Beranda / Rumah Tangga / Kontrak Pernikahan 365 Hari / 02. Perjanjian yang Mengubah Segalanya

Share

02. Perjanjian yang Mengubah Segalanya

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-15 22:41:48

Derana duduk di sebuah kafe mewah, tangannya gemetar saat memegang cangkir kopi. Matanya terus melirik ke arah pintu, menunggu kedatangan Arash. Pikirannya penuh dengan keraguan dan ketakutan, namun juga ada secercah harapan untuk membalaskan dendam pada suaminya yang telah menghancurkan hatinya.

Kata-kata Arash semalam masih menggema di hati Derana. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasakan semangat baru. Pertemuan ini bukan sekadar kebetulan, tetapi sebuah titik balik. Derana berharap, dengan bantuan Arash, ia bisa menemukan kembali makna hidup dan tujuan yang selama ini hilang.

Arash bukan hanya seorang CEO, tetapi dia juga dikenal sebagai Ikon Industri, seorang pemimpin yang dihormati dan cukup disegani.

Kekayaan yang dimiliki lelaki itu sudah tak terhitung dan jaringan koneksi yang dimilikinya sangat membentang luas. Derana sering mendengarnya, jika banyak orang-orang berbondong-bodong mengejar kerja sama dengan Arash, berharap mendapatkan sepotong dari keberhasilannya. Tentu, bertemu dengan pria itu tidaklah mudah. Derana termasuk salah satu perempuan yang beruntung karena memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Arash. Maka dari itu, Derana tidak akan menyia-nyiakan waktu yang langka ini.

Lelaki itu memiliki hubungan dengan orang-orang yang berpengaruh, koneksi dan jaringan sosialnya cukup kuat. Dan hal itu yang membuat kesempatan besar bagi Derana, koneksi itu pasti akan memudahkan aksesnya. Dan Derana sangat yakin, jika ia tidak salah orang untuk dijadikan kerja sama.

Hampir kopi itu tandas, pintu kafe yang terbuka membuatnya menoleh. Terlihat, Arash masuk dengan langkah mantap. Sosoknya yang tinggi dan berwibawa menarik perhatian semua orang di ruangan itu. Dia berjalan menuju meja Derana dengan senyum tipis di wajahnya.

“Maaf membuat Anda menunggu lama,” kata Arash sambil duduk di hadapannya. “Aku tahu Anda juga pasti sangat sibuk.”

Derana menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberanian. “Tidak apa-apa. Aku hanya ingin tahu lebih banyak tentang perjanjian ini,” katanya dengan suara bergetar.

Arash mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya dan meletakkannya di meja. “Ini adalah kontrak pernikahan kita. Satu tahun, dan selama itu, Anda akan menjadi istriku. Sebagai imbalannya, aku akan membantu Anda menghancurkan Haka dan Ilona.”

“Bagaimana? Waktu semalam sudah cukup untuk berpikir, bukan?”

Derana meraih dokumen itu dengan tangan gemetar, lalu membaca setiap kata dengan seksama.

“Apa yang kamu inginkan dariku sebagai gantinya?” tanyanya, matanya menatap tajam ke arah Arash. Dirinya masih belum paham, kenapa Arash mempertaruhkan reputasinya?

Arash tersenyum dingin. “Aku hanya ingin Anda menjadi istriku yang setia di depan publik. Kita hanya akan berpura-pura menjadi pasangan yang bahagia. Anda tidak perlu tahu alasan lain.

“Bukankah tujuan Anda ingin membalas dendam? Jangan khawatir! Di balik itu, aku akan memastikan Haka dan Ilona merasakan penderitaan yang sama seperti yang dia berikan pada Anda,” lanjutnya.

Derana terdiam. Kerutan pada keningnya semakin dalam. Dirinya masih tak yakin tentang tujuan lelaki itu. Tetapi, dirinya juga tidak boleh kehilangan kesempatan ini.

Derana merasa hatinya berdebar kencang. “Dan jika aku menolak?”

Arash mencondongkan tubuhnya ke depan, dengan fokus intens, seolah-olah menembus jiwa lawan bicara.

“Jika Anda menolak, aku akan memastikan hidupmu menjadi lebih sulit daripada yang sudah ada. Anda tidak punya pilihan lain, Derana,” ucapnya dengan suara rendah dan penuh ancaman. Lalu, sembari menegakan kembali posisi duduknya pria itu justru terkekeh.

“Anda percaya? Anda memanfaatkan saya, juga sebaliknya. Keputusan sekarang ada di tangan Anda.”

Derana menatap Arash dengan mata penuh kebencian, namun dirinya tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk membalas dendam. Dengan tangan gemetar, tanpa berpikir ulang ia segera menandatangani kontrak itu.

Derai tawa terurai ketika Arash mengambil dokumen itu dan menyimpannya kembali ke dalam tasnya. “Selamat datang di permainan ini, Derana. Semoga kita berdua mendapatkan apa yang kita inginkan.”

Di malam itu, Derana dan Arash menandatangani perjanjian kontrak yang akan mengubah hidup mereka selama setahun ke depan. Derana tidak tahu apa yang menantinya, tetapi ia tahu bahwa ia telah memasuki dunia yang penuh misteri dan manipulasi.

“Semoga saja kau tidak membuatku menyesal Arash!” batinnya berkata, sambil memandangi wajah Arash yang penuh teka-teki.

Meski tak bohong jika Derana merasa kalut, campuran antara ketakutan dan tekad. Namun, perasaan itu semakin menggebu setelah Arash berdiri dan mengulurkan tangannya.

“Mari kita mulai,” katanya dengan nada tegas.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kontrak Pernikahan 365 Hari   38. Rahasia Haka

    “Kamu akan berakhir sama seperti ayahmu.”“Takdirmu ada di tanganku,”Dalam diam, Haka berjanji pada dirinya sendiri. Dendamnya menguar begitu pekat, dengan kegetiran yang tak terucapkan, hingga terasa menguasai setiap helaan napas di sekitarnya.Ia menyeringai, mengingat setiap penghinaan yang pernah diterimanya di masa lalu yang mendorongnya untuk bertindak berani. Ia membayangkan bagaimana hidupnya telah berubah setelah balas dendamnya terwujud—meski begitu, bayangan gelap itu selalu mengikutinya, tak pernah memberinya kedamaian.Pada waktu itu, saat dirinya berdiri di ruang tamu yang megah, Haka memerintahkan pembantu rumah tangganya dengan suara tegas.“Suguhkan teh ini untuk ayah!” Pembantu itu, tanpa curiga, mengambil cangkir teh yang telah disiapkan Haka dengan hati-hati. Teh itu bukan sekadar teh biasa; di dalamnya, Haka telah mencampurkan sesuatu yang mematikan.Haka menyaksikan dengan puas saat ayah Derana menerima cangkir teh itu dengan senyum ramah, tidak menyadari baha

  • Kontrak Pernikahan 365 Hari   37. Kenyataan Dalam Kenyataan

    “Ternyata selama ini...” Sembari membekap mulut, Derana berlari sekuat yang dia bisa. Ketika kenyataan pahit itu menghantamnya. Namun, yang lebih menyakitkan adalah ketika kenyataan itu datang untuk kedua kalinya, menghancurkan sisa-sisa harapan yang masih tersisa. Hatinya yang sudah retak kini hancur berkeping-keping, seolah tak ada lagi yang bisa diselamatkan. “Aku hidup dengan pembohong?” pikirnya, tak percaya dengan kenyataan yang baru saja terungkap. Selama ini, orang yang ia percayai dan cintai ternyata adalah sumber dari semua kesulitan yang ia alami. Bagaimana mungkin ia bisa begitu buta? Bagaimana mungkin ia tidak melihat tanda-tanda pengkhianatan itu? Kini, ia harus menghadapi kenyataan pahit bahwa musuh terbesarnya adalah orang yang paling dekat dengannya.Tidak ada alasan lagi untuk dirinya tinggal bersama pembohong itu. Semua kepercayaan telah hancur, dan setiap kenangan manis kini terasa pahit. Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk pergi“Ya! Teror yang selama i

  • Kontrak Pernikahan 365 Hari   36. Pengakuan

    Derana ingin berteriak, namun suaranya tertahan di tenggorokan, hanya menghasilkan suara gemuruh yang nyaris tak terdengar. Panik mulai merayapi dirinya, jantungnya berdetak semakin cepat.Dengan sekuat tenaga, Derana berusaha melepaskan diri. Ia menggeliat dan meronta, menggunakan seluruh kekuatannya untuk melawan cengkeraman yang menahannya. Akhirnya, ia berhasil melepaskan diri dan berbalik badan dengan cepat. Tatapan matanya langsung berkaca-kaca saat melihat sosok di depannya.“Arash,” Satu tetes air matanya jatuh, mengalir perlahan di pipinya. Derana tertangkap basah. Namun, alih-alih merasa takut, perasaan kalut menguasai hatinya. Mereka saling menatap dalam kebisuan, membiarkan mata mereka berbicara lebih banyak daripada kata-kata yang bisa diucapkan. Derana bisa melihat keterkejutan serta kekhawatiran melalui pantulan bening lelaki itu. Keheningan yang mencekam menyelimuti keduanya, seolah waktu ikut berhenti sejenak.Namun setelahnya, isak tangis sang wanita yang memecah su

  • Kontrak Pernikahan 365 Hari   35. Lorong Rahasia

    Gelapnya malam perlahan-lahan tersingkir oleh cahaya keemasan yang menyebar dari timur. Matahari bergerak cepat di langit, dan sebelum menyadarinya, senja tiba dengan warna-warna indahnya.Hari itu berlalu dalam kabut kelelahan. Ketika akhirnya matahari mulai tenggelam, Derana merasa seperti pelaut yang akhirnya melihat daratan setelah berhari-hari terombang-ambing di lautan.Langkah kaki lelah itu menggema di koridor kantor, suasana sepi semakin terasa saat dirinya tiba di basement. Hanya beberapa mobil yang tersisa, berjejer seperti saksi bisu dari hiruk-pikuk hari yang telah berlalu. Keheningan malam menyelimuti tempat itu, membuat setiap suara kecil terdengar jelas dan menggema di ruang kosong.Degh.Langkahnya terhenti, seiring dengan detak jantungnya yang mengikuti. Spontan, derap langkahnya pun memantul di dinding beton—mengundang langkah kaki lain juga ikut terhenti, seolah pemiliknya mendengar dan merespons kehadirannya—dia sigap menoleh. Dua figur itu membuat Derana berdiri

  • Kontrak Pernikahan 365 Hari   34. Rahasia di Balik Dinding

    Senja mulai merayap di langit kota ketika Derana akhirnya tiba di rumah setelah hari yang panjang di kantor. Kelelahan tampak jelas di wajahnya, namun ia tetap bersemangat untuk menyiapkan hidangan makan malam. Aroma bawang putih serta rempah-rempah mulai memenuhi dapur kecilnya, menciptakan suasana hangat yang kontras dengan dinginnya malam di luar. “Ting-Tong.”Bunyi bel pintu memecah fokusnya, Derana mengernyit. Rasa penasaran membuatnya bergegas mematikan kompor. Dengan langkah cepat, ia menuju pintu dan membukanya. Di sana, berdiri sekretaris Arash dengan sebuah dokumen di tangannya. Sebuah senyum terpatri ketika tatapan keduanya bertemu. “Selamat malam, Nyonya,” ucap pria berjas rapi itu, membungkukkan sedikit tubuhnya sebagai tanda hormat.“Selamat malam,” balas Derana, senyumnya tetap terjaga, “Ada yang bisa saya bantu? Arash, ada di dalam.”Sekretaris itu mengeluarkan sebuah map dari tasnya, “Saya hanya ingin menitipkan dokumen ini untuk Tuan Arash. Bisakah Anda menyampaika

  • Kontrak Pernikahan 365 Hari   33. Konflik di Balik Meja

    Pada saat yang sama, di sebuah kediaman yang megah, pagi itu terasa berbeda bagi Haka pada Ilona. Mereka duduk di meja makan, bersiap untuk sarapan sebelum berangkat ke kantor. Namun, suasana pagi ini terasa aneh. Ilona tampak tidak peduli padanya, tidak menunjukkan perhatian seperti biasanya.Diam-diam lelaki itu terus mencuri pandang, memperhatikan Ilona yang sedang berkutat menikmati sarapannya.Ada yang berbeda pada wanita itu. Dia terlihat tersenyum-senyum tanpa sebab, seolah pikirannya sedang melayang ke tempat lain. Padahal Haka, duduk tepat di depannya, namun Ilona tampak tenggelam dalam dunianya sendiri.Haka mencoba bertanya, “Apa dasi baruku sudah dicuci?”“Yaa...” Tanpa menoleh mengalihkan perhatiannya, Ilona hanya menjawab singkat.Karena hal itu membuat pikiran yang tidak seharusnya bermunculan. Haka menyipit, “Ilona, kamu baik-baik saja?”“Yaa, tentu!” jawabnya dengan antusias, “Aku baik-baik saja!”Pada saat itu, Ilona sama sekali tidak mendongak. Wanita itu tetap foku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status