Share

87. Arsen Cemburu?

Author: rainaxdays
last update Huling Na-update: 2025-09-22 14:24:18

“Randy?”

Layla bangkit dari bangku yang didudukinya begitu melihat kedatangan Randy bersama ibunya.

Malam itu, di halaman belakang rumah, mereka melanjutkan perayaan ulang tahun Layla dengan acara barbeque. Melissa keluar sebentar untuk membeli beberapa bahan di supermarket dan entah bagaimana malah datang bersama Randy.

“Tahu tidak? Ibu bertemu Randy di supermarket, jadi sekalian saja Ibu mengajaknya ke sini. Kalian sudah lama tidak bertemu 'kan?” kata ibunya dengan senyum sumringah.

Semua orang kini berkumpul mengelilingi Randy dan ibunya.

Layla tersenyum tipis. “Sebenarnya kami pernah bertemu beberapa kali, Ibu. Tapi hanya sebentar di jalan.”

“Benarkah?”

“Iya, pertama kali saat aku dan Arsen ke toko buku,” jawab Layla, mendongak menatap Arsen yang berdiri tepat di belakangnya.

“Jadi Arsen juga sudah mengenal Randy?” Melissa menatap terkejut.

Arsen mengangguk pelan. Ekspresinya tidak terlalu senang melihat kedatangan Randy. Tetapi sekali lagi, ini adalah ulang tahun Layla. Jadi, Ar
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kontrak Pernikahan Sang CEO   91. Di Tengah Kontrak dan Perasaan

    Angin sepoi-sepoi berembus menerpa wajah Arsen yang termenung di dekat jendela. Pandangannya terarah ke jalanan yang padat di bawah sana, tetapi pikirannya melanglang buana.Ia merasa pusing.Ia belum berani bicara pada Layla. Mereka sarapan bersama pagi tadi, mengobrol seperti biasa, tetapi seolah ada ketegangan tak terlihat yang membentang di antara keduanya.Helaan napas panjang berembus keluar dari mulutnya. Arsen beranjak dari tempatnya ketika pintu ruangannya terbuka.Olivia melangkah masuk dengan terburu-buru. “Arsen, kau tidak mungkin serius—”“Kau seharusnya sudah berada di kantor cabang sekarang,” sela Arsen, sama sekali tidak menatap Olivia. Ia duduk di kursinya, lalu membuka laptopnya.Olivia memutari meja dan mencoba menyentuh Arsen, tetapi Arsen menepis tangannya. Olivia mundur dengan terkejut.“Arsen, tolong dengarkan aku dulu. Aku bisa jelaskan apa yang terjadi semalam. Aku mabuk dan aku tidak sadar! Sungguh! Kali ini saja, tolong maafkan aku!” suara Olivia terdengar p

  • Kontrak Pernikahan Sang CEO   90. Bingung

    “Arsen! Arsen! Tunggu! TUNGGU SEBENTAR! KAU SALAH PAHAM!”Arsen tidak menghiraukan panggilan Olivia dan terus berjalan cepat menuju mobilnya. Ia membuka pintu ketika Olivia muncul di belakangnya, tersengal-sengal.“Arsen, tunggu sebentar!” Olivia memohon dengan ekspresi terlihat ingin menangis. Dia mencengkeram erat ujung kemeja Arsen. “Kau salah paham! Ini tidak seperti yang kau pikirkan!”Arsen berbalik dengan wajah kaku dan dingin. Ia menarik lepas tangan Olivia dari kemejanya. “Salah paham apa? Kau berselingkuh dariku.”Olivia menggeleng. “Tidak, aku hanya—aku hanya—”“Hanya apa? Hanya berciuman dengan pria yang kau panggil sebagai tukang AC itu? Kau berbohong dan menipuku,” tekan Arsen dengan suara sinis.Ia melirik ke arah si pria tukang AC yang kontan memalingkan muka. Arsen bahkan tidak berniat untuk memukul atau menghajar pria itu. Ia hanya ingin segera kembali ke rumah dan menemui Layla.“Itu...” Olivia terdiam syok, tampak kehilangan kata-kata untuk bicara.“Mulai sekarang,

  • Kontrak Pernikahan Sang CEO   89. Memergoki Olivia dan Selingkuhannya

    “Undangannya sudah disebar, bukan?”Marlon mengangguk dan mengambil tempat di sofa seberang. “Sudah. Sesuai permintaanmu, kita hanya mengundang beberapa kolega penting.”“Ya, perayaan ulang tahun perusahaan memang ditujukan untuk kerja keras para karyawan,” gumam Arsen, memilah-milah berkas di atas meja untuk ditandatangani.“Ngomong-ngomong, kau sudah memutuskan?” tanya Marlon tiba-tiba.Arsen mendongak dari berkasnya. “Memutuskan apa?”“Tentang perselingkuhan Olivia.”Arsen terdiam. Dia tidak langsung menjawab, malah kembali menyortir berkas di atas meja ketika pikirannya kembali tertuju pada Layla.“Aku belum menemui Olivia, tapi aku sudah tahu apa yang harus kulakukan,” ucapnya setelah beberapa saat.“Jadi, kau akan menetap dengan istrimu?”“Entahlah.”Marlon menatap bingung. “Ada apa? Bukankah semuanya sudah jelas?”Arsen menggeleng dan memijat sisi kepalanya. “Aku tidak tahu apakah Layla tetap ingin bersamaku.”Kerutan di kening Marlon semakin dalam. Ia mencondongkan tubuhnya ke

  • Kontrak Pernikahan Sang CEO   88. Hadiah

    Arsen termangu di dalam kamar mandi.Ia menyugar rambutnya ke belakang, membiarkan air shower yang dingin menghujani tubuhnya.Kejadian sebelumnya berputar-putar di kepalanya. Ia mencium Layla secara impulsif semata-mata karena mendengar kedatangan Randy.Kenapa ia jadi seperti ini?Randy adalah sahabat Layla. Jika ia bisa berhubungan dengan Olivia, Layla jelas bisa menjalin hubungan dengan Randy. Tetapi, ia tidak rela hanya dengan memikirkannya.Kalau pun saatnya mereka harus berpisah, Layla tentu berhak bersama seseorang yang bisa mencintainya sepenuhnya.Arsen menghela napas berat dan menyelesaikan mandinya. Kepalanya terasa sangat pusing.Ia melangkah keluar dari kamar mandi menuju kamar dan melihat Layla sudah terlelap di atas ranjang. Dia tampak pulas, sepertinya kelelahan setelah acara ulang tahunnya seharian ini.Jam dinding telah menunjukkan pukul 12 malam. Para orang tua, Kiran, dan Kaito memutuskan untuk menginap, sementara Randy memilih pulang.Dia sempat menatap Arsen cuk

  • Kontrak Pernikahan Sang CEO   87. Arsen Cemburu?

    “Randy?”Layla bangkit dari bangku yang didudukinya begitu melihat kedatangan Randy bersama ibunya. Malam itu, di halaman belakang rumah, mereka melanjutkan perayaan ulang tahun Layla dengan acara barbeque. Melissa keluar sebentar untuk membeli beberapa bahan di supermarket dan entah bagaimana malah datang bersama Randy.“Tahu tidak? Ibu bertemu Randy di supermarket, jadi sekalian saja Ibu mengajaknya ke sini. Kalian sudah lama tidak bertemu 'kan?” kata ibunya dengan senyum sumringah.Semua orang kini berkumpul mengelilingi Randy dan ibunya.Layla tersenyum tipis. “Sebenarnya kami pernah bertemu beberapa kali, Ibu. Tapi hanya sebentar di jalan.”“Benarkah?”“Iya, pertama kali saat aku dan Arsen ke toko buku,” jawab Layla, mendongak menatap Arsen yang berdiri tepat di belakangnya.“Jadi Arsen juga sudah mengenal Randy?” Melissa menatap terkejut.Arsen mengangguk pelan. Ekspresinya tidak terlalu senang melihat kedatangan Randy. Tetapi sekali lagi, ini adalah ulang tahun Layla. Jadi, Ar

  • Kontrak Pernikahan Sang CEO   86. Ulang Tahun Layla

    “Coba lihat, kau cantik sekali, Sayang. Tidak mungkin Arsen tidak terpesona padamu.”Layla hanya bisa tersenyum mendengar ucapan ibu mertuanya. Ia tidak yakin Arsen akan merasa terpesona, meskipun Layla berharap begitu.Ia menatap pantulannya di cermin dan mengelus kain gaun sutranya. Sangat halus. Kainnya akan berkilau samar ketika ia bergerak.Ibu mertuanya memberikan gaun selutut berwarna lavender, dengan sepatu senada. Layla membiarkan rambutnya tergerai dan bagian ujungnya dibuat bergelombang. Tak lupa, ia memakai jepitan pemberian Arsen.“Sudah siap? Ayo keluar, Sayang,” panggil Arinda, mengamit lengan Layla.Layla tersenyum kecil dan keduanya melangkah keluar menuju ruang tengah, tempat di mana semua orang berkumpul.Seperti biasa, acara ulang tahun hanya dihadiri oleh anggota keluarga mereka sendiri. Layla tidak masalah, malahan merasa lega. Ia mungkin akan merasa canggung jika terlalu banyak orang yang diundang.Mereka tiba di bukaan utama dan lima pasang mata menatapnya deng

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status