“Kami akan mempertimbangkan ucapanmu tadi kisanak, tapi kau harus memberitahukan dulu namamu pada kami”. ucap salah seorang diantara mereka lagi, ditempatnya Bintang terlihat berfikir sejenak, dan ;
“Orang-orang persilatan menyebutku Ksatria Pengembara”. ucap Bintang akhirnya, tapi ucapan singkat itu justru membuat perubahan hebat diwajah kedua lelaki yang ada dihadapannya, bahkan raut wajah gadis berkerudung merah itupun ikut berubah.
“Ternyata dia adalah pendekar yang terkenal itu”. batin gadis berkerudung merah ini lagi seraya menatap kearah sosok Bintang.
“Baiklah pendekar, urusan ini tidak perlu kita lanjutkan lagi, tapi sebaiknya pendekar berhati-hati, ki Demang Wagata telah menyewa beberapa orang pendekar untuk menangkap gadis itu.”. ucap salah seorang dari kedua pendekar dari lembah lawu itu lagi.
“Baik, terima kasih atas pemberitahuan kisanak berdua”. ucap Bintang lagi seraya menjura hor
Lembah Bunga adalah sebuah lembah yang sangat terasing dari kehidupan dunia luar, sehingga tak banyak orang yang mengetahui tentang keberadaan lembah ini. Lembah Bunga adalah nama yang dibuat sendiri oleh Dewi Mawar Merah yang juga guru Mawar yang kini setelah gurunya meninggal, nama itu kembali disandang oleh Mawar sebagai namanya didunia persilatan.Dulu saat pertama kali Dewi Mawar Merah tiba dilembah itu, keadaan dilembah itu begitu hancur lantak oleh buasnya kehidupan alam, tapi berkat ketekunan dan ketelatenan Dewi Mawar Merah dalam menanam, merawat dan memelihara bunga-bunga mawar, kini hampir disepanjang jalan menuju kelembah itu dipenuhi oleh bunga-bunga Mawar yang tumbuh disana sini, dari jauh sungguh terlihat indah keadaan dilembah itu. Kini setelah Dewi Mawar Merah tiada, Mawarlah yang bertugas untuk menjaga dan memelihara semua itu.Keadaan di Lembah Mawar memang sangat indah dan inipula yang dilihat oleh Bintang saat pertama kali menjejakkan kakinya dilem
Pagi itu di Lembah Bunga, sosok seorang gadis berparas cantik jelita tengah berdiri menghadap sebuah batu besar yang ada tepat beberapa langkah dihadapannya. Mata indahnya tampak menatap tajam kearah batu beasr yang ada dihadapannya. Sosok dara jelita itu tak lain adalah sosok Mawar alias Dewi Mawar Merah. Tak jauh dari sosok Mawar, terlihat sosok seorang pemuda tampan berjubah biru yang tak lain adalah Bintang yang saat itu berdiri tak jauh darinya.Sesaat Mawar terlihat mengalihkan pandangannya kearah Bintang, dimana Bintang saat itu terlihat mengangguk pasti. Mawarpun terlihat mengangguk. Perlahan terlihat kedua tangan Mawar mulai terangkat dan secara perlahan tapi pasti, kedua telapak tangan Mawar terlihat bertemu diatas kepalanya dan dari kedua telapak tangan Mawar yang bertemu itu terlihat seperti membentuk sekuntum bunga yang sedang mekar.“Zzeeegghhh...! Hebat! dalam beberapa hitungan nafas saja, tiba-tiba saja dari kedua telapak tangan Mawar yang membent
Malam itu hujan turun dengan lebatnya, guntur dan kilat saling silih berganti menggema, angin menderu kencang. Dikamarnya Mawar sediktipun tak kuasa untuk memejamkan kedua matanya, sesekali terlihat tubuh indahnya berguling-guling diperaduannya, dan sesaat terlihat kedua matanya terbuka.Sudah dicobanya untuk tidur, tapi Mawar benar-benar tak bisa melakukan hal itu, malam itu perasaan hatinya begitu gembira dan sangat bahagia sekali mengetahui kalau cintanya disambut oleh Bintang dan perasaan itu pula yang malam ini yang membuatnya tak bisa tidur. Masih terbayang jelas dibenak Mawar saat tadi Bintang mencium bibirnya, pengalaman pertama yang pernah dialaminya, pengalaman yang takkan pernah dilupakan seumur hidupnya, pengalaman yang begitu indah.Perlahan terlihat Mawar memejamkan matanya Mawar terlihat begitu menikmati lamunannya, entah kenapa lamunannya mulai berkembang jauh, dalam lamunannya, Mawar membayangkan tubuh Bintang yang pernah dilihatnya beberapa waktu yang
Sebuah lembah tampak begitu indah terpampang dikejauhan, disejauh mata memandang, disini sini terlihat bunga - bunga mawar tumbuh dimana-mana sehingga semakin menambah indahnya panorama lembah tersebut.Lembah Bunga, demikian nama lembah yang saat ini tengah bicarakan, sebuah lembah yang tidak pernah diperhitungkan keberadaannya oleh banyak orang, karena dulu lembah itu memang merupakan lembah mati, hingga setelah seorang tokoh wanita yang berasal dari kalangan dunia persilatan datang dan mendiami tempat itu, dengan ketelatenan dan kesabarannya, dia mampu mengubah lembah mati itu menjadi sebuah lembah yang sangat indah dan sedap dipandang mata.Setelah Dewi Mawar Merah tiada, kini muridnya yang bernama Mawar yang menjaga lembah itu, dan sebagaimana kita ketahui pada kisah sebelumnya (Asmara Sang Pendekar), Bintang rela harus menunda perjalanannya untuk kembali ke Bukit Bayangan demi menolong Mawar dan menemani Mawar untuk tinggal sementara di Lembah Bu
“Aku bahagia sekali malam ini kang.”. “Aku juga bahagia Mawar”. Sesaat keduanya saling terdiam dan setelah sekian lama tidak ada yang membuka suara diantara mereka, Mawar mengangkat wajahnya dan kini dapat dilihatnya wajah Bintang yang sedang melamun. “Kang... Kang!”. ucapan Mawar membuat Bintang tersadar dari lamunannya. “Oh...iya ada apa ?” “Kakang melamun ya ?” “Ah, tidak”. “Jangan bohong kang, apa kakang sedang melamunkan seseorang ?” “Yah, aku memang tengah memikirkan seseorang Mawar. Dan dia seorang wanita ?” ucap Bintang lagi hingga kontan membuat wajah Mawar langsung berubah seketika. “Dia adalah bundaku Mawar.”. ucap Bintang cepat seraya tersenyum, Mawar terlihat tersenyum lega mendengar hal itu. “Kenapa, apakah Mawar pikir...”. “Ah tidak kang.”. ucap Mawar cepat, lagi-lagi Bintang tersenyum dan mengangkat tangannya, dibelainya wajah nan cantik jelita yang ada dihadapannya, Mawar meraih tangan Bintang dan menciumnya dengan hangat. “Tidak mungkin aku akan memikirkan
Sore baru saja datang menghampar saat langkah sepasang muda mudi ini memasuki pintu gerbang sebuah kademangan yang terlihat cukup ramai aktifitas para penghuninya. Sejenak langkah sang pemuda itu berhenti. Pemuda bermata tajam ini terlihat menatap keadaan didepannya. Sementara itu sosok gadis jelita yang berada disebelahnya ikut berhenti, tapi yang paling mencolok dari sosok gadis jelita ini adalah sekuntum bunga mawar merah yang menghias diujung rambutnya. Kedua muda mudi ini memang tak lain adalah Bintang dan Mawar adanya.Hari ini Bintang dan Mawar akan pergi untuk menuju ke Bukit Bayangan dan karena perjalanan untuk menuju ke Bukit Bayangan harus melewati Kademangan Sambodas, mau tak mau Bintang dan Mawarpun harus melewati tempat itu, Bintang hanya berharap kalau kejadian beberapa waktu yang lalu sudah terlupakan.“Jangan khawatir kakang, aku tidak lagi memikirkan dendamku lagi.”. ucap Mawar tiba-tiba seraya tersenyum, rupanya Mawar cukup mengerti kekha
Untung saja Bintang masih memiliki aji Tatar Netra dan Aji Mambang Bayu yang sudah beberapa kali menyelamatkan nyawa Bintang dari serangan Sepasang Pendekar Tombak Sakti ini. Tapi Bintang menyadari tak mungkin selamanya Bintang membiarkan dirinya menjadi incaran Sepasang Pendekar Tombak Sakti dengan tombak ditangan mereka. Sementara itu ditempatnya, Mawar terlihat begitu cemas melihat keadaan Bintang yang terdesak hebat, bahkan ; “Kakang.....bretttt...”. Mawar berteriak histeris saat salah satu tombak Sepasang Pendekar Tombak Sakti berhasil mengenai tubuh Bintang, tapi kemudian Mawar dapat menarik napas lega saat melihat hanya jubah Bintang yang sobek saat terkena sambaran ujung tombak tersebut, tapi kelegaan Mawar hanya berlangsung sesaat, karena disaat yang bersamaan satu tendangan keras dengan telak menghantam tubuh Bintang hingga kontan membuat tubuh Bintang terlempar deras kebelakang, titian gantung itu bergoyang dengan keras saat dihantam tubuh Bintang yan
“Kubunuh kau manusia bejat....hiyattt.”. sosok Mawar berkelebat kedepan. “Mawar jangan!!”. Bintang berteriak keras untuk mengingatkan Mawar, tapi terlambat sosok Mawar sudah melesat cepat kedepan, tapi sebelum serangan Mawar sampai, beberapa orang pendekar bayaran ki Demang Wagata telah menghadang didepannya. Pendekar-pendekar bayaran ki Demang Wagata berjumlah 6 orang, dan 2 diantaranya adalah adalah si Jarum Iblis dan si Tapak Beracun. Kedua pendekar bayaran ini sudah pernah berhadapan langsung dengan Dewi Mawar Merah dan saat itu kalau saja Bintang tidak menolongnya, mungkin Dewi Mawar Merah sudah tewas ditangan kedua pendekar bayaran ini. Untuk mengetahuinya baca (Asmara Sang Pendekar).“Serahkan dia pada kami ki demang.”. ucap si Tapak Beracun lagi.“Baik, tapi jangan sampai kalian menyentuh apalagi sampai melukai kulit tubuhnya yang indah itu, karena aku ingin menikmati tubuhnya terlebih dahulu sebelum di