“Benua, kedatanganku kemari bersama Datuk Langit adalah karena......”.
“Aku sudah tahu maksud kedatangan kalian semua, kalian pasti ingin menanyakan tentang pertanda gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu.......”
“Benar, kedatangan kami memang ingin menanyakan tentang hal itu Peramal 5 Benua......”. ucap Datuk Langit lagi
“Ah, jangan terlalu berbasa basi seperti itu datuk, panggil saja namaku seperti yang lainnya.......”
“Weleh....weleh, kau memang hebat Benua, tak heran namamu sebagai Peramal 5 Benua tidak diragukan lagi......”.
“Bujul buneng, sudah-sudah, sekarang katakan pada kami Benua, apa sebenarnya arti pertanda dari gempa besar itu, aku sudah tidak sabar untuk mendengarnya......”.
“Memang gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu bukan kejadian biasa, tapi nanti saja aku akan menjelaskannya pada kalian, karena kita masih akan kedatangan seorang tamu lagi.....”. ucap Benua lagi hingga membuat semua yang ada ditempat itu saling pandang satu sama lain.
“Siapa.......???”
“Kita tunggu saja..........”. ucap Benua tersenyum.
“Tak perlu menunggu, aku sudah datang......!!”. sebuah suara terdengar dari luar dan sangat mengejutkan semua yang ada ditempat itu, bukan karena munculnya suara tersebut, melainkan kedatangan orang tersebut yang sedikitpun tidak dapat dirasakan kedatangannya oleh semua yang ada ditempat itu, padahal kalau masalah pendengaran yang tajam, kelimanya tentu sudah tidak diragukan lagi. Tapi kini sosok yang kini berada diluar mampu datang tanpa diketahui sedikitpun oleh kelimanya, hal ini yang semakin membuat kelimanya tersenyum, dan hampir bersamaan kelimanya segera bergerak keluar gubuk.
Tapi kelimanya kembali dikejutkan karena tidak seorangpun yang mereka temui diluar gubuk.
“Aku ada disini........”. kembali kelimanya dikejutkan oleh sebuah suara, yang kali ini berasal dari atas kepala mereka, dengan serta merta kelimanya menatap kearah atap gubuk tua tersebut, dan ;
“Raja Penidur.......”. hampir bersamaan kelimanya terdengar menyebutkan sebuah nama dengan wajah berubah, kini dihadapan kelimanya, tampak dengan santainya sesosok tubuh tengah berbaring diatas gubuk tua itu, sungguh mengagumkan, tubuhnya yang begitu gemuk subur, terlihat dengan ringannya berbaring diatas gubuk tua tersebut, dimana menurut perkiraan, jangankan tubuh sebesar itu, mungkin ditimpa ranting pohon sebesar pergelangan tanganpun, atap gubuk itu akan roboh, tapi sekarang justru dibaringi oleh sesosok tubuh yang begitu besar dan subur dengan pakaian yang serba kedodoran, tidak ada tanda-tanda kalau atap gubuk tua itu akan roboh, sungguh mengagumkan ilmu peringan tubuh yang dimiliki oleh kakek tua yang begitu gemuk dan besar itu.
Tapi bagi kelima tokoh persilatan yang ada ditempat itu, hal itu tidak mengejutkan lagi, bahkan kedatangan kakek tua bertubuh subur itu yang sedikitpun tidak dapat diketahui kedatangannya itupun kini tidak mengherankan lagi, karena Raja Penidur adalah salah satu sesepuh dunia persilatan yang tingkat kesaktiannya yang sampai saat ini belum ada yang berhasil menjajakinya apalagi untuk mengalahkannya, walau sangat jarang turun ke rimba persilatan, tapi nama Raja Penidur sudah dianggap sebagai tetua aliran putih yang sangat disegani dan dihormati, tapi bagi tokoh-tokoh aliran hitam, nama Raja Penidur menjadi momok yang sangat menakutkan bagi mereka, bahkan walaupun Raja Penidur tidak berada dihadapan mereka sekalipun, tidak ada seorangpun yang berani mempermainkan nama Raja Penidur.
Bahkan dua dedengkot aliran hitam yang saat itu namanya sangat merajai kejahatan yang terjadi ditanah jawa yang bergelar Raja Iblis Rembulan dan Raja Iblis Gunung Merapi yang juga merupakan suami dari Mak Jonggrang pernah menantang Raja Penidur dalam adu kesaktian, tapi apa yang terjadi, kedua dedengkot aliran hitam itu berhasil dikalahkan oleh Raja Penidur setelah bertarung selama 7 hari 7 malam.
Sejak saat itu kakek bertubuh subur ini memang amat dihormati dan segani keberadaannya didunia persilatan, entah sudah berapa umurnya saat ini, tidak ada seorangpun yang tahu.
Perlahan terlihat sosok Raja Penidur bangkit dari tidurannya, sesaat terlihat dia menguap dan beberapa kali mengucak-ngucak kedua matanya, dan kini dapat dilihatnya sosok-sosok yang berada dibawahnya, dia segera bangkit dan duduk diatas atap gubuk tua itu.
“Aku tidak punya banyak waktu Benua, sekarang cepat kau katakan padaku apa arti dari pristiwa besar kemarin......”. ucap Raja Penidur lagi dengan seenaknya. Beberapa kali terlihat dia menguap sendiri.
Peramal 5 Benua tampak menatap kearah keempat tamu lainnya, dan masing-masing terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. Dan terlihat Peramal 5 Benua hanya menarik napas panjang.
“Sebelum pristiwa besar itu terjadi, selama beberapa bulan ini aku terus bermimpi aneh, semula aku menganggap mimpi itu hanyalah bunga tidur belaka, hingga mimpi yang sama yang terus berulang-ulang padaku........hingga sampai gempa besar itu terjadi........”. ucap Peramal 5 Benua lagi menghentikan ceritanya.
“Weleh....weleh, jangan berbelit-belit Benua, cepat katakan mimpi apa yang kau alami.......”.
“Dalam mimpiku itu aku melihat alam mayapada ini diliputi oleh suatu kegelapan, disepanjang mataku memandang, hanya kegelapan yang kulihat, tapi saat aku memandang kearah langit, samar-samar aku dapat melihat sesosok bayangan yang besarnya hampir menutupi seluruh permukaan langit, hingga sampai cahaya putih itu muncul......”
“Cahaya putih yang sepertinya turun dari langit yang langsung menuju kearahku, dan cahaya itu terlihat membentuk wujud seseorang, tapi sayang aku tidak dapat melihat wajahnya, karena wajah dan sekujur tubuhnya selalu diliputi oleh cahaya.......”. ucap Peramal 5 Benua lagi menghentikan ceritanya sesaat, “Lalu kemudian dia mengatakan sesuatu yang amat mengejutkan padaku........”.
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu