Share

1. Bagian 13

“Hidup Raden Bintang.....hidup.....!!”. tiba-tiba saja riuh suara penonton mendukung Bintang untuk menerima tantangan Raden Santang, Bintang mengedarkan pandangannya kearah para penonton yang terus memberikan dukungan padanya.

Sesaat Bintang kembali mengalihkan pandangannya kearah Raden Santang yang masih berdiri angkuh diatas panggung arena, dukungan para penonton kepada Bintang tentu saja semakin membuat panas hati Raden Santang. Memang selama ini Raden Santang sangat dikenal keangkuhan dan kesombongannya terhadap para penduduk kota raja, berbeda sekali dengan Raden Bintang putra Gusti Patih Setyo Pinangan yang selalu tidak pandang derajat dalam berteman.

Keriuhan para penonton kian terdengar saat melihat Bintang akhirnya menaiki panggung arena tersebut, ditempatnya Raden Santang terlihat tersenyum sinis.

“Akan kupermalukan kau dihadapan Gusti Prabu hari ini Bintang.......”. batin Raden Santang lagi.

Akhirnya keriuhan tersebut berubah hening, saat kedua pemuda ini telah saling membuka jurus mereka masing-masing, dan ;

“Hyyatttt......”. Raden Santang telah terlebih dahulu mendahului serangannya kearah Bintang, dan ; “Huppp.........”. dengan gerakan yang tak kalah cepat, Bintang bergerak menghindari serangan maut yang dilancarkan oleh Raden Santang. Melihat serangan pertamanya dapat dipatahkan dengan mudah oleh Bintang, Raden Santang kembali melancarkan serangannya terus memburu Bintang dengan gencarnya.

Tapi rupanya Bintang bukanlah merupakan lawan yang dengan mudah untuk dikalahkan, seberapa cepat serangan yang dilancarkan oleh Raden Santang, Bintang selalu berhasil mengunggulinya, bahkan memasuki jurus ke-26, tak satupun serangan Raden Santang berhasil mengenai sasaran. Hal ini tentu saja semakin membuat Raden Santang semakin menggeram penuh kemarahan.

Dengan menggeram penuh kemarahan, Raden Santang melompat mundur untuk menghela nafasnya yang tersengal-sengal.

“Apa bisamu hanya menghindar saja Bintang...mana seranganmu.” Ucap Raden Santang lagi. Ditantang seperti itu, Bintang terlihat malah tersenyum.

“Kau yang memaksaku Santang, jangan salahkan aku......”. ucap Bintang lagi seraya terlihat mulai memutar kedua tangannya didepan dadanya, dan tiba-tiba saja putaran tangan Bintang berubah menjadi puluhan banyaknya, itulah jurus Telapak Bayangan yang telah Bintang pelajari dari ayahnya, Gusti Patih Setyo Pinangan. Ditempatnya, justru Raden Santang tampak tersenyum melihat hal itu.

“Ini kesempatanku ini menggunakan jurus Tapak Bajaku, ingin kulihat apakah Telapak Bayangan lebih unggul dari jurus Tapak Bajaku....”. ucap Raden Santang lagi seraya mempersiapkan pula jurusnya.

“Hup.......wuusss.....”

“Hyaaaa......werrrrr......”. kedua-duanya saling melompat kedepan dengan jurus andalannya masing-masing, dan kini dapat dipastikan kalau kedua-duanya akan mengadu pukulan diudara, dan ;

“Deggg.......duggggg.......”. kedua pukulan itu bertemu diudara, dan terlihat seperti sebelumnya, sosok Bintang terlihat terlempar deras kebelakang, rupanya dalam hal kekuatan, jurus Tapak Baja milik Raden Santang masih unggul. Tapi untunglah Bintang berhasil mengendalikan gerak jatuh tubuhnya hingga tidak sampai keluar arena.

“Ha.....ha.....ha.....ternyata jurus Tapak Bajaku masih lebih hebat dari jurus Telapak Bayanganmu Bintang......”. ucap Raden Santang tertawa melihat Bintang terlihat menahan nyeri didadanya karena adu tenaga dalam tadi.

Tawa Raden Santang berhenti saat melihat tatapan Bintang yang menatap dengan tajam kearahnya, ada sesuatu yang terlihat begitu mengerikan dalam pandangan itu sampai-sampai Raden Santang bergetar hatinya melihat hal itu dan kali ini kembali terlihat Bintang akan kembali menggunakan jurus Telapak Bayangannya. Melihat hal itu Raden Santangpun tak mau ketinggalan, jurus Tapak Bajanya kembali dipersiapkannya, dan hampir saling bersamaan, kedua-duanya kembali saling melompat kedepan ;

“Wuuussshhhh.......”. tapi mengejutkan sekali apa yang terjadi, diudara, Bintang malah terlihat menarik serangannya saat serangan Tapak Baja milik Raden Santang hampir beradu pukulan dengannya, Bintang sadar mungkin dia tidak akan menang bila mengadu pukulan, maka dengan cerdiknya Bintang menghindari serangan Raden Santang diudara, dan ;

“Telapak Bayangan heaaaa.......desss....desss...desss....”. kali ini Raden Santang yang dibuat amat terkejut, bagaimana tidak, dalam jarak sedekat itu, Bintang berhasil melepaskan pukulan Telapak Bayangannya hingga kini tubuh Raden Santangpun menjadi bulanan-bulanan serangan-serangan pukulan Bintang hingga terlempar keluar panggung arena.

Suasana ditempat itu menjadi hening melihat pertarungan yang begitu menakjubkan itu, bagaimana tidak, Raden Bintang yang selama ini tidak pernah terlihat kalau memiliki ilmu kanuragan dapat mengalahkan Raden Santang dalam satu gebrakan saja, sementara itu Raden Santang sendiri dengan susah payah ini kembali berusaha berdiri. Dari bibirnya terlihat merembes darah keluar yang menandakan kalau saat ini dia tengah terluka dalam.

“Hore.....hidup Raden Bintang....hidup......!!”. kemenangan Bintang langsung disambut dengan tepukan tangan meriah oleh para penonton, Bintang tampak menjura hormat kepada para penonton yang mendukung kemenangannya, setelah itu Bintang tampak menjura hormat pada rombongan Gusti Prabu yang berada diatas pendopo.

Sementara itu terlihat Gusti Patih Ranang berusaha membantu putranya untuk bangkit dari tempatnya. Wajah keduanya terlihat memerah menahan amarah dan malu.

Sementara Gusti Patih Setyo Pinangan dan istrinya terlihat segera menghampiri putra mereka.

“Kau tidak apa-apa anakmas.....?” ucap bundanya terlihat begitu khawatir melihat keadaan Bintang.

“Saya tidak apa-apa bunda.....”

“Kau memang hebat putraku, kau memang hebat......!!”. ucap Gusti Patih Setyo Pinangan terlihat sangat bangga dengan kemenangan putranya. Dan pada hari itu akhirnya Bintang ditetapkan sebagai pemenang dalam pertandingan adu ilmu kanuragan tahun ini. Dan Gusti Prabu Karang Sewu sendiri yang langsung menyerahkan hadiahnya. Masyarakat kota raja menyambutnya dengan penuh gembira, berita tentang kemenangan Raden Bintang dalam mengalahkan Raden Santang dengan cepat menyebar dan menjadi bahan pembicaraan dimana-mana. Pujian terdengar membicarakan kemenangan Bintang dalam adu ilmu kanuragan tersebut.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status