Share

21. Aneh

Pukul lima pagi, Layla sudah bersiap-siap di kamarnya.

Arsen memberitahu bahwa pesawat yang ditumpangi ibunya akan lepas landas pukul 7 tepat, jadi ia memilih untuk bersiap lebih awal. Layla memasang sweater, lalu memberi riasan pada wajahnya.

Helaan napas berat berembus dari mulutnya. Ia merasa agak pusing. Jemarinya memijat-mijat sisi kepalanya yang berkedut nyeri. Rasanya, bagian belakang kepalanya baru saja dipukul dengan batu keras dan sakitnya terus bercokol di sana.

Ketika ia bangun pukul setengah lima tadi, ia hampir jatuh dari tempat tidur karena pusing yang mendera. Ia berjalan susah payah ke kamar mandi sambil bertopang pada tembok, lalu menyiram kepalanya dengan air dingin. Setelah beberapa saat, sakitnya sudah agak berkurang.

Layla menatap pantulannya di cermin dan menambahkan sedikit perona di kedua pipinya. Wajahnya agak pucat, jadi menambahkan perona pipi akan sedikit menyamarkannya. Ia hanya tidak ingin membuat Arsen bertanya mengenai kondisinya, ia tahu bahwa pria it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status