Share

88. Bagian 10

last update Last Updated: 2021-09-08 17:16:14

“Itu juga yang saya tidak mengerti nyi, bagaimana kanda prabu bisa terkena segel kutukan selaput dara itu ?” ucap Putri Samudra lagi.

“Mungkinkah Ratu Bunian memiliki cara untuk melakukannya....” ucap Nyi ipat koco lagi.

“Oh tidak nyi, segel kutukan ini bukan berasal dari Ratu Bunian, tapi dipasang oleh seorang datuak dari nagari Negeri Batuah yang bergelar datuak malenggang dilangit.... saat itu Ratu Bunian menjadi tawanan datuak malenggang dilangit” jelas Bintang lagi hingga membuat wajah Nyi ipat koco dan Putri Samudra berubah.

“Negeri Batuah....” ulang Putri Samudra terkejut. “Jauh juga pengembaraan kanda ya” sambung Putri Samudra lagi.

“Dimaklumin aja kanjeng putri, gelar gusti prabukan Ksatria Pengembara, jadi wajar bila mengembara kemana-mana” sambung Nyi ipat koco ikut tersenyum.

“Oh ya gusti, apakah selain segel kutukan selaput dara itu, datuak malenggang dilangit juga menggunakan ilmu yang lain yang menempel di segel kutukan selaput dara ?” tanya Nyi ipat koco lagi. Kali ini wajah Bintang yang berubah mendengar hal itu.

“Benar nyi, waktu itu Ratu Bunian menyebut segel kutukan selaput dara welut putih....” ucap Bintang lagi teringat akan hal itu.

“Ajian welut putih... tidak salah lagi... ajian inilah yang membalikkan kutukan didiri Ratu Bunian hingga berpindah ke tubuh gusti prabu” ucap Nyi ipat koco lagi. Kali ini Putri Samudra dan Bintang ikut-ikutan mengangguk mengerti. “Karena sifat ajian welut putih ini bisa membalikan semuanya, baik itu pukulan, senjata sakti maupun segel kutukan seperti yang sekarang gusti prabu miliki” sambung Nyi ipat koco lagi.

“Apakah bisa ditangani nyi ?” tanya Putri Samudra lagi tak sabar.

“Segel kutukan selaput dara bila dimiliki oleh wanita maka akan membuat miliknya akan selalu rapat seperti perawan, tapi hamba baru dengar kalau segel kutukan selaput dara dimiliki laki-laki, maka pengendalinya harus selalu mencari lobang sorgawi wanita” ucap Nyi ipat koco lagi.

Bintang dan Putri Samudra tetap diam untuk mendengarkan kelanjutan ucapan nyi ipat koco.

“Biasanya segel ini hanya ini hanya bisa dicabut oleh orang yang memasangnya.... apakah gusti prabu sudah mencoba untuk menemui datuak malenggang dilangit ?” tanya Nyi ipat koco lagi. Bintang terlihat terdiam cukup lama, hingga ;

“Datuak malenggang dilangit sudah tewas nyi” ucap Bintang akhirnya.

Kini sedikit banyak Nyi ipat koco dan Putri Samudra mulai dapat menerka apa yang sebenarnya terjadi. Kemungkinan Bintang menyelamatkan Ratu Bunian dari tangan belenggu datuak malenggang dilangit, hingga terjadilah hubungan terlarang itu.

Nyi ipat koco kali ini terdiam cukup lama seperti tengah memikirkan hal itu.

“Apakah ada solusi yang lain nyi ?” tanya Putri Samudra lagi. Nyi ipat koco mengalihkan pandangannya kearah Putri Samudra, tapi masih tetap terdiam.

“Bukankah seharusnya kanjeng putri senang bila gusti prabu menjadi perkasa dan tahan lama...?” goda Nyi ipat koco lagi.

“Tanpa segel kutukan selaput dara, kanda prabu juga sudah perkasa nyi, apalagi ditambah segel kutukan selaput dara, waduh.... ngak kuat nyi... benar-benar gila” ucap Putri Samudra setengah berbisik dan tersenyum kecil, Nyi ipat koco ikut-ikutan tersenyum.

Obrolan sesama wanita ini hanya membuat Bintang tersenyum kecut sendiri.

“Ada sebuah pusaka yang mungkin bisa menolong gusti prabu” ucap Nyi ipat koco tiba-tiba.

“Apa nyi ?!!” ucap Putri Samudra dan Bintang hampir bersamaan.

“Pusaka alam lelembut yang bernama mustika anting lanang

“Mustika anting lanang...” ulang Bintang dan Putri Samudra saling pandang.

“Benar...mustika anting lanang ini mampu menekan semua kutukan yang ada didunia ini.... itu berarti termasuk segel kutukan selaput dara” ucap Nyi ipat koco lagi. Hingga membuat Putri Samudra dan Bintang mengangguk-angguk.

“Kalau begitu baiklah nyi, kami akan segera mengunjungi istana alam lelembut” ucap Putri Samudra lagi.

“Maaf kanjeng putri, sebaiknya gusti prabu jangan ikut ke istana alam lelembut ?!!” ucap Nyi ipat koco lagi hingga membuat Putri Samudra dan Bintang terkejut.

“Kenapa memangnya nyi ?” tanya Bintang cepat.

“Beberapa malam kedepan adalah malam bulan purnama... segel kutukan selaput dara yang gusti prabu miliki akan semakin menjadi-jadi bila malam bulan purnama....” ucap Nyi ipat koco lagi hingga membuat Bintang terkejut karena apa yang diucapkan Nyi ipat koco benar-benar pernah terjadi pada Bintang.

“Dimalam bulan purnama keadaan gusti prabu akan semakin menggila dan mengganas, hamba takut bila gusti prabu ikut kanjeng putri ke istana alam lelembut akan ada korban yang tak diinginkan” ucap Nyi ipat koco mengemukakan alasannya.

“Benar kanda... lebih baik kanda tunggu dinda di Bukit Bayangan, dinda lebih rela bila kanda bersama para istri daripada kanda sama yang lain” ucap Putri Samudra lagi hingga membuat Bintang mengangguk-angguk.

“Bila itu memang yang terbaik, baiklah...” ucap Bintang lagi akhirnya.

“Pokoknya sampai dinda kembali... kanda jangan pernah keluar dari Bukit Bayangan” sambung Putri Samudra lagi. Bintang tersenyum dan mengangguk.

Nyi ipat koco ikut tersenyum melihat keintiman da keakraban Bintang dan Putri Samudra yang akan membuat iri yang melihatnya.

-o0o-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status