan foto Larisa yang mendarat tepat di wajah Laura.

Laura yang terjatuh di bawah lantai pun perlahan memberanikan diri untuk melihat selembar foto, jantungnya seperti berhenti berdetak saat melihat gambaran wajah Larisa.

"Kakak," gumamnya kaget.

Sungguh Laura tidak mengerti sebenarnya kesepakatan apa yang telah di buat ayah dan ibunya sejak awal, sampai-sampai Dave marah dan tidak terima atas dirinya saat ini.

Dave menggelengkan kepala, dia tidak ingin mudah tertipu lagi dengan sikap Laura yang terlihat begitu polos, sampai tanpa ragu melontarkan satu ancaman Jika Laura tidak berterus terang maka seluruh keluarga yang akan menanggung akibatnya.

Laura kaget, mengingat sang ayah yang memiliki penyakit jantung bahkan ucapan sang Dokter beberapa hari lalu yang masih mengiang di telinga membuat ia enggan mengambil resiko besar jika dia hanya di suruh saja oleh kedua orang tuanya.

"Masih tidak ingin mengaku?"

Tidak peduli keputusan yang Laura ambil tepat atau tidak, yang jelas dia yang ingin melindungi ayah, ibu dan sang Kaka. Meskipun terkadang dia tidak di pedulikan oleh mereka.

"Maafkan aku tuan, ini semua salah ku. Aku yang memaksa Kaka dan kedua orang tua ku agar bisa menikahi mu," Ungkap Laura berusaha berdiri, sampai tak berani menatap lawan bicaranya yang ada di depan.

Dave mengeram, mendengar pengakuan di bibir Laura yang begitu enteng. Tanpa memikirkan harga dirinya dan keluarga besar yang sudah di tipu habis-habisan dengan mengganti mempelai pengantin yang seharusnya Larisa.

"Nyali mu sangat besar sekali gadis kecil."

Laura bergidik ngeri saat melihat tatapan tajam mata elang Dave, seperti hewan buas yang siap menerkam mangsa.

"A-apa yang ingin kamu lakukan tuan? Aku sudah minta maaf," Laura meneteskan air mata, ia terus berjalan mundur sampai tak sengaja tersandar ke dinding.

Dave merasa kecewa, harga dirinya sebagai seorang pria, dia merasa terhina seperti di injak-injak oleh kolega bisnis sang ayah, membuat ia melampiaskan amarah yang menggebu pada Laura.

"Karena kau begitu ingin menjadi pengantin ku. Jadi lakukan sampai tuntas tugas mu sebagai istri di atas ranjang ini," Dave menyangkup dagu lancip Laura.

Sampai tubuh Laura terjatuh ke atas ranjang pengantin yang sudah di hiasi oleh ornamen-ornamen romantis kelopak bunga mawar merah yang bertaburan.

"Tidak! Tolong jangan mendekat," Laura menangis ketakutan saat melihat Dave, berjalan menghampiri sembari melepas jas formal serta melonggarkan dasinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ardiona Abigail
apa Larissa mmg jauh lebih cantik dari Laura kah?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 223 Kembali Bersama

    Baru saja Laura akan duduk, saat ia berjalan tak sengaja tersandung. Hingga membuatnya terjatuh ke atas pangkuan Dave, rambut wig yang dia kenakan pun terjatuh. Membuat dia sangat terkejut. "Laura!" Dave terkejut, sungguh dia sangat tidak percaya saat melihat wanita yang selama ini dia rindukan ternyata ada di depan matanya. Laura tertegun, mereka berdua saling menatap satu sama lain dengan kedua bola mata berkaca-kaca. Tak bisa lagi mengelak saat Dave melihat semuanya. "Laura! Ini beneran kamu sayang?" Dave tersenyum getir, dia menyangkup dagu lancip istri tercinta. "Mas Dave, a—aku..." Belum sempat Laura menuntaskan perkatannya. Dave memeluk erat istrinya, dia melepas rindu. Laura tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, dia pun tidak peduli lagi tentang apa pun. "Mas Dave, maafkan aku," Sesal Laura.Perlahan Dave mengecup dahi Laura, mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang sangat dalam. Laura segera beranjak. Dave masih menunggu apa yang sebenarnya terjadi.

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 222 Rindu Terpendam

    "Akhirnya mas Dave, sudah melihat video itu pasti dia sudah sangat membenci Laura," Larisa menyeringai puas, saat mendapatkan satu pesan dari orang kepercayaannya. Widia yang baru saja selesai menyajikan makan siang, ia tak sengaja melihat putrinya, segera dia menghampiri. "Larisa, kamu kenapa nak senyum-senyum sendiri?" Tanya Widia penasaran sembari menepuk bahu putrinya. Larisa terhenyak kaget, saat z sang ibu yang tiba-tiba saja berada di belakangnya. "Astaga ibu, kena Deepa bikin Ku kaget," Larisa menggerutu kesal. Sampai bibirnya mengerucut. "Ibu cuma mau kasih tahu kalau makan siang 3eeLarisa tahu betul, jika ibunya tidak e hal yang di tutupi darinya, sampai ia tidak w pilihan lain lagi selain menceritakan semuanya tentang dia yang sudah merekayasa sebuah video mirip Laura sedang bermesraan bersama pria lain. Kedua bola mata Widia berbinar, dia sangat senang. Karena langkah awal yang dia sarankan sudah di lakukan oleh putrinya. "Wah itu bagus Larisa, setelah Dave benci Lau

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 221 Hati Yang Berdebar

    Rio memperlihatkan video rekaman di mana Erik dan seorang wanita yang tak cukup jelas sedang mengintai dari jauh ke arah Erland, saat mereka dulu sedang melakukan jumpa fans. "Kau sudah tahu siapa mereka?" Dave memastikan pada Rio, dengan nada menekan, dan tidak mau tahu jawabnya harus Jelas. Setelah Rio mengawasi, dia baru ingat jika Erik adalah seorang mantan aktor yang baru saja meninggal beberapa waktu Lalu, dia juga baru ingat jika di dalam berita kematian sang mendadak dan cukup misterius. Dave terdiam sejenak, dia berusaha berpikir karena pria itu sangat tidak asing untuknya. "Kau telisik lebih jauh lagi akun media sosialnya," Titah Dave tak mau di bantah. "Ba—baik tuan," Rio di saat itu juga mencari akun Erik, yang untungnya masih ada, dan hal yang membuat dia terkejut saat mendapati foto mesra dengan Larisa. Kedua alis tebal Dave menyatu, saat melihat Rio terlihat sangat terkejut dan seperti syok sekali. "Kenapa kau seperti itu?" Rio terhenyak, lalu dia memperlihatkan a

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 220 Tabir Kematian Erland

    Laura akhirnya selesai mengemas beberapa barangnya, Irish pun yang dari tadi sudah membantu baru saja akan memesan taxi online. Namun tiba-tiba saja Deril datang, dan sengaja menawarkan diri untuk mengantar mereka pulang. "Nona Irish, dan Airin, kebetulan aku bawa mobil kalian bisa ikut," Ucap Deril sengaja menghampiri. Irish dan Laura terkejut, karena tiba-tiba saja Deril ada di sana. "Kamu, ko bisa ada di sini?" Irish menatap keheranan. "Kebetulan aku jadi investor di rumah sakit ini, jadi sekalian aja aku ajak kalian pulang," Deril memberi penjelasan. Awalnya Laura ingin menolak, tapi entah kenapa Irish merasa tidak tega pada Deril yang sudah berniat baik. "Laura, gimana kalau kita terima niat baik tuan Deril? Lagian pake mobil pribadi lebih nyaman. Kalau pake taxi harus nunggu lama," Irish berusaha membujuk. Laura tidak punya pilihan lain lagi, hingga akhirnya dia hanya menuruti keinginan jagoan kecilnya dan sang sahabat. Gavin yang baru saja keluar dari toilet bersama peng

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 219 Video Misterius

    Beberapa hari kemudian, Laura yang sudah berkemas akan pulang dia di bantu jagoan kecilnya, terlihat sangat semangat. Namun mereka di kejutkan oleh kedatangan kedua pria berjas hitam membawa paper bag besar yang sudah di kirimkan oleh Dave, untuk Gavin. "Selamat pagi," ucap salah satu pria itu. Laura dan putranya saling menatap penuh keheranan, lalu ia mencecar sebuah pertanyaan penuh waspada. "Kalian siapa?" "Maaf nona jika kami telah menganggu anda, kami hanya ingin mengantarkan hadiah ini dari tuan untuk putra Nona," Jelas salah satu itu sembari menyodorkan. Gavin menatap dengan wajah mendongak, dia baru ingat jika paman tampan pamannya itu sudah janji akan memberikan banyak permen padanya. "Woah, ini pasti dari paman tampan mommy, sini kasih ke aku om-om," Pinta Gavin terlihat sudah tak sabar. Pria itu segera memberikan kedua paper bag berukuran besar itu, bocah kecil itu terlihat sangat antusias dan senang karena apa yang di janjikan sudah di penuhi. "Waw, lihat mommy. Per

  • Kontrak Nikah: Istri Pengganti Sang Presdir    Bab 218 Dibuat Baper

    "Tante kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" Laura melontar balik pertanyaan sampai dia tersedak. Nyonya Rosa menjadi canggung, rasanya dia tidak enak hati jika harus mengatakan jika Billy, sudah cukup mencari calon istri. "Ah, tidak apa. Kamu tidak baik nak kalau single terus, biar ada yang jagain kamu dan Gavin," Nyonya Rosa mengutarakan pendapatnya. Laura terdiam sejenak, jemarinya meramas erat selimut, sampa tangannya berkeringat dingin. Dia mengatakan jika saat ini dirinya hanya fokus pada pekerjaannya dan Gavin saja. Nyonya Rosa melihat jelas, seperti ada keraguan dalam diri Laura untuk membangun hubungan baru dengan seorang pria. "Sepertinya bukan waktu yang tepat untuk mendekatkan Laura dan Bily, aku harus sedikit memberi waktu. Billy tidak ingin ibunya membuat Laura tidak nyaman, dia segera masuk ke dalam dan mengajaknya pulang. " Ibu, ini sudah malam, Laura perlu istirahat gimana kalau aku antar ibu pulang duku ya," ajak Billy mengedipkan sebelah mata pada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status