Home / Fantasi / Kristal Jiwa Raja Naga / 11. Bukan dari Ras Naga Hitam?

Share

11. Bukan dari Ras Naga Hitam?

last update Last Updated: 2025-02-17 15:51:28

Bagaimana mungkin anak seusia dia mengerti akan adanya masalah serius di dalam lingkup keluarganya. Anak itu bahkan dengan sengaja dijauhkan dari lingkungan keluarga yang konon masih dalam keadaan sulit untuk memecahkan masalah mereka.

An Se hanya bisa mengulum seulas senyum kecil nan lembutnya. Pria muda tampan berwajah oriental dengan sepasang mata sipit itu pun berkata, "An Zi, percayalah pada paman! Kamu masih ada orang yang seharusnya kamu panggil ayah dan ibu."

"Dan untuk nama Langit, itu juga memang nama lahirmu." An Se merasa sedikit bingung untuk menjelaskan perihal sesuatu yang belum saatnya diketahui oleh anak sekecil An Zi. "Kelak kamu akan mengetahuinya setelah engkau dewasa. Sekarang, kamu hanya bisa patuh kepada pamanmu ini saja."

Langit hanya bisa bersedih jika teringat pembicaraan apa pun dengan sang paman mengenai orang tuanya. "Mengapa paman dan orang-orang dewasa suka sekali bermain rahasia denganku? Mereka semua bahkan tidak mau berbagi dengan seorang An Zi!"

Keti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Krisan Emas
mantap,, keren
goodnovel comment avatar
MISTERIOUS
kerennn....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kristal Jiwa Raja Naga   188. Cacing Kecil

    Ketegangan mencekam melanda seluruh pasukan. Setiap prajurit menghunus senjata dengan gerakan cepat nan berhati-hati. Jenderal Hei Xiang meraih ikat pinggangnya dengan sekali hentakan. Ternyata aksesori yang tampak elegan itu adalah cambuk rantai baja hitam dengan ujung runcing bagaikan mata anak panah. Kilau gelap pada bilah panjang berduri itu memantulkan aura kematian, sementara lapisan racun pekat menyelimuti permukaannya, racun yang mampu merenggut nyawa lawan dalam waktu singkat.Senjata kebanggaan jenderal besar milik Klan Naga Hitam ini telah merenggut ribuan nyawa di medan perang. Bahkan praktisi bela diri tertinggi sekalipun tak akan selamat jika tergores duri-duri logam tersebut walau sekali saja.Sementara itu, Jin Long telah mendahului terbang terpisah sambil menenteng kasar tubuh prajurit yang berhasil diculiknya. Dengan tanpa belas kasihan, ia melemparkan korbannya ke udara dengan hentakan keras."Aaaaaaaaa!" Jeritan keras dan panjang terdengar sangat menyayat, dan ...

  • Kristal Jiwa Raja Naga   186. Awan Hitam Aneh

    Elang Ragaseta berusaha bersikap sopan dan sedikit malu-malu. "Eh, anu Ki ... saya ingin menanyakan arah jalan yang menuju ke kotaraja. Barangkali Ki Sanak dapat memberikan sedikit petunjuk." "Oh, tentu saja bisa. Kebetulan sekali saya sudah sering ke kotaraja karena anak saya juga tinggal di sana," sahut Ki Suta dengan wajah cerah. Elang Ragaseta terlihat senang. "Oh, kalau begitu ini sangat kebetulan sekali. Mohon kiranya Aki bersedia memberitahukannya kepada saya. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Aki." "Tentu saja." Ki Suta lalu mengambil ranting yang tergeletak di tepi jalan dan mulai menggambar garis-garis dan petak-petak di atas tanah berdebu. "Anggap saja ini kotaraja dan ini adalah tempat kita berada saat ini." Dengan sabar, Ki Suta menjelaskan kepada Elang Ragaseta. "Nah, Ki Sanak hanya perlu berjalan ke arah selatan setelah melewati Desa Glundungan. Apakah Anda paham, Anak Muda

  • Kristal Jiwa Raja Naga   185. Niat Mengambil Senjata

    Elang Ragaseta terdiam sejenak, matanya menatap ke luar kedai melalui celah jendela bambu. Di luar, jalan tanah masih dipenuhi pedagang dengan gerobak dan anak-anak yang berlarian.Elang Ragaseta berkata, "Aku belum pernah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Jadi bukankah hal yang wajar kalau aku meragukan cerita Kakak Jin? Tapi aku tetap percaya padamu tentu saja.""Hanya saja yang aku tidak habis mengerti, benarkah senjata itu benar-benar bisa mengeluarkan suara raungan?" tanya Elang Ragaseta sambil meneguk sisa kopi terakhirnya. Jin Long terdiam, merasakan ada sesuatu yang bergejolak dalam dadanya. "Suara itu ... mungkin itu karena dia sebenarnya sedang memanggilku.""Meraung, memanggil pemiliknya?" Elang Ragaseta mengernyitkan dahi. "Ternyata di dunia ini benar-benar ada senjata seperti itu?""Ya, tentu saja ada. Meskipun mungkin mereka bisa menyentuhnya, tetapi aku yakin sekali kalau tidak ada seorang pun yang bisa menggunakan senjataku itu selain diriku sendiri." Jin Long

  • Kristal Jiwa Raja Naga   184. Berita Tentang Tombak Emas

    Elang Ragaseta tersenyum kecil, menahan tawa agar tak mengundang curiga bagi orang-orang di sekitarnya. Ia menjawab dalam hati. "Kakak Jin, bukankah pakaian ini sudah cukup bagus?" "Lagipula aku tidak butuh kemewahan karena aku juga bukan dari kaum bangsawan yang senang memamerkan harta mereka," lanjut Elang Ragaseta, santai. "Dan jika penampilanku yang hanya seorang pengelana ini terlalu mencolok, bagaimana kalau di jalan aku malah disatroni begal?" Jin Long tak senang dengan ucapan Elang Ragaseta. "Elang, kamu ini sudah jauh lebih kuat dari sebelumnya, ditambah lagi dengan adanya aku di dalam tubuhmu, kamu masih takut pada para begal?" "Bukan aku takut. Aku hanya tidak terlalu suka dengan keributan," sahut Elang Ragaseta. "Lagipula ilmu olah kanuragan yang aku kuasai masih belum seberapa." "Baiklah. Meski baju dan penampilanmu ini sangat tidak sesuai dengan seleraku, tapi setidaknya kamu butuh seekor kuda." Jin Long mendengus. "Padahal tidak ada jeleknya kalau kamu memiliki sedi

  • Kristal Jiwa Raja Naga   183. Mengacaukan Lembah Pakisan

    Zi Wu merasakan sedih yang tak terkatakan dan ia hanya bisa membatin, 'Wu Yan, tidak tahu bagaimana nasibmu sekarang ini di Alam Naga Langit, tapi ayah masih berharap kalau kamu baik-baik saja.'Dahulu Zi Wu sudah berulang kali mencoba mencegah kepergian putri pertamanya itu agar tidak nekat menerobos alam yang sudah lama mereka tinggalkan. Namun, Zi Wu Yan tetap bersikeras untuk tetap pergi dengan alasan ingin menyelidiki kasus klan mereka. Akan tetapi, setelah sekian ratus tahun berlalu, Zi Wu Yan tidak pernah sekalipun mengirimkan kabar. Dengan begitu, Zi Wu hanya bisa pasrah dan sudah tak berharap anaknya bisa kembali ke bumi ini. Demi melihat kemurungan yang menghiasi wajah ayahnya, Zi Wu Lan tak bisa untuk tak merasa menyesal. "Ayah ... apakah marah padaku?" Zi Wu menggeleng lemah."Sudahlah," ucap Zi Wu sembari mengibaskan tangannya. "Sekarang kita kembali ke pokok pembicaraan kita." Kedua saudara kembar itu langsung menoleh ke arah ayah mereka. "Ya, Ayah!"Sebenarnya, Zi W

  • Kristal Jiwa Raja Naga   182. Sisa Ras Naga Ungu

    Di sebuah tempat yang jauh dari Lembah Pakisan, tepatnya di jantung Hutan Sawo Alas yang lebat dan beraroma tanah lembap, berdiri sebuah rumah kayu sederhana berbentuk panggung. Rumah itu tidaklah mewah, apalagi megah seperti istana. Tiang-tiang kayunya yang berwarna cokelat tua menopang lantai yang terbuat dari papan jati kasar, tampak sudah dipoles berulang kali hingga mengilap. Atapnya terbuat dari daun ijuk kering, sebagian sudah basah akibat sering terkena hujan. Dari kejauhan, rumah itu terlihat menyatu dengan alam. Jendela-jendela kayunya berbingkai ukiran sederhana bergaya arsitektur China kuno, lengkungan halus dan pahatan bunga peony yang tak begitu rapi, tanda bahwa rumah itu dibangun bukan oleh tangan seniman istana, melainkan tangan ayah yang sekadar ingin membuat tempat berteduh bagi keluarganya. Di bagian depan, ada beranda kecil dengan pagar bambu rendah yang mulai berderit jika diinjak, seakan ikut bernapas bersama hembusan angin. Di beranda rumah itulah, tiga sos

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status