“Mengejutkan apa !! cepat katakan Benua, jangan membuatku penasaran.......”. ucap Sigila Tuak lagi cepat dengan tidak sabar.
“Dia mengatakan tentang sesuatu yang mungkin sebagian dari kita pernah mendengarnya, tapi kita menganggap hal itu hanyalah sebuah cerita kosong belaka, bahkan aku sendiri pernah mengaggap kalau cerita itu juga hanyalah isapan jempol belaka, tapi ucapannya membuatku tersadar kalau apa yang selama ini kudengar itu bukanlah omong kosong.......”. ucap Benua lagi.
“Bujul buneng, kau semakin membuat kami bingung Benua, cepat jangan berbelit-belit......”. ucap si Raja Cebol lagi cepat. Peramal 5 Benua hanya tampak menarik napas panjang seraya memandangi raut-raut wajah yang ada dihadapannya yang sepertinya sudah tidak sabar untuk mendengar ceritanya.
“Legenda tentang kelahiran Raja Dunia Kegelapan, Pangeran Iblis........”. ucap Benua lagi. Ucapan itu cukup membuat semua tokoh-tokoh persilatan yang ada ditempat itu menjadi saling pandang satu sama lain.
“Berarti orang yang kau temui saat itu adalah Panembahan Agung Benua.......”. ucap Raja Penidur tiba-tiba berucap hingga mengejutkan semua yang ada ditempat itu.
“Ya, akupun menduga demikian.......”.
“Tunggu.....tunggu, jadi legenda tentang Pangeran Iblis itu benar.......?”. ucap Sigila Tuak lagi.
“Yah, begitulah yang dikatakan Panembahan Agung padaku saat itu......”.
“Lalu apa lagi yang dikatakan oleh Panembahan Agung padamu Benua......?”. ucap Raja Penidur lagi.
“Panembahan Agung mengatakan kalau selama beberapa generasi dia dan muridnya telah berhasil mencegah kelahiran titisan Pangeran Iblis keatas muka bumi ini, hanya saja disetiap kebangkitannya, Pangeran Iblis terus menjadi kuat......dan berikutnya Panembahan Agung mengatakan kalau dia terus melakukan tapa brata untuk mendapatkan petunjuk dari shang Hiang whidi mengenai masalah ini, agar Pangeran Iblis dapat dilenyapkan untuk selama-lamanya dari atas muka bumi ini, dan akhirnya permohonan itu terjawab, kelak akan lahir seorang anak manusia yang tidak berasal dari rahim seorang wanita, tapi berasal dari sebuah Bintang......... Panembahan Agung menyebutnya sebagai Titisan Putra Bintang.......”
“Titisan Putra Bintang.......!!!”. ulang tokoh-tokoh persilatan yang ada ditempat itu.
“Ya, Titisan Putra Bintang, Panembahan Agung mengatakan kelak hanya Titisan Putra Bintanglah yang bisa melenyapkan Pangeran Iblis untuk selama-lamanya dari atas muka bumi ini.......”.
“Lalu kapan Titisan Putra Bintang itu akan datang Benua.....?”. ucap Sigila Tuak lagi, Peramal 5 Benua hanya terdiam.
“Apakah gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu merupakan pertanda lahirnya Titisan Putra Bintang itu Benua....”. ucap Datuk Langit tiba-tiba, dan kali ini kembali Peramal 5 Benua hanya menganggukkan kepalanya.
“Hanya saja sayang, indra ke-6 kupun tidak dapat meraba dimana turunnya Titisan Putra Bintang itu diatas muka bumi ini.......”. ucap Benua lagi.
“Weleh....weleh.....kalau begitu kita tidak perlu khawatir lagi, dengan adanya Titisan Putra Bintang ini, maka kelahiran titisan Pangeran Iblis tidak perlu kita khawatirkan lagi.......”.
“Tidak, bukan itu masalahnya Raja Jangkung, Panembahan Agung mengatakan, Titisan Putra Bintang akan menjelma menjadi seorang pendekar itu tergantung siapa yang akan mendapatkannya dan mendidiknya, bila kita dari golongan putih yang mendapatkannya maka kelak dia akan menjadi pendekar dari golongan putih, tapi.......”. Benua tidak melanjutkan ucapannya.
“Tapi bila golongan hitam yang mendapatkannya, maka.....”. ucap Sigila Tuak lagi juga tidak ikut melanjutkan ucapannya, tapi Peramal 5 Benua terlihat mengangguk.
“Weleh.....weleh......kalau begitu kita harus segera mencarinya, jangan sampai tokoh-tokoh aliran hitam yang mendahului kita......”
“Benar, kita harus mendapatkannya terlebih dahulu.......”. ucap Datuk Langit lagi.
“Benar, kita semua memang harus segera mencarinya, tapi ingat, hal ini cukup hanya kita saja yang mengetahuinya, jangan sampai berita ini tersebar keluar..........cukup orang-orang yang kalian percaya yang boleh kalian beritahu masalah ini.......”. ucap Raja Penidur tiba-tiba hingga mengejutkan mereka semua yang ada ditempat itu.
“Benar apa yang dikatakan Raja Penidur, kalau saja hal ini sampai diketahui oleh orang-orang aliran hitam, mereka tentu akan berusaha untuk mendapatkan Titisan Putra Bintang terlebih dahulu, tapi yang kutakutkan, mereka bisa saja ingin membunuhnya karena tak ingin kelak dikemudian hari Titisan Putra Bintang akan menjadi momok besar bagi mereka.............”. ucap Benua lagi hingga membuat mereka yang ada ditempat itu mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda mengerti.
“Baiklah kalau begitu kita sudah sepakat, tapi sebelumnya aku ingin meminta sesuatu pada kalian.....”. kembali terdengar suara Raja Penidur menggema ditempat itu, tapi kali ini mereka dikejutkan karena tidak lagi melihat sosok Raja Penidur yang sejak tadi berada diatas atap gubuk tua tersebut. Rupanya sosok Raja Penidur telah pergi dari tempat itu.
“Siapapun diantara kalian yang kelak mendapatkan Titisan Putra Bintang, bawa dia kepadaku, karena aku ingin menurunkan beberapa kesaktianku padanya untuk bekal didalam pengembaraannya kelak......”. kembali terdengar suara Raja Penidur menggema dikejauhan.
Maka pertemuan itupun diakhiri dengan satu kesepakatan yaitu mencari dimana keberadaan Titisan Putra Bintang akan turun diatas muka bumi ini sekaligus juga merahasiakan tentang hal itu dari sepengetahuan orang-orang di rimba persilatan.
***
Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M
Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw
SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan
Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di
Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me
Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan
“Maafkan kelancangan ambo datuak” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi. Entah apa maksud Datuk Rajo Dilangit yang tiba-tiba saja berjongkok. Perlahan sosok Datuk Rajo Dilangit mulai berubah menjadi seekor harimau loreng yang sangat besar, 2x ukuran harimau dewasa, sama besarnya dengan harimau putih jelmaan Datuk Malenggang Dilangit.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Dua harimau besar ini saling mengaum dengan dahsyat, begitu dahsyatnya banyak para prajurit yang ada ditempat itu jatuh terduduk karena lemas lututnya.Grraaauuummm!Grraaauuummm!Kembali kedua harimau besar ini saling mengaum, tapi kali ini disertai dengan sama-sama saling menerkam kedepan.Kembali terjadi dua pertarungan raja rimba yang sama-sama berwujud besar. Saling terkam, saling cakar dan saling gigit, dilakukan oleh kedua harimau berbeda warna ini. Kali ini harimau belang jelmaan Datuk Rajo Dilangit mampu memberikan perlawanan sen
Sekarang Datuk Malenggang Dilangit telah dikeroyok oleh dua pengguna harimau dan macan kumbang, tapi bukannya terdesak, Datuk Malenggang Dilangit justru tertawa-tawa senang melayani serangan keduanya.“Hahaha.. sudah lama aku tidak bertarung sesenang ini” ucap Datuk Malenggang Dilangit lagi.Sebenarnya jurus-jurus harimau putih milik Datuk Malenggang Dilangit tidaklah jauh berada diatas jurus harimau singgalang milik Wijaya dan jurus macan kumbang milik Panglima Kumbang, hanya saja perbedaan kekuatan dan pengalaman yang membuat Datuk Malenggang Dilangit lebih unggul.Memasuki jurus ke 88, Wijaya dan Panglima Kumbang terlihat sama-sama melompat mundur kebelakang.Graaauumm!Ggrraaamm!Tiba-tiba saja Wijaya dan Panglima Kumbang terdengar mengaum. Sosok Wijaya sendiri yang sudah berjongkok merangkak tiba-tiba saja berubah wujud menjadi seekor harimau belang kuning dewasa, sedangkan sosok Panglima Kumbang y
Wusshhh!Seperti melempar karung saja, Datuk Malenggang Dilangit dengan ringannya melemparkan sosok Rajo mudo Basa kehadapan Paduka Ananggawarman.Tapp!Sesosok tubuh tampak langsung bergerak didepan Paduka Ananggawarman dan langsung menangkap tubuh Rajo mudo Basa yang dilemparkan oleh Datuk Malenggang Dilangit. Rupanya dia adalah Panglima Kumbang.“Rajo mudo, anakku” ucap Panglima Kumbang dengan wajah berubah yang melihat keadaan Rajo mudo Basa yang babak belur. Panglima Kumbang dengan cepat memeriksa keadaan putranya tersebut. Walaupun babak belur, Panglima Kumbang masih dapat merasakan tanda-tanda kehidupan ditubuh Rajo mudo Basa walaupun sangat lemah sekali. Panglima Kumbang segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membawa sosok Rajo mudo Basa.“Apa yang datuak lakukan pada putra hamba?” tanya Panglima Kumbang lagi. Nada suara Panglima Kumbang sedikit meninggi.“Putramu, siapa kau?&rdqu