Bukannya menjawab, Bintang justru mengangkat kedua tangannya dan mengepalkannya.
“Apa yang terjadi Bintang ?”
“Begawan! Aku merasakan tenagaku bertambah sangat kuat! sangat kuat sekali!”. ucap Bintang seakan tak percaya merasakan kekuatan aneh yang kini ada didalam tubuhnya.
“Hebatt! Hebat! Akhirnya kau berhasil Bintang. Kau berhasil”. Begawan Cakra Buana terlihat begitu gembira, sampai-sampai suara tawanya mengaung keras ditempat itu.
“Terima kasih Begawan.”. ucap Bintang lagi mengucapkan terima kasihnya setelah mereka kembali duduk berhadapan.
“Tidak perlu berterima kasih Bintang, ini semua juga berkat dirimu. Aku hanya memberikan jalan”. ucap Begawan Cakra Buana lagi.
“Kini didalam tubuhmu telah bersemanyam kekuatan inti petir yang sangat dahsyat Bintang. Tapi untuk mengendalikannya kau harus terus mengasahnya Bintang. Aku akan membantumu.”. ucap Beg
Rombongan itu tiba disebuah ruangan besar yang merupakan aula utama dari perguruan Cakra Buana.“Silahkan duduk mahapatih, saya akan segera mengutus murid untuk menjemput guru”. ucap murid tertua itu lagi.“Cakra, Buana. Segera jemput guru dan katakan gusti mahapatih Ranang ada disini”. ucap murid tertua lagi memerintahkan kepada Cakra & Buana. Tapi... Belum lagi Cakra & Buana menjawab. 2 sosok tubuh muncul.“Guru”“Begawan.”. seketika semua ditempat itu menjura hormat kepada sosok sang Begawan Cakra Buana yang baru saja tiba ditempat itu. Bahkan gusti mahapatih Ranang dan raden Santangpun ikut menjura hormat. Tapi Santang terlihat lebih terkejut saat melihat sosok Bintang yang ada disebelah Begawan Cakra Buana. Sementara mahapatih Ranang hanya sekilas melihat kearah Bintang.“Mari, silahkan duduk gusti”. ucap Begawan Cakra Buana lagi.&ld
Matahari baru saja memancarkan sinarnya di ufuk timur saat rombongan Bintang menaiki sebuah kapal layar besar. Selain Bintang, terlihat sosok raden Santang, dan seorang pertapa yang tak lain adalah guru raden Santang, Pertapa Lembah Naga juga beberapa orang pandega ikut menemani perjalanan Bintang kali ini. Di tepian dermaga terlihat rombongan gusti prabu bersama gusti mahapatih Ranang ikut melepas. Disebelahnya terlihat rombongan Begawan Cakra Buana juga ikut mengantar. Angin bertiup, layar terkembang. Perlahan tapi pasti kapal layar yang ditumpangi oleh Bintangpun mulai berlayar ketengah lautan, mengikuti arah angin yang bertiup. Hari demi hari telah terlewati, kapal layar yang membawa rombongan Bintangpun kini tengah berada ditengah-tengah lautan yang luas, sejauh mata memandang hanya dataran laut yang terlihat oleh pandangan. Di anjungan kapal terlihat sosok Bintang berdiri menatap jauh kedepan. Ini sudah hari ke-5 mereka mengarungi lautan, dan selama itu pula,
Tapi keheranan melanda semua awak kapal bahkan termasuk Bintang, secepat apapun kapal mereka, tetap saja terlihat kapal gerombolan Panji Tengkorak terlihat semakin mendekat.Keheranan ini segera membuat Bintang menyadari apa yang terjadi, dengan cepat Bintang menjatuhkan pandangannya kearah bawah kapal. Alangkah terkejutnya Bintang saat melihat diantara kuatnya arus gelombang, Bintang dapat melihat dengan jelas ada ratusan bahkan ribuan ikan yang berenang didepan arus gelombang kapal mereka, inilah yang rupanya membuat laju kapal mereka terhambat.Melihat Bintang yang mendongakkan kepalanya kebawah kapal, dengan serta mereka yang lain ikut-ikutan melakukan hal yang sama dan alangkah terkejutnya mereka melihat ribuan ikan terlihat berenang menahan gerak laju kapal mereka.“Ini sihirr...”. terlihat Pertapa Lembah Naga mengeluarkan ucapan, hingga mengejutkan mereka semua yang ada ditempat itu.“Awas, ada pusaran air didepan”. tiba-tib
Diantara riuhnya pertempuran yang terjadi, hanya sosok Bintang yang masih tidak terlalu ikut campur, sesekali Bintang melancarkan serangannya kearah gerombolan Panji Tengkorak yang menyerangnya terlebih dahulu. Tapi sejauh ini Bintang hanya terlihat mengamati gerakan kedua belah pihak yang masih bertempur sengit.Pertempuran berjalan tak seimbang, dimana jumlah gerombolan bajak laut Panji Tengkorak 2x lebih banyak dari awak kapal kerajaan karang sewu. Tapi semangat juang prajurit Karang Sewu diatas kapal tak kalah sengit, inilah yang membuat perlawanan diatas kapal itu berlangsung sengit.Diantara semua pertempuran yang terjadi, Bintang lebih tertarik memperhatikan pertarungan yang terjadi antara Pertapa Lembah Naga dan pemimpin Panji Tengkorak.Puluhan jurus sudah terlewati dan tidak ada tanda kalau salah seorang diantara mereka akan mengalah, memasuki jurus ke 44, Pertapa Lembah Naga terlihat melompat mundur.Begitu menapak dilantai kapal, Pertapa Lemba
Dan belum lagi raden Santang sempat bangkit dari jatuhnya, sebilah golok sudah menempel dilehernya. “Menyerahlah, atau kepalamu lepas dari tempatnya.”. rupanya sosok bertopeng tengkorak yang tadi telah mengalahkannya yang kini telah menempelkan mata goloknya dileher raden Santang. Darah terlihat merembes keluar dari mulut raden Santang.“Hentikan serangan!”. tiba-tiba terdengar suara keras dari sosok bertopeng tengkorak itu yang membuat pertempuran dikedua belah pihak terhenti.“Menyerahlah!”. kembali terdengar sosok bertopeng tengkorak berucap. Melihat sosok raden Santang yang tertawan, para awak kapal yang sebenarnya adalah prajurit kerajaan Karang Sewu itupun terpaksa mengakhiri perlawanan mereka. Dan dalam sekejap saja mereka semua kini sudah tertawan ditangan para bajak laut Panji Tengkorak.“Akkhhh....akhhhhh.”. kini kembali terdengar suara Pertapa Lembah Naga yang terlihat sangat menderita. Kedua sosok Perta
“Maaf kalau hamba harus memperlakukan tuan seperti ini.”. terdengar ucapan dari lelaki yang mengenakan topeng tengkorak itu berkata kepada Bintang. Walau diam Bintang sebenarnya heran mendengar ucapan sosok bertopeng tengkorak itu. Tapi perhatian Bintang kini beralih pada satu sosok tubuh yang tampak digotong masuk kedalam penjara.“Guru”“Pertapa.”. hampir bersamaan raden Santang dan Bintang langsung mendekat, begitu berada dekat disosok Pertapa Lembah Naga yang terlihat terluka parah akibat pertarungan dengan pemimpin Panji Tengkorak tadi. “Maaf raden”. ucap Bintang seraya langsung memeriksa keadaan Pertapa Lembah Naga.“Tuk...tuk...tuk.”. terlihat Bintang langsung menotok beberapa bagian ditubuh Pertapa Lembah Naga, sementara raden Santang hanya memperhatikannya dengan penuh seksama. Begitu selesai menotok beberapa jalan darah ditubuh Pertapa Lembah Naga, Bintang langsung menyalurkan hawa murninya ke
“Baik, hamba akan tinggal disini, tapi hamba punya satu permintaan”. Ucap Bintang.“Katakan saja tuan, bila hamba sanggup, pasti akan hamba lakukan”. ucap sikakek lagi mantap.“Hamba ingin tuan melepaskan kapal beserta awak kapal hamba, biarkan mereka kembali melanjutkan perjalanan”. Ucap Bintang. Sikakek terlihat terdiam, dan ;“Baik, permintaan tuan akan hamba kabulkan. Besok hamba akan melepaskan seluruh awak kapal dan kapal tuan”. ucap sikakek lagi dan Bintang dapat menarik napas lega mendengar hal itu.***Pagi akhirnya datang, sang mentari mulai menapakkan kakinya diufuk timur, sinarnya yang kuning keemasan memancar terang menerangi mayapada alam.Sementara itu di pesisir pantai tempat kediaman gerombolan bajak laut Panji Tengkorak, tepatnya didalam penjara dimana sosok raden Santang dan Pertapa Lembah Naga ditawan.“Sejak semalam Bintang belum pulang, apa yang terjadi”
Pagi datang menjelang, saat Bintang baru saja terbangun dari tidurnya. Sejenak Bintang memperhatikan keadaan disekitarnya dapat dilihatnya sebuah hidangan panas sudah tersaji tak jauh dari tempat tidurnya. Bintang tersenyum melihat hal itu. Beberapa hari berada di markas gerombolan bajak laut Panji Tengkorak, Bintang benar-benar merasakan dirinya bagaikan seorang raja, segala sesuatunya serba dilayani.Sejenak Bintang bangkit dari tempat tidurnya berjalan menuju kearah jendela kamarnya dan membukanya ; “Kreaakk..”. pintu jendela itu terbuka, sinar matahari memancar masuk kedalam ruangan itu, tapi bukan itu yang menarik perhatian Bintang, melainkan suara riuh yang datang dari arah luar yang kini menarik perhatian Bintang.Setelah mencuci wajahnya, Bintangpun segera beranjak keluar kamarnya untuk melihat apa yang terjadi diluar sehingga suaranya begitu riuh. Disudut pantai pulau tersebut terlihat puluhan bahkan ratusan orang tengah berlatih ilmu kanuragan, te